• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Cerdas Otak, Cerdas Hati dan Cerdas Religi

Abd. Azis Tata Pangarsa by Abd. Azis Tata Pangarsa
March 24, 2022
in Opini
194 15
0
Cerdas Otak, Cerdas Hati dan Cerdas Religi
Share on FacebookShare on Twitter

Guru memang sosok yang sakral dan wajib sepertinya memiliki keutuhan intelektual. Mereka tidak hanya memiliki kemampuan profesional dalam mengajar, tetapi mereka sudah selayaknya terus belajar untuk membangun ketajaman budi, sebuah lanskap kemampuan cerdas dengan otaknya, hatinya dan agamanya.

Hari Sabtu, pukul 14.00 saya menghadiri undangan dari Bapak Kasi Pendidikan Madrasah (Pendma) Kementerian Agama Kabupaten Malang, Bapak Dr. H. Muhammad Arifin, M.Pd, untuk menghadiri acara penerahan nilai UAMBD (Ujian Akhir Madrasah Bersatndar Daerah), USBN (Ujian Sekolah Berstandar Nasional) dan sosialisasi petunjuk teknis penulisan blangko ijazah, bagi kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri dan Swasta di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Malang.

Dari beberapa yang disampaikan Bapak Arifin, ada satu hal yang menarik dan mengena di hati dan pikiran saya serta menyentuh relung hati perasaan saya, baik sebagai saya pribadi maupun status saya sebagai seorang guru. Beliau titip kepada para guru yang hadir dalam acara tersebut agar mendidik anak didiknya hingga menjadi anak yang cerdas otak, cerdas hati dan cerdas religi. Tentunya untuk menjadikan anak didik tiga hal di atas, seorang guru terlebih dulu juga harus memiliki tiga hal itu. Tidak mungkin guru berhasil menjadikan anak didiknya menjadi anak yang cerdas otak, cerdas hati dan cerdas religi kalau dalam diri seorang guru belum memiliki ketiga hal tersebut dalam dirinya secara satu kesatuan dan menyeluruh.

Akan saya terjemahkan dan uraikan maksud Bapak Arifin satu per satu sesuai dengan pemahaman saya. Pertama, cerdas otak, maknanya adalah seorang yang berprofesi guru semestinya adalah sosok manusia yang lebih daripada profesi lain pada umumnya, yaitu harus pandai dan terampil dalam menjalankan tugas, pokok dan fungsinya sebagai guru. Pandai dan terampil bisa dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, piagam penghargaan, prestasi, temuan inovasi pendidikan, kreatifitas mengajar, pengembangan media pembelajaran, kemampuan membimbing siswa hingga berprestasi dan lain sebagainya, terutama yang terkait dengan aktifitas guru.

S4 mungkin bermakna kuliah jurusan hakikat hidup di universitas kehidupan, yang bisa diambil hikmahnya setelah menjalani proses kehidupan yang tidak mudah, bagi orang-orang yang mau merenungi dan berpikir.

Pak Arifin mengatakan, seorang guru jangan sampai kalah dengan Kasi Pendma-nya yang sudah menyelesaikan S3 dan bergelar Doktor. Sampai Pak Arifin bergurau dengan mengatakan, “kalau perlu guru mengembangkan diri dengan kuliah sampai S4”. Yang saya pahami bahwasanya guru harus terus menerus belajar sepanjang hayat, karena kuliah S4 dalam lembaga formal itu tidak ada. S4 mungkin bermakna kuliah jurusan hakikat hidup di universitas kehidupan, yang bisa diambil hikmahnya setelah menjalani proses kehidupan yang tidak mudah, bagi orang-orang yang mau merenungi dan berpikir.

Pak Arifin berkata, “sekarang ini banyak orang yang cerdas otak tapi tidak cerdas hatinya”.

Kedua, cerdas hati, saya menafsirkannya adalah dimana seseorang yang dalam posisi memiliki kejernihan perasaan, kebaikan hati, ketulusan, ikhlas, adil, tanggungjawab dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, tidak tinggi hati, pemaaf, jujur, suka menolong, loyalitas tanpa batas, berintegritas, dan sifat-sifat baik lainnya yang mendarah daging dalam jiwa, hingga menjadi karakter dan sifat kesehariannya. Pak Arifin berkata, “sekarang ini banyak orang yang cerdas otak tapi tidak cerdas hatinya.” Karena itu kecerdasan otak semestinya diimbangi dengan kecerdasan hati.

Ketiga, cerdas religi, saya menerjemahkannya adalah seseorang yang memiliki rasa keimanan yang tinggi terhadap Allah Swt. Seseorang yang selalu merasa apa yang dilakukukannya dipantau oleh Allah Swt. Sehingga seseorang tersebut selain takut untuk berbuat keburukan atau kecurangan juga perilaku dan aktifitas kesehariannya senantiasa selalu diniatkan semata-mata untuk ibadah terhadap Allah Swt. Pak Arifin memiliki motto hidup yaitu; “layananku, ibadahku.” Bermakna beliau melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai Kasi Pendma, untuk melayani orang-orang yang membutuhkannya dengan semaksimal mungkin, sebagai bagian dari ibadah kepada Allah Swt.

Cerdas otak, cerdas hati dan cerdas religi, harus senantiasa terus menerus kita usahakan untuk kita miliki sebagai manusia pada umumnya dan sebagai manusia yang berprofesi sebagai guru pada khususnya.

Cerdas otak, cerdas hati dan cerdas religi, harus senantiasa terus menerus kita usahakan untuk kita miliki sebagai manusia pada umumnya dan sebagai manusia yang berprofesi sebagai guru pada khususnya. Agar kita sebagai guru juga bisa mengajarkan ketiga hal tersebut pada anak didik kita. Sehingga pada akhirnya terwujudlah generasi penerus bangsa yang cerdas secara intelektual, cerdas secara moral atau sikap dan cerdas dalam nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Ketiga hal tersebut semuanya diajarkan dalam lembaga yang berbasiskan nilai-nilai agama yaitu madrasah. Insyaallah.

Tags: cerdas otakhatikecerdasanreligi
Previous Post

Bothok, Geneman, dan Hasanah Kuliner Pedesaan

Next Post

Solusi Guru dalam Menghadapi Tantangan Zaman Now

Abd. Azis Tata Pangarsa

Abd. Azis Tata Pangarsa

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

February 15, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In