• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

CAK: Antara Penghormatan dan Tradisi

Repan Purba by Repan Purba
March 27, 2022
in Opini
192 10
0
CAK: Antara Penghormatan dan Tradisi
Share on FacebookShare on Twitter

Seringkali kita mengabaikan panggilan untuk orang yang lebih tua dengan menyebut namanya secara langsung. Bagi sebagian orang mungkin adalah hal yang biasa. Namun bagi sebagian yang lain, hal ini tentu dianggap ‘tidak sopan’. Apalagi di lingkungan pesantren, khususnya di Jawa. Panggilan ‘cak’ menjadi sebuah penghormatan bagi seorang adik kepada kakaknya. Selain sebagai penghormatan, panggilan ini sudah menjadi tradisi di kalangan santri.

KampusDesa–Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Berawal dari adanya Zawiyah yang diadakan oleh para ulama Sufi kemudian berkembang menjadi tempat pendidikan bagi para murid atau santri yang ingin menimba ilmu. Pada tahap perkembangan berikutnya, pesantren terus bermunculan di seluruh wilayah Indonesia dan tidak selalu didirikan oleh ulama tasawuf. Sampai sekarang keberadaan pesantren sudah menjadi bagian integral dari sistem pendidikan yang ada di Indonesia.

Secara umum pesantren merupakan lembaga pendidikan “Tafaqquh Fiddin” atau lembaga pendidikan agama Islam. Di pesantren diajarkan berbagai fun atau cabang ilmu keislaman baik menyangkut aqidah, ibadah maupun muamalah. Termasuk diajarkan pula pengembangan bahasa, utamanya bahasa Arab. Disamping itu, yang tidak kalah penting adalah pengajaran dan pengembangan akhlak atau tata krama.

Pengembangan akhlak atau moral di pesantren sejauh ini banyak yang menilai lebih berhasil dibandingkan dengan lembaga pendidikan yang lain. Hal ini dikarenakan pendidikan moral atau tata krama di pesantren tidak sekedar diajarkan, melainkan langsung dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan moralitas itu langsung bisa diketahui dan dijalani langsung oleh para santri. Apalagi peri kehidupan moral di pesantren langsung diteladankan oleh para kyai, ustadz, pengurus pesantren dan santri senior sebab semuanya hidup bersama selama 24 jam dalam satu lingkungan. Dengan demikian, santri sekalipun santri baru bisa langsung mengetahui bagaimana moralitas seorang santri kepada santri senior, kepada para ustadz, pengurus dan juga para kyai.

Salah satu tradisi menarik penanaman moral di pesantren, utamanya di Jawa adalah penggunaan panggilan “Cak” untuk para santri pria. Setiap menyapa teman, utamanya untuk teman santri yang lebih tua, selalu diawali dengan kata “Cak”. Para pengurus dan ustadz pun memanggil santri dengan panggilan cak.  Panggilan kepada teman yang tidak kenal pun cukup menggunakan kata Cak. Bahkan, para kyai pun memanggil santri juga tidak langsung memanggil namanya namun didahului dengan kata Cak.

“Cak”, dalam bahasa Indonesia sepadan dengan kata “Kakak”. Kata Cak berasal dari kata “Cacak” yang artinya kakak, yaitu saudara kandung yang lebih tua. Namun demikian, di pesantren kata Cak digunakan untuk panggilan kepada siapa saja, termasuk kepada teman yang usianya masih lebih muda.

Panggilan cak mengandung tiga makna, yakni sebagai bentuk penghormatan, menjalin keakraban, dan keteladanan dari orang yang terhormat.

Dari tradisi panggilan tersebut, jika kita cermati, ada beberapa makna yang terkandung di dalamnya yang patut untuk kita hayati sehingga bisa kita budayakan di lingkungan luar pesantren. Diantaranya mengandung makna:

Pertama, bentuk penghormatan.

Sudah menjadi pengetahuan setiap insan bahwa seseorang harus menghormati orang lain yang lebih tua. Penghormatan itu meliputi ucapan, sikap dan perbuatan. Jika ucapan, sikap dan perbuatan seseorang kepada orang yang lebih tua tidak sesuai maka seseorang itu bisa dikatakan sebagai orang yang tidak sopan. Diantara ucapan yang juga harus dijaga sebagai wujud penghormatan kepada orang yang lebih tua adalah dalam hal panggilan. Dalam budaya Jawa panggilan tidak boleh “jambal” atau tidak sopan misalnya dengan langsung panggil nama. Namun bisa menggunakan kata cak atau kang. Dalam tradisi pesantren,  penggunaan kata cak sebagai panggilan merupakan wujud rasa hormat kepada orang lain sekalipun bukan kakak kandungnya. Dengan pembiasaan sehari-hari tidak jambal,  diharapkan semua santri juga melakukan hal yang sama untuk menghormati sesama santri, utamanya yang lebih tua, setiap memanggil menggunakan kata Cak. Dengan demikian, setiap bertemu siapa saja santri tidak akan memanggil dengan panggilan “jambal”.

Kedua, menjalin keakraban.

Dibalik penghormatan, panggilan cak juga merupakan sarana menjalin keakraban diantara sesama santri. Walaupun sesama santri tiada saling kenal, apalagi di pesantren yang jumlah santrinya banyak,  ribuan atau puluhan ribu, panggilan cak merupakan panggilan akrab. Dengan panggilan cak akan terasa bahwa mereka satu nasib dan seperjuangan dalam pesantren. Dengan demikian seakan tiada sekat dan batas antara santri yang satu dengan lainnya.

Ketiga, keteladanan dari orang terhormat.

Santri senior, para ustadz dan pengurus pesantren serta kyai adalah orang yang dianggap terhormat di lingkungan pesantren.

Dalam tradisi pesantren, biasanya para ustadz, pengurus pondok dan juga kyai memanggil santri dengan panggilan cak ini mengandung makna keteladanan bagaimana menghormati orang lain,  bahkan kepada orang yang lebih muda. Dengan keteladanan ini diharapkan santri akan berfikir, orang yang lebih tua dan terhormat saja memanggil dengan panggilan yang sopan dan menghormati (tidak jambal) kepada yang usianya lebih muda, apalagi orang yang lebih muda harus lebih sopan dan hormat lagi kepada yang lebih tua, terlebih kepada para ustadz dan kyai.

Di tengah-tengah kondisi moralitas bangsa yang semakin memprihatinkan karena tata krama dalam kehidupan sehari-hari seakan semakin keropos, maka pembiasaan panggilan yang tidak jambal “cak” bisa menjadi alternatif penanaman karakter yang baik. Berawal dari pembiasaan sederhana ini, diharapkan lambat laun bisa meningkat kepada karakter baik selanjutnya. Wallahu a’lam bisshowab.

Editor: Faatihatul Ghaybiyyah

Tags: cakpesantrenpesantren rakyatpondokPondok Pesantren
Previous Post

Sebongkah Batu (1) Seri Literasi Lintas Generasi

Next Post

Sebongkah Batu (2) Literasi Lintas Generasi

Repan Purba

Repan Purba

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In