• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

Faatihatul Ghaybiyyah by Faatihatul Ghaybiyyah
March 25, 2022
in Opini, Psikologi Hari Ini
195 12
0
Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?
Share on FacebookShare on Twitter

Bullying kian marak terjadi. Tidak peduli siapa korbannya, pem-bully tetap saja beraksi. “Gak apa-apa, nangis aja. Nangis itu gak apa-apa. Sedih itu boleh kok!” Kata saya kepadanya. “Ibu tau dari mana kalo itu saya?” Tanya dia penasaran. Semula, dia hanya mengisyaratkan ceritanya dengan nama si A, si B, dan si C. Namun dari bahasanya, tampak jelas bahwa dia sedang memproyeksikan dirinya sendiri. Hari itu, materi kuliah membahas tentang bullying. Setelah perkuliahan usai, ada salah satu mahasiswi yang menghubungi saya, “Ibu, boleh saya curhat sebentar?” tulis dia kepada saya.

Kampusdesa.or.id – Bullying, kata yang tidak asing terdengar di telinga kita. Bahkan saat ini, semakin marak terjadi. Bukan hanya terjadi pada anak-anak di sekolah, namun juga terjadi pada mahasiswa di bangku kuliah. Mahasiswa saya contohnya.

Apa itu bullying? Menurut Olweus (1993), bullying merupakan penyalahgunaan kekuasaan secara sistematis dan didefinisikan sebagai perilaku agresif atau tindakan merugikan yang disengaja oleh teman sebaya yang dilakukan berulang kali dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan, baik aktual maupun yang dipersepsikan, antara korban dan pelaku intimidasi.

“Orang yang mencintai diri sendiri, tidak menyakiti orang lain. Semakin kita membenci diri kita sendiri, semakin kita ingin orang lain menderita.” -Dan Pearce

Secara psikologis, bullying terbagi menjadi tiga bentuk, diantaranya adalah bullying secara fisik, verbal, dan non-verbal. Contoh bullying secara fisik adalah menampar, menginjak kaki, dan meludahi. Memaki, menghina, mempermalukan di depan umum merupakan contoh bullying secara verbal. Sedangkan contoh bullying secara non-verbal adalah melihat dengan sinis dan menunjukkan ekspresi yang merendahkan.

“Seorang pem-bully berkelahi dengan orang yang lebih kecil dan lebih lemah darinya karena menurutnya itu menyenangkan.” – Tamora Pierce

Nah, bentuk bullying yang dialami mahasiswa saya adalah bentuk bullying secara verbal. dia dipermalukan di depan umum oleh teman-temannya, tepatnya dipermalukan dalam dunia maya, yang lebih sering kita dengar dengan nama cyberbullying. 

Singkat cerita, hari itu materi kuliah membahas tentang bullying. Setelah perkuliahan usai, ada salah satu mahasiswi yang menghubungi saya,

“Ibu, boleh saya curhat sebentar?” Tulis dia kepada saya.

“Boleh dong, silakan,” Jawab saya

Lalu dia bercerita panjang lebar perihal isi hatinya,

“Gak apa-apa, nangis aja. Nangis itu gak apa-apa. Sedih itu boleh kok!” Sahut saya kepadanya.

“Ibu tau dari mana kalo itu saya?” Tanya dia.

Semula, dia malu mengakui bahwa itu adalah dirinya. Jadi, sedikit banyak ada emosi yang tertahan di dalamnya. Dia hanya mengisyaratkan ceritanya dengan nama si A, si B, dan si C, namun dari bahasanya, tampak jelas bahwa dia sedang memproyeksikan dirinya sendiri.

“Udah, nangis aja kalo mau nangis, sini peluk!” Jawab saya dengan membubuhi ’emoticon hug’ untuknya. Lalu, dia menangis sejadinya!

Kejadian tidak menyenangkan yang dialaminya, ternyata menyisakan trauma jangka panjang. Bagaimana tidak, perlakuan buruk teman-temannya telah tersimpan dalam memori jangka panjangnya. Dan, setiap kali mengingatnya, dia menangis dan menangis, menyisakan trauma seumur hidup!

