• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Kita Belajar Menulis

Menulis Saja Meskipun Tak Ada yang Baca

Sigit Priatmoko by Sigit Priatmoko
March 25, 2022
in Kita Belajar Menulis
195 15
0
Menulis Saja Meskipun Tak Ada yang Baca
Share on FacebookShare on Twitter

Banyak orang berminat belajar menulis. Mereka semangat membeli buku-buku panduan menulis, semangat mengikuti semiar dan pelatihan menulis, juga semangat mengkuti berbagai grup dan komunitas. Sayangnya, apa yang mereka dapatkan dari sana tidak segera diiringi dengan penerapannya. Tak sedikit pula yang malah putar balik tidak melanjutkan belajar menulis. Penyebab utamanya adalah ketakutan akan dicibir, ditertawakan, dan dihina orang. Padahal mereka cukup menulis saja, usah peduli apakah ada yang baca.

Kampusdesa.or.id-Awal belajar menulis, ketakutan akan dicibir, ditertawakan, dan dihina orang kerap dialami sebagian orang. Perasaan ini timbul, lantaran menganggap tulisan terlalu jelek dan tidak layak dibaca orang. Apalagi jika ditambah membanding-bandingkan dengan tulisan para penulis top. Akibatnya, banyak orang kemudian mengambil langkah putar balik ketimbang melanjutkan belajar. Mereka behenti di niat saja.

Bagi yang berhasil menaklukkan tantangan awal belajar menulis seperti ini, biasanya relatif dapat bertahan dan konsisten menulis. Mereka akan dengan cepat belajar, disiplin, dan tidak khawatir jika tulisannya mendapat tanggapan negatif dari orang lain. Bahkan tidak khawatir jika tulisannya tidak ada yang membaca. Namun, tentu tidak mudah untuk sampai pada sikap seperti ini. Kita harus bersedia bertebal telinga dan berlapang dada.

Beruntung, sekarang ini ada banyak buku panduan menulis dan juga grup-grup di media sosial yang dapat kita manfaatkan untuk sarana belajar. Banyak ilmu dapat kita petik dari sana. Dari buku panduan menulis, kita bisa tahu strategi, metode, tips, dan trik bagaimana menulis dengan baik dan produktif. Dari grup penulis, kita bisa belanja ide, bertukar ilmu dan pengalaman, membangun jejaring pertemanan, dan update informasi kepenulisan. Permasalahannya kemudian tinggal bagaimana kita mengaplikasikan ilmu dan pengalaman itu dalam proses belajar.

Baca Juga:

Menulis itu Berpikir Sepanjang Hari
Terapi Menulis Quantum, Harapan Menjadi Baik Dibalik Bui Itu Terbuka

“Alhasil, mereka tak beranjak dari titik awal mula melangkah. Sepertinya mereka lupa bahwa menulis itu perihal praktik, bukan teori semata.”

Ada banyak orang yang ingin menekuni dunia kepenulisan. Mereka semangat membeli buku-buku panduan menulis, semangat mengikuti semiar dan pelatihan menulis, juga semangat mengkuti berbagai grup dan komunitas. Sayangnya, apa yang mereka dapatkan dari sana tidak segera diiringi dengan penerapannya. Alhasil, mereka tak beranjak dari titik awal mula melangkah. Sepertinya mereka lupa bahwa menulis itu perihal praktik, bukan teori semata.

Beberapa kali membaca buku panduan menulis dan mengamati serta berinteraksi di grup kepenulisan, saya menemukan prinsip-prinsip menarik untuk mengatasi ketakutan yang tadi kita bahas di awal. Prinsip tersebut adalah “menulis saja meskipun tak ada yang baca.” Sekilas prinsip ini seperti berkebalikan dengan aktivitas menulis. Bukankah kita menulis untuk dibaca orang?

Maksud prinsip ini adalah kita sebaiknya fokus saja belajar menulis. Usah peduli tulisan yang kita hasilkan mendapat apresiasi dari orang atau tidak. Sebab, fokus utama kita bukan apresiasi itu, tapi belajarnya. Lambat laun, jika kualitas tulisan kita makin baik dan menarik, orang pasti akan tertarik untuk membacanya. Terutama jika kita istikamah dan rajin menulis, misalnya lalu diunggah di media sosial, orang dengan sendirinya akan penasaran.

