Alex Ferguson MU dan Fasilitator Pendamping Desa

325
SHARES
2.5k
VIEWS

Bagi pencinta sepak bola, pasti sudah familiar dengan nama ini, Alex Ferguson yang kemudian mendapatkan gelar Sir dari kerajaan Inggris karena prestasinya mampu mengharumkan nama negara Inggris dalam hal persepakbolaan di dunia. Alex Ferguson di dunia sepak bola adalah jaminan kesuksesan. Dia menjadi kunci keberhasilan Manchester United yang menjelma menjadi klub raksasa dunia.

Ia (Alex Ferguson) menerapkan kedisiplinan luar biasa pada setiap punggawa United. Ia juga memposisikan sebagai mentor, motivator dan pembangun mental pemain-pemain muda United. Fergie (nama keren Alex Ferguson) juga memusnahkan budaya dan tradisi minum-minuman di Old Traford dengan mengeluarkan pemain-pemain yang sudah menjadi idola di United (Rose Kusuma, 2010. Alex Ferguson, Master of Old Trafford).

RelatedPosts

Apa relevansinya Sir Alex Ferguson dengan pendamping desa? Relevansinya adalah bagaimana pendamping desa yang mampu namanya menjadi jaminan keberhasilan suatu desa. Suatu desa akan mendapatkan manfaat secara bertahap naik atas pendampingan yang telah dilakukan dalam berbagai sisi. Komunitas/intitusi memiliki keyakinan bahwa pendamping desa yang ditempatkan memiliki kapasitas dan profesional dalam melakukan kerja pemberdayaan. Pendamping desa mampu untuk mengorganisir dan memoles kader desa untuk menjadi penggerak yang ada di desa,serta ada kemenangan kecil di desa, yang mampu menjadikan desa dampinganya bisa menjadi referensi desa lain dalam mewujudkan kemandirian desa. Kemenangan kecil bagi pendamping desa bisa seperti meningkatkannya jumlah usaha mikro menjadi kecil semisal, atau meningkatnya omset BUMDes.

Telaah Biografi Alex Ferguson

Merujuk biografi Alex Ferguson di buku Rose Kusuma, ada beberapa hal yang bisa dipetik dari membangun kesuksesan dalam karir dan hal ini menurut saya bisa di implementasikan dalam menssuport kualitas pendamping desa. Bukan saya menjustifikasi bahwa pendamping desa tidak berkualitas, akan tetapi bagaimana mereka juga menjadi bagian dari definisi keberhasilan dalam melakukan kerja pendamping desa.

“Istri saya selalu menyuruh keluar rumah sebelum jam 7 ( ke Old Trafford, markas Mu),” ungkap Alex Ferguson. Statement tersebut merupakan wujud dari dukungan keluarga Alex Ferguson dalam bekerja menangani club MU. Dukungan keluarga juga sangat penting bagi kita yang memposisikan diri pada bidang apapun, tak terkecuali pendamping desa. Spiritual keluarga sangat penting untuk membangun semangat dalam kerja pendamping desa. Tidak hanya bekerja secara passion saja, tetapi juga ada spiritual keluarga yang juga perlu untuk di “suntik” kan dalam setiap sentuhan dengan para pihak.

Selain dukungan keluarga yang memunculkan spiritual dalam bekerja,Alex Ferguson juga mampu mentransfer nilai-nilai positif dalam intitusi maupun tim MU. Terkesan otoriter akan tetapi juga demokratis. Menerapkan peraturan yang tidak konstruktif dan positif dalam komunitas. Dugem dan mabuk-mabukan di era Alex tidak ada, cangkrukan selepas latihan rutin untuk membangun chemistry pun menjadi rutinitas. Sehingga dengan demikian dengan pendamping desa, nilai-nilai positif dan konstruktif harus mampu untuk ditransfer dalam komunitas atau institusi. Memang tidak mudah menerapkan nilai-nilai baru pada situasi yang baru. Dengan komunikasi yang baik, komunikasi yang mampu memotivasi dan memberikan sudut pandang yang lebih luas spektrumnya, sehingga mampu menumbuhkan keyakinan akan suatu masa yang lebih baik.

