• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Merumahkan Sekolah atau Sekolah Telah Mati

Mohammad Mahpur by Mohammad Mahpur
March 27, 2022
in Opini, Pendidikan Hari Ini, Psikologi Hari Ini
191 12
0
Merumahkan Sekolah atau Sekolah Telah Mati
Share on FacebookShare on Twitter

Pandemi adalah peluang berefleksi tentang sekolah. Perbedaan budaya rumah dan sekolah semestinya menjadikan sekolah mawas diri. Apalagi situasi mental kita dibayang-bayangi efek Covid-19. Ketika sekolah tetap ngotot mengendalikan budaya belajar ala sekolah, apa tidak berarti sekolah telah mengimperialisasi budaya rumah kedalam logos sekolah?

Kampusdesa.or.id–Saya pikir, work from home, dipahami berbeda dengan sekolah. Jika saya menyebut sekolah adalah belajar ilmu pengetahuan basisnya teks, maka semestinya sekolah sudah mati.

Bagaimana tidak, wong pekerjaan latihan tes dikerjakan secara online antar siswa, sehingga mereka bisa leluasa bekerja sama menjawab soal-soal dengan teman-temannya secara online juga. So, hasil latihan tes bersifat diskusi (nyontek berjamaah). Bukan asli kemampuan otonom siswa. Guru sebaiknya menilai latihan tes hanya stimulus diskusi, bukan tes asli kemampuam siswa secara otonom.

Jika sekolah tetap bersikukuh, ya kita sebagai pendidik perlu inatrospeksi. Sekolah sebenarnya telah mati dengan work from home. Tapi apakah sekolah tetap bersikukuh mempertahankan hegemoninya? Cara belajar anak sudah canggih, maka sudah tidak laku lagi jika sekolah tetap ngotot tidak berubah.

Ya, Sekolah Telah Mati

Anak-anak saya yang akhirnya jadi subyek observasi saya, merangsan kegundahan saya tentang sekolah. Dia ternyata mulai bermain dunia memasak. Syukurlah, ibunya juga menunjukkan aktifitas talenta memasak, meski lulusan Pendidikan Guru. Ibunya pensiun tidak mengajar di sekolah. Tapi justru saat ini dia menjadi guru di rumah. Bahkan tidak lagi guru konvensional. Dia telah menjadi fasilitator cooking, sekali lagi bukan guru.

Dalgona mixes Boba adalah belajar yang memberi dia ketrampilan hidup melampaui stres latihan soal dan mengisi ruang kosong masa pandemi menjadi kesempatan baru belajar memasak.

Ibunya hanya menjadi teman dalam sebuah inisiatif kuat anak-anak. Mereka mencari sumber belajar dengan daring. Tak ada penilaian, kecuali apresiasi dan perayaan kegembiraan karena berhasil menemukan racikan

Jelas tidak ada kurikulum, bahkan guru pun tiada. Ibunya hanya menjadi teman dalam sebuah inisiatif kuat anak-anak. Mereka mencari sumber belajar dengan daring. Tak ada penilaian, kecuali apresiasi dan perayaan kegembiraan karena berhasil menemukan racikan Dalgona dan Boba yang lagi hits. Saya bilang, “yes, karya otentikmu mampu menyaingi kafe, baik rasa dan performen Dalgona mixed Bobamu.” Justru masukan saya menjadi inspirasi tambahan menu kafe lo. Heee.

So, seandanya ini menjadi paket sekolah, alangkah ajaibnya bahwa di rumah dengan belajar memasak yang sesuai dengan minat besar anak, telah melahirkam karya sophisticated. Lebih fungsional kan. Jika eksplorasi ini menjadi latihan memperkaya ilmu pengetahuan, maka anak-anak diinstruksikan dari jauh oleh guru untuk membikin cerita secara bebas sebagai tugas. Jadi bukan dites dengan soal-soal. Lah wong mengerjakannya dengan kolaborasi. Jelas saling bertukar wawasan dan membangun sintesis, lalu menuangkan dalam karya.

Anak-anak akan mengalami momentum besar dalam sejarah hidupnya kini. Sejarah tentang sekolah di rumah. Work from home menjadi revolusi emas anak-anak.

Saya membayangkan jika hal ini menjadi laporan sekolah, maka anak-anak akan mengalami momentum besar dalam sejarah hidupnya kini. Sejarah tentang sekolah di rumah. Work from home menjadi revolusi emas anak-anak.

Saya akhirnya berpendapat, ok, sekolah harus dirumahkan (merumahkan sekolah). Kita bisa memberi kesempatan anak dan keluarga membikin kesepakatan belajar. Kurikulumnya melekat di keluarga, bukan dihujamkan dari sekolah yang menjadikan anak tetap buta dan bisu dengan budaya rumah.

Budaya rumah tidaklah sama dengan budaya sekolah. Dan saya berpikir, sekolah tidak lagi peka dengan budaya asli di rumah. Jika sekolah tak bergeming, maka kesempatan pandemi ini tak menjadi inspirasi apapun, kecuali sekolah egois memaksakan kepalsuannya dalam kebutuhan hidup otentik anak-anak. Dan anak lebih stres. Dunia asik dirumah yang tetap direnggut oelh sekolah.

Mari, pendapat Anda lebih baik dikirim ke kampusdesa saja daripada tercecer dalam komentar.

Tags: belajar dirumahCOVID-19work from home
Previous Post

Belajar Bisnis Digital di Tengah Wabah Virus Corona

Next Post

Anggrek di Pojok dan Paskah yang Sunyi

Mohammad Mahpur

Mohammad Mahpur

Ilmuan Psikologi Sosial, Peace Activist and Gusdurian Advisor, Writer, Pemberdaya Masyarakat dan Komunitas. Founder Kampus Desa Indonesia. Memberikan beberapa pelatihan gender, moderasi beragama, dan metodologi penelitian kualitatif, khusus pendekatan PAR

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Gulat dengan Sang Profesor
Kuliah Desa

Gulat dengan Sang Profesor

by Mohammad Mahpur
October 1, 2022
0
169

KAMPUSDESA.OR.ID--Gulat dengan sang profesor kecil menjadi pengalaman bermain menarik waktu itu di sepah (sampah tebu hasil penggilingan). Masa kecil yang...

Read more
Keluar dari Efek Lampu Sorot
Psikologi Hari Ini

Keluar dari Efek Lampu Sorot

by Redaksi
April 8, 2022
0
97

Jiwa sosial itu layaknya sudah menjadi keterampilan “bertahan hidup” tingkat dasar yang perlu dilatih sebagai modal bagi manusia untuk disebut...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

February 15, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In