Belajar dari Petani Milenial, Penggerak Ekonomi Pedesaan

Benu Nuharto, salah satu contoh konkrit pemuda Lamongan yang mau terjun di bidang pertanian. Meski komoditas yang dipilih tidak umum di desanya, namun ia mampu memberikan teladan kesuksesan. Melon golden kinanti di lahan garapannya telah panen melimpah ruah.

Mengaca akan hal itu tidak heran jika banyak yang ingin belajar di sana, mulai dari mahasiswa agrobisnis, pegawai dinas pertanian, beberapa dosen, dan sekelompok pelajar dari SMA Wahid Hasyim Model Sumberwudi Karanggeneng Lamongan juga menjadikan lokasi lahan budidaya melon tersebut sebagai tempat melakukan Praktik Kerja Lapngan (PKL) berbasis Agropreneur.

RelatedPosts

Lokasi lahan budidaya (greenhouse) terletak di Desa Turibanjaran Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan. Dengan lahan 1.500 meter persegi ini dalam kurun waktu dua bulan mampu menghasilkan melon dengan total keseluruhan sekitar 4,5 ton. Adapun kisaran harga jualnya dibanderol 10.000-11.000 rupiah/kilogram. Panen melon hasil budidaya Benu yang dibantu oleh dua pekerja didistribusikan ke pasar tradisional, minimarket, hingga riset besar. Adapun keuntungan bersih yang diraup mencapai 25-30 juta per sekali panen.

Dulur, ini adalah mas Benu, Petani milenial yang bertani melon dengan model greenhouse. Melon ini enak dan manis karena minim pestisida dan kimia. Saat ini melonnya masuk di pasar modern. Satu tahun bisa panen sampai 4 kali. Ini bisa menjadi inspirasi dulur-dulur dalam bertani model sekarang. Keuntungannya juga luar biasa

H. Yuhronur Efendi, MBA–Bupati Lamongan

Akibat kiprahnya yang luar biasa, hasil panen melon golden milik Benu telah diapresiasi oleh pemerintah kabupaten Lamongan. Dalam hal ini Bupati Lamongan Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA melalui kanal facebook sampai memberikan testimoni. “Dulur, ini adalah mas Benu, Petani milenial yang bertani melon dengan model greenhouse. Melon ini enak dan manis karena minim pestisida dan kimia. Saat ini melonnya masuk di pasar modern. Satu tahun bisa panen sampai 4 kali. Ini bisa menjadi inspirasi dulur-dulur dalam bertani model sekarang. Keuntungannya juga luar biasa,” ujarnya.

Terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, melon merupakan salah satu komoditas yang tidak terdampak dan masih banyak diminati apalagi dengan nilai gizi dan nutrisinya yang sangat tinggi, tentu bagus untuk kesehatan.

“Komoditas melon ini salah satu yang tidak terdampak pandemi. Proses penanaman sampai pada penjualan juga tidak ada masalah. Ini adalah sebuah peluang untuk membantu ketahanan ekonomi di desa,” papar direktur Capil Hitam Corp. ini.

Maka dapat disimpulkan jika setiap desa mampu mengembangkan usaha serupa dan dikelola dengan baik serta didampingi oleh dinas terkait, maka hasilnya akan maksimal dan mampu membantu dalam mengentas angka pengangguran maupun secara tidak langsung memberikan kontribusi sebagai penggerak ekonomi pedesaan. []

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.