• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Reformasi Pedagogy: Kunci Pendidikan Hadapi Revolusi Industri

Sigit Priatmoko by Sigit Priatmoko
March 25, 2022
in Opini
187 14
0
Reformasi Pedagogy: Kunci Pendidikan Hadapi Revolusi Industri
Share on FacebookShare on Twitter

Sejak dicetuskan, istilah revolusi industri 4.0 telah banyak menyita perhatian berbagai sektor publik. Tak terkecuali sektor pendidikan. Sebagai tumpuan harapan penyemai generasi masa depan, pendidikan memiliki tuntutan dan tanggungjawab yang tidak sederhana. Ia harus mampu mencetak manusia Indonesia 4.0 agar bangsa ini mampu bicara banyak dalam kancah persaingan global. Reformasi pedagogy menjadi kuncinya.

Kampusdesa—Sebagai satu di antara kekuatan ekonomi paling potensial di negara dunia ketiga, Indonesia selalu menjadi “gadis seksi” bagi negara-negara adidaya, baik Eropa, Amerika, maupun lainnya. Keseksian Indonesia tentu tidak lepas dari kekayaan sumber daya alamnya (SDA) yang begitu melimpah. Namun tidak diimbangi dengan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kapabilitas untuk mengelolanya.

Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia justru banyak dinikmati negara-negara lain, alih-alih dirinya sendiri

Memasuki era revolusi industri 4.0 sekarang ini ketimpangan tersebut kian nyata terasa. Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia justru banyak dinikmati negara-negara lain, alih-alih dirinya sendiri. Kenyataan akan semakin pahit manakala bonus demografi yang kini mulai tampak dan terasa tak dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

Sebagaimana diketahui, pada 2030-2040, Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Pada periode tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa (www.bappenas.go.id).

Peningkatan kualitas SDM menjadi hal yang mutlak diperlukan Indonesia. Kualitas di sini mencakup segala dimensi manusia (afeksi, kognisi, dan psikomotor)

Agar bonus ini benar-benar menjadi bonus, artinya menjadi berkah, bukan bencana, maka diperlukan langkah strategis untuk mengelolanya. Peningkatan kualitas SDM menjadi hal yang mutlak diperlukan Indonesia. Kualitas di sini mencakup segala dimensi manusia (afeksi, kognisi, dan psikomotor).

Pendidikan menjadi garda terdepan dalam upaya mewujudkan hal ini. Melalui pendidikan, diharapkan generasi Indoensia di tahun 2030-2040 mampu menjadi generasi emas yang akan membawa Indonesia tampil menjadi negara yang disegani dunia. SDM yang pada masa itu berlimpah, benar-benar menjadi kekuatan dan nilai lebih bagi Indonesia di mata global. Dengan demikian, pendidikan yang berkualitas menjadi poin kunci di sini.

Reformasi Pedagogy

Sewaktu menjadi narasumber dalam Annual Conference on Islamic Education yang dihelat oleh Perkumpulan Prodi PAI Se-Indonesia di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dede Rosyada mengatakan bahwa tantangan pendidikan di era 4.0 hari ini adalah bagaimana menghasilkan outcome yang inklusif, mampu berkomunikasi lintas etnik dan budaya, kreatif, dan inovatif.

Inklusif artinya memiliki sikap terbuka (menerima, menghargai, dan menjamin keberlangsungan identitas masing-masing) terhadap perbedaan. Hal ini tentu dibutuhkan oleh lulusan pendidikan, mengingat dunia di era globalisasi sekarang ini hampir tak lagi memiliki sekat atau batasan kultural yang jelas. Dunia telah sedemikian menjelma menjadi perkampungan global (global village).

Sebagai implikasi dari sikap inklusif, lulusan pendidikan juga harus mampu berkomunikasi lintas etnik, kultural, dan agama. Hal ini akan memungkinkan mereka mampu menjalin network lintas bangsa dan agama. Sebagaimana semangat yang diusung oleh globalisasi.

Dunia kerja kini tak lagi mempersoalkan “Anda lulusan mana?” tapi “Anda bisa apa?” artinya, kompetensi lebih diutamakan daripada selembar ijazah dan transkrip yang sarat dengan angka-angka

Tantangan berikutnya adalah mewujudkan lulusan yang kreatif. Dunia kerja kini tak lagi mempersoalkan “Anda lulusan mana?” tapi “Anda bisa apa?” artinya, kompetensi lebih diutamakan daripada selembar ijazah dan transkrip yang sarat dengan angka-angka. Lihat saja bagaimana para gamers, web developer, youtuber, hijaber, dan sebagainya. Tak ada yang mempersoalkan mereka lulusan mana.

Terakhir, pendidikan harus mampu melahirkan lulusan yang inovatif. Agar mampu “bicara banyak” di era 4.0, maka harus memiliki kepekaan dalam membaca peluang. Ketatnya persaingan dunia hingga melahirkan disruptive innovation harus menjadi perhatian serius dunia pendidikan hari ini.

Prof. Dede kemudian memberikan tawaran yaitu dengan melakukan reformasi pedagogy. Terdapat sepuluh langkah yang perlu dilakukan oleh praktisi pendidikan untuk menjawab keempat tantangan di atas; open up the lesson, think outside the classroom box, get personal, tap in to students digital expertise, get real with the project, expect student to be a teacher, help teacher to be student, measure what matters, dan work with families not just the children.[]

Tags: Orientasi Pendidikanpembaruan pendidikanPendidikanPendidikan Agama Islampendidikan indonesiaRevolusi 4.0
Previous Post

Ribut: Selisih Satu

Next Post

Isi Raport Siswa Selalu Membosankan Apapun Kurikulumnya. Mengapa?

Sigit Priatmoko

Sigit Priatmoko

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In