• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Bacon, Perintis Empirisme

M. Khusnul Khuluq by M. Khusnul Khuluq
March 30, 2022
in Opini
198 6
0
Bacon, Perintis Empirisme
Share on FacebookShare on Twitter

Salah satu tokoh penting empirisme adalah Francis Bacon. Hidup sekitar tahun 1561 hingga 1626. Seorang filsuf Inggris. Salah satu tokoh modernisme awal. Pelopor gerakan empirisme, dimana empirisme

Kampusdesa.or.id-Francis Bacon merupakan salah satu tokoh modernisme awal. Dia adalah putra dari seorang pejabat pada masa pemerintahan Ratu Eilzabeth. Sempat mengenyam pendidikan di Cambridge. Ayahnya meninggal ketika dia berumur delapan belas tahun. Dalam sebuah riwayat, dia mempelajari hukum kemudian menjadi pengacara.

Karyanya yang terkenal adalah Novum Organum. Judul lengkapnya adalah Novum Organum, Sive Indicia Vera de Interpretatione Naturae (New Organon, or True Directions Concerning the Interpretation of Nature). Buku ini dipublikasikan pertama kali dalam bahasa Latin tertahun 1620.

Pikiran Seorang Bacon

Bagaimana membangun objektivitas? Bagaimana mendapatkan gambaran yang objektif terkait sebuah objek? Inilah pertanyaan yang berusaha dijawab oleh Bacon dengan filsafatnya. Secara sederhana, Bacon hendak mengajarkan bagaimana memperoleh pengetahuan yang objekif.

Bagi Bacon, ada semacam tembok penghalang yang berada antara objek dengan pengamat. Bacon menyebutnya dengan istilah “idols.” Yang bisa kita tafsirkan dengan kata “berhala”.

Berhala-berhala itulah yang menjadi penghalang antara pengamat dengan objek. Dia menyebutnya dengan berhala, karena entitas itulah yang menggerogoti objektifitas. Juga sulit untuk mengikis entitas ini.

Menurut Bacon, ada empat macam idols. Yakni, the Idols of Tribe,  the Idols of the Cave, the Idols of the Market Place, dan the Idols of the Theatre. Untuk mendapatkan perspektif yang objektif, keempat idols ini harus dimusnahkan.

Pertama, the Idols of Tribe. Ini semacam keajekan ilmiah. Sehingga merasa tidak perlu dipertanyakan lagi.  Adapun jika ada pengecualian, dianggap mukjizat. Tidak perlu dipelajari atau dipertanyakan. Pikiran semacam itu menjadi prasangka kolektif. Sehingga tidak perlu lagi dibongkar.

Kedua, the Idols of the Cave. Artinya, pengalaman, pengetahuan, minat, itu semua berpengaruh terhadap cara kita melihat objek. Sehingga, sangat mungkin kita akan terbawa pada perspektif yang biasa dan subjektif. Akibatnya, tidak ada objektifitas.

Ketiga, the Idols of the Market Place. Ini adalah pikiran yang mengacu pada keyakinan, atau juga ideologi. Sehingga, kerap kali otoritas religius berpengaruh pada penilaian kita pada objek. Atau bahkan, objek tersebut menjadi tidak teruji. Karena tertutup tameng religius.

Empat, the Idols of the Theatre. Saya pahami ini sebagai ortodoksi. Dimana sebuah pemikiran akan bernasib seperti teater. Menjadi populer, kemudian tamat ketika selesai dipentaskan. Karena pikiran semacam ini adalah refleksi subjektif para pemikir. Bukan objek yang tetap dan abadi.

Selain pikiran tentang idols, Bacon juga memperkenalkan metode induksi. Metode ini masih digunakan dewasa ini. Menurutnya, pengetahuan adalah akumulasi antara ide dan pengamatan. Di sini pentingnya pendekatan empiris dalam memperoleh pengetahuan.

Induksi bukan hanya generalisasi. Tapi bagaimana menemukan pola umum atau prinsip-prinsip umum dari objek yang diamati atau dari eksperimen-eksperiman yang dilakukan.

Memang, metode seperti ini telah digunakan sebelumnya. Namun, keberatan Bacon terletak pada ketergesa-gesaan dalam melakukan generalisasi.

Bagi Bacon, tidak perlu hipotesis dalam melakukan pengamatan. Di sini semangat empirisme begitu tampak pada Bacon. Ini yang membuat Bacon menuai kritik dari beberapa pemikir.

Refleksi Atas Bacon

Bacon adalah perintis empirisme. Itu jelas. Metode yang diajukan oleh Bacon menjadi salah satu fondasi ilmu pengetahuan modern. Di sini peran penting Bacon dalam tatanan ilmu pengetahuan.

Teori tentang idols yang diajukan oleh Bacon adalah teori yang sangat radikal dalam konteks ilmu pengetahuan. Ini menunjukkan keseriusan Bacon dalam memperoleh pengetahuan yang objektif.

Teori tentang idols dapat kita rumuskan secara sederhana dalam sebuah diktum, “tidak ada apapun yang lebih penting dalam ilmu pengetahuan selain objektifitas.” Dari situ, tampak idealisme Bacon begitu kuat dalam ilmu pengetahuan.

Tentang metode induksi yang diajukan. Bacon tampaknya mengabaikan deduksi. Bagi saya, pengabaian atas deduksi yang ditunjukkan oleh Bacon adalah simbol kemerdekaan ilmu pengetahuan. Tidak ada yang lebih agung dari kemerdekaan dalam ilmu pengetahuan.

Dalam metode yang diajukan juga tampak dedikasi Bacon terhadap ilmu pengetahuan. Yakni bagaimana mengedepankan kejujuran terhadap objek pengamatan. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan harus menjunjung tinggi objektifitas. []

Previous Post

Review Buku Money – Yuval Noah Harari

Next Post

Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

M. Khusnul Khuluq

M. Khusnul Khuluq

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In