• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Review Buku Money – Yuval Noah Harari

Hanif Nanda Zakaria by Hanif Nanda Zakaria
March 25, 2022
in Opini
196 12
0
Review Buku Money – Yuval Noah Harari
Share on FacebookShare on Twitter

Sebuah buku bersampul kuning dengan kutipan cukup nylekit dari Karl Marx dan Adam Smith, seolah cukup bikin orang penasaran. Uang adalah alasan kita berkelahi, kutipan dari Marx dan semua uang adalah soal kepercayaan, kutipan dari Smith, seakan menggambarkan bahwa buku itu membahas ndakik-ndakik soal kapitalisme, liberalisme dan seabrek istilah ekonomi lain. Namun, ternyata bukan itu saja bahasan pada buku berjudul Money karya Yuval Noah Harari tersebut.

Kampusdesa.or.id-Buku berjudul Money dari Yuval Noah Harari lebih dari perkiraan kita. Buku yang diterjemahkan menjadi Hikayat Uang dan Lahirnya Kaum Rebahan itu membedah secara tajam asal-usul uang. Sembahan baru umat manusia itu punya hikayat panjang dengan tarian sejarah yang tak kalah pelik pula.

Secara garis besar, buku Money terbagi dalam tiga bagian. Bagian pertama, Yuval mendedah bagaimana uang terbentuk sejak jaman Hernan Cortez mulai menjelajahi Meksiko hingga uang menjadi bagian inheren dalam hidup manusia. Bagian kedua, Yuval membahas uang dalam bentuk kredit, sejarah bagaimana kredit menjadi pilihan bangsa-bangsa Eropa sebagai bagian dari penaklukan atas bangsa-bangsa lain, alih-alih patungan untuk membiayai perang, hingga raja-raja zaman modern yang didominasi kaum pemakai jas Versace, bukan para pesohor berjubah sutra atau emas. Bagian ketiga, Yuval memproyeksikan bagaimana umat manusia menghadapi tantangan masa depan yang keberadaannya bisa saja tergeser ras baru bernama artificial intelligence (kecerdasan buatan).

Uang adalah sebuah sistem kepercayaan paling universal dan paling efisien yang pernah diciptakan.

Yuval mendedahkan bahwa uang (money) bukan semata alat tukar. Uang adalah sebuah sistem kepercayaan paling universal dan paling efisien yang pernah diciptakan. Anda akan tenang berada di luar rumah Anda karena Anda percaya uang yang Anda punya juga dipercaya oleh orang lain. Anda dapat menukarkan uang Anda kepada orang lain agar Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan. Tak peduli apa itu barang atau jasa, Anda bisa dapatkan dengan uang.

Namun, apakah uang yang sebenarnya beredar selama ini jumlahnya sama dengan populasi manusia seluruh dunia? Ternyata, tidak. Yuval menulis bahwa uang yang sebenarnya beredar jauh lebih sedikit. Sisanya tersimpan pada server-server komputer, dalam bentuk rekening, lewat pertukaran data elektronik tanpa melibatkan peran uang fisik. Sepanjang transaksi bisa dilakukan secara elektronik, hal itu lebih baik karena tak memakan waktu lama, tak butuh banyak tempat dan lebih mudah dihitung daripada lembaran-lembaran uang kertas atau kilauan koin-koin.

Dengan demikian, uang jadi alat tukar yang memungkinkan orang mengonversi berbagai hal.

Dengan demikian, uang jadi alat tukar yang memungkinkan orang mengonversi berbagai hal. Otot ditukar dengan otak saat pensiunan pegawai ingin membayar kebutuhan kuliah anaknya. Kesehatan ditukar dengan keadilan saat dokter ingin membayar pengacara. Bahkan, perbuatan cabul ditukar dengan harapan ampunan saat wanita tuna susila tidur dengan pria, lalu hasil darinya dipakai untuk membeli surat penebusan dosa.