“Sembari berlatih, hendaknya ditunjang dengan membaca karya-karya orang lain yang setipe atau segenre dengan tulisan yang kita minati.”

Meningkatkan kualitas tulisan banyak caranya. Namun, yang utama tentu saja berlatih, berlatih, dan berlatih. Sembari berlatih, hendaknya ditunjang dengan membaca karya-karya orang lain yang setipe atau segenre dengan tulisan yang kita minati. Jika minat menulis cerpen, sambil berlatih menulis cerpen, perbanyaklah membaca cerpen. Jika tidak ada uang untuk membeli buku antologi cerpen, bisa mengakses portal cerpen Jawa Pos atau Kompas. Ada banyak cerpen bagus yang bisa kita jadika rujukan di sana. Begitu pula jika minat menulis opini atau esai, cari saja portal daring yang menyediakan tulisan genre tersebut. Di era digital ini, kita sudah begitu dimanjakan dengan banyaknya informasi.

Baca Juga:

Jadi Penulis itu Mudah, Tips Jitu Dr. Ngainun Naim
Menulis, Salah Satu Cara Keluar dari Jebakan Psikologis
Menulis Itu Mudah, Kata yang Saya Tanamkan di Pikiranku

Setali tiga uang dengan prinsip ini, ada prinsip “setiap tulisan pasti menemukan pembacanya.” Tak perlu buru-buru menghakimi tulisan sendiri. Apalagi melabelinya jelek atau buruk. Tulisan ketika sudah selesai, menjadi hak pembaca untuk menilainya. Maka, biarkan saja tulisan itu menemukan penilainya (pembacanya). Bila ternyata belum menemukan pembaca, tak perlu risau, kita kembali ke prinsip pertama tadi. Namun, bila bersikeras ingin mengetahui kualitas tulisan, kita bisa meminta teman untuk membaca dan memberikan penilaian.

Juga yang penting lagi, “jangan membandingkan tulisan kita dengan tulisan para penulis top.” Ini sama saja kita membandingkan anak yang sedang belajar sepak bola di SSB (Sekolah Sepak Bola) dengan pemain profesional macam Ronaldo dan Messi. Jelas beda kualitasnya. Mereka sudah punya jam terbang tinggi. Baiknya, yang kita pegang dan yakini adalah mereka juga berangkat dari garis start yang sama dengan kita; sama-sama belum bisa menulis.

Tags: Belajar menulisIndonesia MenulisMenulismenulis desaTerapi Menulis
Previous Post

Psikologi AIR, Kiat Beradaptasi Untuk Berinovasi

Next Post

Menulis Layaknya Naik Sepeda

Sigit Priatmoko

Sigit Priatmoko

RelatedPosts

Pengumuman Hasil Seleksi Peserta “Kelas Editor Kampus Desa Indonesia 2022”
Kita Belajar Menulis

Pengumuman Hasil Seleksi Peserta “Kelas Editor Kampus Desa Indonesia 2022”

by Kampus Desa Indonesia
November 11, 2022
0
262

Berdasarkan hasil seleksi administrasi dari sekian banyak pendaftar pada Kelas Editor Kampus Desa Indonesia 2022 ini, berikut kami sampaikan nama-nama...

Read more
Meneladani Skill Belajar Imam Salaf, Nasehat Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19
Kita Belajar Menulis

Meneladani Skill Belajar Imam Salaf, Nasehat Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Demotivasi di tengah pandemi Covid-19 mengempiskan niat belajar siswa, padahal pepatah mengingatkan “Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka...

Read more
Kreatif dan Kritis dalam Proses Menulis
Kita Belajar Menulis

Kreatif dan Kritis dalam Proses Menulis

by Sigit Priatmoko
March 25, 2022
0
218

Kebanyakan orang mulai merevisi tulisan saat mereka memperoleh satu ide bagus. Namun, menurut Peter, kita harus memulai revisi saat kita...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In