Alex Ferguson sebelum menjadi pelatih MU, juga menjadi pemain sepakbola pada sebuah club di Scotlandia. Klub amatir Queens Park merupakan awal karir Alex Ferguson yang Sir ini. Ayr United adalah club terakhir yang di bela Alex Ferguson sebelum “menggantungkan” sepatunya. Jadi sangat benar apabila saat perekrutan pendamping desa dan tenaga ahli oleh Kementerian Desa PDTT menyertakan persyaratan bahwa pelamar harus telah melakukan kerja-kerja pemberdayaan. Dan tidak semua orang bisa untuk memoles potensi diri yang ada, seperti Alex Ferguson tersebut. Nah, ini yang sekiranya perlu di “sentuh” oleh tim dari kementerian desa PDTT agar muncul fasilitator yang lebih hebat. Hal itu mungkin perlu dilakukan penguatan kapasitas bagi pendamping, baik penguatan kapasitas bagaimana menjadi motivator yang baik, fasilitator yang baik ataupun menjadi character building.

Membangun mimpi

Sebelum menjadi pelatih, Alex Ferguson adalah manajer paruh waktu untuk club East Stirlingshire. Disinilah awal titik balik dari bagaimana Alex Ferguson merumuskan bagaimana dalam menciptakan tim hebat yang itu dibuktikan dengan St. Mirren berlangsung gemilang, selama 4 musim menangani klub tersebut (1974-1978). Pengalaman saat di lapangan dan menjadi pelatih paruh waktu, dijadikan referensi kebijakan dalam mengelola tim. Disinilah bagaimana mimpi-mimpi Alex Ferguson di implementasikan dengan referensi yang dimiliki saat menjadi pemain dan manajer pelatih paruh waktu.

Dalam melatih st. Mirren, Ferguson mengangkat klub kecil yang tadinya hanya ditonton oleh 1000 orang dalam pertandingan kandanganya itu menjadi juara Liga Skotlandia pada musim 1977 dengan permainan menyerangnya. Selain itu ia berjasa dalam menemukan bakat-bakat muda (Wikipedia.org). Maka jangan heran, saat si MU pemain yang menjadi bintang di MU dilepaskan, walaupun publik skeptis dan nyinyir dengan kebijakan tersebut, tapi Ferguson bergeming. Pemain-pemain bintang muda pun bermunculan tidak hanya didominasi oleh itu-itu saja. Inilah pentingnya kaderisasi dalam entitas, sehingga entitas tersebut mampu menghasilkan produksi kader yang hebat dan luar biasa.

Tidak mudah memang, mengamati, mendidik dan memberikan peran pada kader, selayaknya Alex Ferguson. Akan tetapi dengan kerja keras dia mampu memoles David Beckham, Cristiano Ronaldo, Ronie, Ibrahimovic, Van Persie dan lain sebagainya. Banyak sekali yang diciptakan oleh Alex Ferguson dalam memenuhi kebutuhan tim dan merekrut pemain yang biasa-biasa saja dan dijadikan luar biasa.

Ada transformasi di situ, yang di-delivery sangat baik sehingga apa yang dikader mampu menjalankan seperti apa yang diskenariokan oleh mentor.

Evaluasi dalam mewujudkan visi

Dalam mengontrol perkembangan tim serta untuk mengetahui jalan apa yang harus dilakukan agar kemampuan kemajuan menjadi lebih baik, selalu dilakukan oleh Alex Ferguson bersama asisten dan pelatih fisik, pelatih teknik dan lain sebagainya. Disinilah akan terpenuhi gambaran tim secara utuh, sehingga dalam mengambil keputusan berdasarkan data dan fakta yang ada di lapangan, keputusan yang diambil tentunya merujuk atas mimpi apa yang ingin dibangun. Catatan yang berisi target, indikator keberhasilan, keberhasilan (kemenangan) yang merupakan guideline dalam mencapai visi sangat penting untuk selalu dievaluasi, sehingga semua bisa diukur, sejauh mana keberhasilan dan tantangan yang harus dihadapi oleh tim atau entitas tersebut.

Tidak kalah penting adalah, bagaimana mendelevery kebijakan yang jangan sampai kebijakan tersebut dimaknai lain, yang pada akhirnya akan menciptakan disorientasi pada sasaran yang akan di “intervensi’. Teknik komunikasi, dimana komunikasi yang memanusiakan manusia, bahwa suatu entitas tersebut terdiri dari manusia, inilah yang perlu untuk dilatih. Karena menyentuh secara filosofis atas entitas dalam konteks manusia sangat diperlukan latihan dan pemahaman yang komprehensif manusia.

Hal inilah menurut saya, bagaimana pendamping desa memiliki cara untuk memotret manusia dalam entitas yang ada untuk selanjutnya dirumuskan dalam konsep yang kompleks sehingga diharapkan mampu menjadi kader yang unggul dalam menggerakkan pemberdayaan masyarakat (manusia).

Salam Pecel!

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.