Bagian selanjutnya, Yuval bercerita tentang bagaimana adanya uang untuk membeli masa depan, dengan sistem bernama kredit. Seperti umum diketahui, VOC pernah menjajah Indonesia dan mereka adalah kumpulan para pedagang, bukan negarawan. Yuval bercerita panjang bagaimana kongsi dagang asal Belanda itu membangun kejayaan mereka dengan kredit. Mereka mencari investor hingga menjual saham-saham mereka di negara asal. Dari penjualan itu mereka membiayai perjalanan penaklukan ke daerah-daerah lain.

Yuval juga bercerita berkaitan uang dengan perkembangan keilmuan. Betapa banyak uang yang disuntikkan untuk inovasi atau pengembangan ilmu pengetahuan. Namun uang yang sudah diberikan itu bukan tanpa disertai pertanyaan balik, apakah penemuan yang ada bisa melipatgandakan modal yang sudah diberikan. Bila tidak, sulit kiranya rencana inovasi atau pengembangan keilmuan itu bisa berjalan. Dan, benar apa kata Yuval, pemerintah atau negara yang mencetak uang, ilmuan yang membayar tagihannya.

Perihal uang yang mendanai inovasi, nampaknya manusia harus bersiap dengan kemungkinan munculnya ras kecerdasan buatan (artificial intelligence). Seperti apa ras itu hingga manusia harus menaruh perhatian lebih?

Kebiasaan bertransaksi elektronik manusia sudah mengalami perubahan signifikan. Orang tak perlu antre pesan makanan. Ia bisa datang sendiri dengan sentuhan jari pada layar ponsel, lengkap dengan senyum dan sapa pengantarnya. Orang tak perlu berdesakan di mall untuk beli baju. Ia bisa datang sendiri, bahkan bila mujur, bisa dapat potongan harga yang lumayan. Saat sakit pun, orang cukup konsultasi ke dokter lewat ponsel, hasil diagnosa dan obatnya bisa terkirim ke rumah orang tersebut.

Kecerdasan di atas bukan diiringi tanpa ancaman. Kecerdasan-kecerdasan itu memang dimiliki oleh manusia sejak lama, dan sebentar lagi akan digantikan oleh mesin-mesin. Namun, apakah mesin-mesin itu punya kesadaran?

Seorang sopir bisa saja menyetir sambil mendengarkan musik, menikmati keindahan alam sekitar sembari ngobrol dengan penumpang. Tapi kecerdasar buatan, berbeda. Ia hanya tahu bagaimana mencari rute tercepat dan teraman dari titik A ke titik B dan memastikan penumpangnya selamat. Seorang dokter punya sentuhan-sentuhan yang tak dimiliki oleh robot dokter yang hanya bisa memberi analisa dan resep obat.

Bila kita merasa ngeri dengan kecerdasan buatan yang ada, jutaan orang lain secara sukarela menerima dan setuju dengannya. Mereka dengan sukarela memberikan privasi dan individualitas pada tangan-tangan kecerdasan buatan. Pergeseran dari manusia ke algoritma ini bukan keputusan pemerintah, namun akibat banjirnya pilihan keseharian.

Maka, bila tiap manusia itu individu, sedangkan ia sudah melepaskan semua privasinya pada algoritma, hendak menjadi apa umat manusia nantinya. Batasan-batasan individu menjadi kabur. Akankah ia masih berharga secara kolektif atau makin kehilangan nilai mereka seutuhnya.

Dalam film Kung Fu Panda 3, Master Shifu bercerita pada Poo bahwa Master Oogway bertapa dalam gua selama 30 tahun untuk menjawab satu pertanyaan, siapa saya. Sebentar lagi, kita, manusia, menghadapi tantangan kecerdasan buatan di atas. Lalu, siapa sebenarnya kita? Wallahu a’alam.

Tags: hararimoneynoahuangyuval
Previous Post

Kemerdekaan dan Kebebasan

Next Post

Bacon, Perintis Empirisme

Hanif Nanda Zakaria

Hanif Nanda Zakaria

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

February 15, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In