• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Paman, Mengapa Salamku Kau Abaikan ?

Kampus Desa Indonesia by Kampus Desa Indonesia
March 30, 2022
in Uncategorized
191 10
0
Paman, Mengapa Salamku Kau Abaikan ?
Share on FacebookShare on Twitter

Hujan masih merinai mesra, ketika adzan Subuh menggema. Syukur dalam debur bahagia, begitu ringan hatiku untuk menjalankan syariat-Nya. Kini tugasku membangunkan suami dan anak-anak yang tertidur pulas. Ya, Jakarta menjadi kota besar yang sejuk setiap  kali hujan menyambangi bumi.

Sayup sampai di antara gemericik hujan, kudengar ada yang mengetuk pintu. Kutinggalkan dapur dan segala aktifitas di sana dengan penasaran yang begitu besar. Siapa pagi-pagi begini ?

Setelah memastikan tombol merah menyala pada rice cooker, aku mengambil kunci rumah yang biasa kami simpan di atas kulkas. Sejenak pandang kuedarkan ke sekeliling dapur. Cerek sudah duduk manis di atas kompor dengan api sedang. Mesin cuci pun sudah bekerja dengan sempurna. Di meja kecil dekat kompor, ada brokoli, bayam dan wortel yang tadi kutiriskan. Ahhh, kadang takjub pada diri sendiri! Penasaran demikian besar menggulung, tapi masih sempat mengamati sekitar. Mungkin, karena sudah menjadi rutinitias pagi sejak sebelas tahun silam. Ya, setelah menikah.

“Paman? Ya Allah, kok nggak kabar-kabar mau dateng?” Kaget aku, mendapati Paman basah kuyup di teras.

Aku sibuk mencari keset untuk Paman sambil nyerocos melempar pertanyaan-pertanyaan. Tapi tak satupun pertanyaanku dijawab oleh beliau.

“Ah mungkin beliau tidak mendengar,” kataku dalam hati.

Ya, karena aku bertanya sambil jalan sana sini mencari keset dan mengambil handuk untuk mengelap kepalanya yang basah oleh air hujan.

“Paman, ini teh hangatnya ya, di meja luar”

Aku bicara dari balik pintu kamar tamu yang tertutup rapat.

Tak lupa aku menyiapkan sarapan serta bekal untuk suami dan anak-anak, kemudian melepas mereka sampai diteras rumah. Jika pagi hari, anak-anak berangkat sekolah diantar oleh suamiku dan ketika pulang tugasku yang menjemputnya.

Mereka berangkat penuh semangat, aku mengerjakan tugas domestik lanjutan, mencuci piring, menyapu dan mengepel. Belum selesai mengepel lantai. Mesin cuciku menjerit artinya mencuci telah selesai dan pakaian siap dijemur.

Tak terasa jam dinding menunjukkan pukul 10.00 WIB waktunya jemput sekolah adek. Makan untuk Paman pun sudah saya siapkan.

“Paman, aku jemput adek dulu ya. Assalamu’alaikum..”

Lagi, salamkupun tidak terjawab. Nampaknya Paman masih tertidur pulas, kecapekan selama berjam-jam tubuhnya terguncang kecil oleh ular besi yang membawanya.

Baru beberapa meter aku menjalankan motor, tetiba terdengar bunyi panggilan dari handphone. Aku membiarkannya, nanti saja jika sudah sampai sekolah akan aku telp balik, pikirku. Namun nada dering itu kembali terdengar. Baiklan aku mengalah, menepi dan mematikan mesin motor. MAMI, sebuah nama nampak di layar handphoneku.

“Assalamu’alaikum. Ada apa Mi?”

“Wa’alaikumsalam, tidak apa-apa.  Ini mami mengabarkan kalau sekarang sudah di dalam bus perjalanan ke Sukorejo. Ada lelayu. Adik papi meninggal,” suara dari seberang sana yang nyaris membuatku tak percaya.

“Adik Papi meninggal ?” Tanyaku melongo tanpa melafat kalimat istirja’.