Bullying lainnya dialami oleh mahasiswa saya ketika dia masih duduk di bangku SMP. Bayangkan, bangku SMP hingga bangku kuliah, ada jarak berapa tahun dan dia masih mengingatnya dengan baik!

“Saya dikucilkan, bu! Karena itu, saya jadi takut untuk berangkat ke sekolah! Saya jadi gak mau sekolah karena takut dengan teman-teman saya!” Jelasnya.

“Usually people don’t see beyond the surface of things and cannot understand more other than the obvious; they are used to judging a book by its cover, and that is why they don’t hesitate to bully.” -Maria Karvouni

Benar saja, seringkali seseorang hanya melihat dari ‘cover’ atau ‘sampul’ sebuah buku, hingga lupa bahwa ada isi buku yang masih bias ditelaah lebih jauh. Menilai dari luar inilah yang membuat orang yang ‘merasa’ lebih kuat menjadi berlaku semaunya sendiri. Padahal, sudah jelas bahwa setiap orang mempunyai kelemahan dan kelebihan, sesuai dengan porsinya masing-masing.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dieter & Suzet (2015) dalam jurnal Archives of Disease in Childhood menunjukkan bahwa bullying mempunyai efek jangka panjang, diantaranya adalah korban bullying berada pada peningkatan risiko depresi dewasa muda, berisiko lebih tinggi mengalami pengalaman psikotik pada usia 18 tahun, lebih cenderung memiliki kesehatan umum yang buruk, sakit tubuh serta mengembangkan penyakit serius di masa dewasa muda, status kesehatan yang lebih buruk dan pemulihan yang lambat dari penyakit, serta memiliki risiko lebih tinggi untuk bunuh diri di masa dewasa muda.

Lalu, ketika saya bertanya kepadanya, “Gimana cara kamu ngatasi itu?” 

“Orang tua saya menguatkan saya bu! Pelan-pelan saya mulai berani ke sekolah dan saya menemukan teman-teman yang bisa mengerti saya!”, Jawabnya.

“Bullying is a horrible thing. It sticks with you forever. It poisons you.
But only if you let it.” -Heather Brewer

Family support (dukungan keluarga) dan social support (dukungan sosial) mempunyai peran penting dalam proses healing (penyembuhan) korban bullying. Bagaimanapun, bullying merupakan hal yang mengerikan dan melekat seumur hidup jika kita membiarkannya! Tugas kita adalah menjauhkan diri dari orang-orang yang akan merusak kesehatan mental kita.

“Gak perlu buang waktu dan tenaga hanya untuk orang-orang yang benci kamu. Fokus pada orang-orang yang kamu cintai dan mencintai kamu! Fokus pada pengembangan diri kamu, potensi kamu! Orang-orang tidak baik di manapun tetep ada, seenggaknya kamu udah belajar gimana cara ngatasi orang-orang seperti itu! Okay! Kamu kuat, kamu hebat!” Begitulah kurang lebih pesan saya kepadanya dan perlahan, air mata itu terhenti.

Kadang, kita hanya perlu didengarkan,
dikuatkan, dan dipastikan bahwa kita baik-baik saja.
-Haniffa Iffa

Tags: bullyingcyber bullyingkampus desa indonesiaMahasiswapsikologi hari inisiswa
Previous Post

Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

Next Post

12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

Faatihatul Ghaybiyyah

Faatihatul Ghaybiyyah

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Gulat dengan Sang Profesor
Kuliah Desa

Gulat dengan Sang Profesor

by Mohammad Mahpur
October 1, 2022
0
169

KAMPUSDESA.OR.ID--Gulat dengan sang profesor kecil menjadi pengalaman bermain menarik waktu itu di sepah (sampah tebu hasil penggilingan). Masa kecil yang...

Read more
Keluar dari Efek Lampu Sorot
Psikologi Hari Ini

Keluar dari Efek Lampu Sorot

by Redaksi
April 8, 2022
0
98

Jiwa sosial itu layaknya sudah menjadi keterampilan “bertahan hidup” tingkat dasar yang perlu dilatih sebagai modal bagi manusia untuk disebut...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In