• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Simalakama Perempuan Dalam Bayangan Patriarki

Ida Pramaesti by Ida Pramaesti
March 29, 2022
in Opini
193 10
0
Simalakama Perempuan Dalam Bayangan Patriarki
Share on FacebookShare on Twitter

Tuhan tentunya tidak salah perintah, apalagi sengaja menyiptakan perempuan sebagai sub-ordinat laki-laki, konco-wingking-nya (teman di balik layar, alias bertugas sebagai garda belakang yang menyiapkan kebutuhan laki-laki). Tidak seperti itu kan? Di hari perempuan sedunia (International Women Day’s), 8 Maret 2021 kemarin, saatnya perempuan memiliki momentum emas agar keluar dari simalakama patriarki, berperan dan diakui secara penuh tanpa dibayangi dosa atas-nama takdir.

KampusDesa.or.id—Menjadi seorang perempuan, siapa bisa menolaknya? Dengan seluruh beban yang dipikulnya, kesakitan yang harus diterimanya, andai bisa memilih mungkin orang yang sadar bahwa menjadi perempuan itu berat akan memilih menjadi laki-laki. Kembali lagi, siapa yang bisa menolak takdir?

Sepanjang sejarah peradaban, dunia patriarki, memang lebih meletakkan perempuan sebagai obyek. Lihat saja kitab suci, yang muncul menjadi tokoh sentral selalu laki-laki. Perempuan seolah hanya sebagai pemeran pengganti, jika tidak boleh dianggap sebagai pesakitan, lahir batin.

Dianggap sebagai korban itulah, maka muncullah berbagai gerakan emansipasi yang intinya mengangkat derajat perempuan supaya setara dengan laki-laki. Efek dari munculnya perasaan diperlakukan tidak adil.

Tuhan yang Maha Kasih tidak mungkin meciptakan seorang perempuan hanya untuk menanggung kesakitan

Sebagai orang yang percaya adanya Tuhan, saya tidak ingin berburuk sangka pada Tuhan dengan menuduh Tuhan menciptakan seorang perempuan hanya sebagai korban laki-laki. Tuhan yang Maha Kasih tidak mungkin meciptakan seorang perempuan hanya untuk menanggung kesakitan baik melalui fase-fase hidupnya seperti menstruasi, menyusui dan melahirkan.

Memang dalam kisah kehidupan Adam, laki-laki dikisahkan muncul terlebih dahulu tetapi dalam perjalanan kehidupannya, Adam butuh sosok yang menjadikannya kuat. Sosok yang melengkapi kekurangannya yakni laki-laki yang hanya bisa fokus pada sebuah pekerjaan atau tidak mampu melakukan banyak hal dalam satu waktu yang sama. Disinilah seorang perempuan memiliki kelebihan, mampu melakukan banyak hal dalam satu waktu. Perempuan melengkapi kekurangan laki-laki.

Baca juga:
Perempuan Seharusnya Bisa Keluar dari Budaya Patriarki
Perempuan Dalam Pusaran Ekstremisme Islam (I)

Kesadaran bahwa laki-laki membutuhkan perempuan, sayangnya dalam aplikasinya di dunia timur, harus menghadapi tantangan bahwa laki-laki diciptakan menjunjung tinggi harga diri dan wibawanya. Yang apabila tidak dimiliki maka dia butuh batu pijakan untuk meninggikan dirinya yang bernama perempuan. Dan bertambahlah beban seorang perempuan di dunia timur.

Tidak mengherankan apabila dalam kontruksi pemikiran laki-laki timur, ia seolah pengatur perempuan.

Itu sebabnya perempuan di dunia timur acap mengalami perendahan demi menyelamatkan posisi laki-laki. Tidak mengherankan apabila dalam kontruksi pemikiran laki-laki timur, ia seolah pengatur perempuan. Dan muncullah istilah “Swarga nunut neraka katut “yang melambangkan betapa tergantungnya kehidupan perempuan pada laki-laki.

Membantu Perempuan Menemukan Jati Dirinya

Konsep pemikiran meletakkan perempuan di bawah laki-laki adalah fakta yang tak terbantahkan. Sebagai contoh dalam parlemen, kuota perempuan yang menduduki kursi sebagai anggota legislatif hanya 30% dari jumlah keseluruhan. Dan harus diakui konsep perempuan di bawah laki-laki secara faktual masih berjalan sampai sekarang. Emansipasi yang menjunjung kesetaraan antara laki-laki dengan perempuan perlu disikapi secara tepat karena seolah ada pertentangan antara perintah Tuhan yang juga mengistimewakan perempuan dengan kenyataan di lapangan. Apakah Tuhan Salah Perintah?

Keluar dari Simalakama Perempuan

Sesungguhnya semua berawal pada pemahaman yang kurang tepat pada kedudukan perempuan di dunia patriarki. Perempuan dianugerahi kemampuan multi-tasking seharusnya mampu melakukan upaya supaya tidak menjadi obyek penderita laki-laki.

Dengan kemampuan otaknya dia lebih bisa bermanuver menghadapi banyak hal temasuk memiliki kecerdikan menghadapi arogansi laki-laki tanpa merendahkan laki-laki supaya selamat.

Sesungguhnya perempuan jauh lebih kuat jiwanya daripada laki-laki. Seharusnya, perempuan andai berbicara tentang kekuasaannya, lebih berkuasa daripada laki-laki. Dengan kemampuan otaknya dia lebih bisa bermanuver menghadapi banyak hal temasuk memiliki kecerdikan menghadapi arogansi laki-laki tanpa merendahkan laki-laki supaya selamat. Namun hal ini hanya bisa terjadi pada perempuan yang berpengetahuan sehingga bijaksana dalam menyikapi segala sesuatu.

Pada akhirnya simalakama posisi perempuan di alam patriarki tidak akan terjadi apabila perempuan mengerti dan memahami siapa dirinya dengan segenap potensinya. Secara legal formal laki-laki memang tampak lebih berkuasa tetapi faktanya perempuanlah penguasa itu, lebih mampu mengatasi banyak hal yang tidak bisa dilakukan oleh laki-laki.

Tags: internasional women daypatriatikPerempuansimalakamatuhan
Previous Post

Saatnya Kampus Mbangun Desa

Next Post

Di Balik Vaksin Covid-19 dan Upaya Indonesia Mengontrol Pandemi

Ida Pramaesti

Ida Pramaesti

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

February 15, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In