“Iya, adik papi meninggal..”

“Lho, Paman sedang main ke sini kok Mi. Beliau sedang tidur di rumah. Baru sampai tadi subuh kehujanan.”

“Yan, jangan bercanda kamu ya. Mami dapat kabar lelayu. Paman semalam kecelakaan dan meninggal.”

Aku masih tak percaya, kututup pembicaaran itu tanpa salam kemudian puter balik kerumah, memastikan bahwa Paman baik-baik saja dan sedang tidur dikamar.

Secepat mungkin aku parkir motor dan langsung membuka pintu menuju kamar tamu.

“Assalamu’alaikum, Paman, Paman !”

Berulang kali kuketuk-ketuk pintu, tapi tidak ada jawaban jua. Akhirnya kuberanikan diri mendorong. Betapa terkejutnya aku, ketika kudapati tempat tidur yang kosong dan semua benda utuh seolah tak tersentuh di tempat yang sama.

Mataku mulai menghangat. Ada genangan bening yang membola di sudutnya. Perlahan jatuh satu, dua dan menganak sungai di kedua pipiku. Tubuhku mulai lunglai. Jadi, kabar itu benar adanya. Lalu, lalu, siapa yang kuajak bicara subuh tadi? Ataukah ?

Pantas saja tangan yang kujabat dingin. Kukira karena air hujan. Pantas saja semua pertanyaanku tidak dijawab. Salam ini mungkin akan menjadi salam yang tak terjawab selamanya. Selamat jalan Paman.

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un

Semoga Allah mengampuni semua dosa-dosamu.

Jakarta, 26 Oktober 2017

Sugiyanti. terlahir di sudut kota Semarang, menjadi manusia bermanfaat merupakan salah satu misi kehidupan penulis, dengan rumah maya di www.sembilanhuruf.blogspot.com dan nomer handphone 085640401991. Sekarang berdiam di bumi Jakarta mengikuti dinas suami Danang Kurniawan bersama dua putri, Aisha dan Keisha. Penulis adalah ibu rumah tangga yang mengelola online shop bernama Gerai Dhanays. Menulis adalah hobinya. Awal Oktober 2017 telah terbit antalogi terbarunya yang ke 61 dengan judul “Bisnis Online, Cara Sukses Pejuang Online”

Tags: cerita pendekcerpenIndonesia Menulis OnlinePendidikan Literasi
Previous Post

Cita-citaku, Ingin Menjadi Tukang Sapu

Next Post

Jumpa Pendidik yang Memanusiakan

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Platform informasi dan literasi seputar dunia ilmu pengetahuan yang dibangun dari kearifan lokal desa. Kami juga mengembangkan pendidikan dan pembelajaran terkait dengan pengembangan sumberdaya manusia untuk mandiri, berkarya, dan berilmu pengetahuan yang berperadaban

RelatedPosts

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah
Uncategorized

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

by Sigit Priatmoko
March 27, 2023
0
204

Pemberian tugas menulis makalah kepada mahasiswa, apalagi dengan berkelompok, sepertinya harus dipikir ulang oleh dosen. Berdasarkan penelusuran saya di beberapa...

Read more
Kuliah Pakar, Kajian al-Qur’an dan Neurosains
Kuliah Terbuka

Kuliah Pakar, Kajian al-Qur’an dan Neurosains

by Kampus Desa Indonesia
September 22, 2022
0
224

Kampusdesa.or.id – Senin (1/8) telah hadir dilaksanakan Kuliah Pakar: Kajian Al-Qur’an dan Neurosains. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Universitas Al-Azhar Indonesia...

Read more
Perdamaian pun Bisa Dimulai dari Perempuan Muda
Uncategorized

Perdamaian pun Bisa Dimulai dari Perempuan Muda

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
308

Apa jadinya jikalau perempuan angkat tangan dan kaki menjadi agen perdamaian untuk mencegah lahirnya generasi teroris dan radikal? Ya, tentu...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In