• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Agility dan Bonus Demografi

Alfin Mustikawan by Alfin Mustikawan
March 25, 2022
in Opini
192 8
0
Agility dan Bonus Demografi
Share on FacebookShare on Twitter

Subbanul Yaum Rijalul Ghod; Pemuda saat ini, Pemimpin masa depan, begitu kata pepatah arab yang begitu magis dan monumental itu. Begitu juga dengan ucapan Bapak Revolusi kita, yang dengan begitu heroik Presiden Sukarno menyampaikan, “Berilah aku sepuluh pemuda, maka aku akan mengajaknya merubah dunia”. Setidaknya kedua hal tersebut bisa kita jadikan rujukan betapa harapan begitu banyak ditumpuhkan kepada pemuda pada zamannya, seperti halnya pada saat ini, para pemuda atau yang biasa disebut generasi milenial begitu sangat diharapkan peran dan sepak terjangnya dalam membangun Indonesia.

Disisi lain, Indonesia memiliki permasalahan yang seakan tiada berujung hingga usia republik ini mencapai 72 tahun.  Hampir setiap hari di media cetak maupun elektronik bisa kita saksikan ada saja masalah yang diberitakan, mulai dari masalah ekonomi, politik, hukum, budaya, pertahanan dan keamanan, dan seolah masalah yang menimpa bangsa Indonesia tanpa ujung dan tidak mungkin bisa diperbaiki lagi. Belum permasalahn daya saing negara kita dengan negara lain dalam dunia global, perkembangan dan kecepatan dunia yang begitu sangat cepat, perubahan seakan tidak bisa diprediksi lagi, anomali sekan bisa terjadi kapan pun dan dimanapun dan Indonesia pun menghadapi tantangan eksternal yang tidak mudah untuk bisa terus survive dan berkompetisi dengan negara lain.

Namun, yang patut kita syukuri bersama adalah bersamaan dengan masalah tersebut, Indonesia diberikan potensi besar saat ini yaitu adanya jumlah usia produktif (Bonus Demografi) yang berada pada posisi puncak yang berdasarkan data BPS, jumlah usia produktif telah mencapai 70% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia, dan sudah diketahui bersama bahwa bonus demografi merupakan kesempatan (window of opportuniy) Indonesia untuk mencapai kejayaan pada usia satu abad nanti di tahun 2045, dengan syarat para generasi milenial tersebut memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan untuk bisa berkompetesi di zamannya, dan salah satu kualifikasi itu selain kualitas sumber daya manusia adalah kelincahan atau Agility.

Agility dalam bahasa populer diartikan sebagai kemampuan untuk berubah dengan cepat dan mudah, melihat perubahan yang terjadi begitu cepat, untuk bisa hidup dan berkiprah dalam kanca Internasional maka para pemuda harus memiliki personal agility, karena hal tersebut sebagai modal awal untuk bisa melakukan transformasi lainnya.

Pada dasarnya negara Indonesia Indonesia secara alamiah merupakan sekolah alam yang luar biasa potensial untuk mendidik seseorang untuk memiliki personal agility, lihat saja alamnya, Indonesia secara geografis terletak pada posisi yang strategis diantara para negara sahabat, selain itu sosio antropologi masyarakanya pun begitu beragam, kekayaan sumber daya alam yang begitu melimpah. Potensi yang semacam itulah yang mampu menyajikan berbagai tantangan atau pendidikan kepada generasi bangsa untuk terus dinamis dan menemukan personal Agility.

Sejarah  negara-negara besar dunia, menyebutkan dengan jelas bahwa kiprah pemuda selalu saja digoreskan dengan tinta emas termasuk juga di Indonesia, kita ketahui bersama sejak era merebut kemerdekaan hingga tercapainya cita-cita bersama bangsa Indonesia yaitu kemerdekaan, peran serta pemuda seakan menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Indonesia. Satu peristiwa besar yang terjadi dan menjadi ibrah adalah Sumpah Pemuda, peristiwa tersebut merupakan sublimasi dari personal agility yang dimiliki pemuda saat itu yang terangkai satu sama lain. Kita tentu mengenal para tokoh sumpah pemuda seperti Soegondo Jojopoespito, Moh Yamin, Soenario Sastrowardoyo, WR Supratman, Djoko Marsaid, Amir Syarifudin dan beberapa tokoh lainnnya, kesemuanya tokoh yang disebut diatas telah dikenal memiliki personal agility yang tidak diragukan lagi.

Terdapat ungkapan menarik dari seorang diplomat Perancis Charles Maurice de Talleyrand (Kasali:2014) yang mengatakan “ seratus kambing yang dipimpin oleh seekor singa lebih berbahaya daripada seratus singa yang dipimpin oleh seekor kambing”, ungkapan tersebut menegaskan bahwa agility menjadi aspek utama dalam setiap perubahan besar, dan menjadi jawaban atas kedua adagium yang dituliskan pada paragraf pembuka tulisan ini.

Agility merupakan kekuatan yang tidak nampak (Intangible) pada diri seseorang, pada beberapa perusahaan besar aspek tersebut digunakan untuk melejitkan capaian perusahaan, Indonesia sebagai negara besar dengan modal bonus demografi memiliki potensi menuju kejayaan di masa yang akan datang, apabila modal bonus demografi tersebut dikelolah dengan sebaik mungkin dan menjadi prioritas garapan pemerintah saat ini selain menggenjot aspek infrastruktur. Sehingga para pemuda saat ini akan menjadi pemimpin atau minimal memiliki sifat kepemimpinan yang agile untuk bergerak cepat menuju kejayaan Indonesia emas.Wallahua’lam

(Artikel telah dimuat pada Koran Inspirasi Pendidikan edisi XXVII Minggu I/07-18 Nopember 2017)

Tags: AgilityBonus Demografi
Previous Post

Jangan Takut atau Merasa Lucu Membuat Impian Besar, Ini Buktinya !

Next Post

Mangga Milenial, Mungkinkah untuk Petani Gurem ?

Alfin Mustikawan

Alfin Mustikawan

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In