Mengatasi Perilaku Menyimpang Anak dalam Kelas

326
SHARES
2.5k
VIEWS

Kampusdesa.or.id–Dalam situasi kelas tidak semua bisa dikatakan stabil, ketika dalam melakukan pembelajaran tidak semua siswa dapat kita atur sesuai dengan apa yang kita atau lembaga inginkan, pasti akan kita menemukan siswa yang selalu melanggar peraturan disekolah, selalu membantah guru, sering mendapat nilai jelek dan sering mengganggu teman. Lalu bagaimana sikap guru untuk menghadapi siswanya yang berperilaku tersebut. Tentu bukan hal yang biasa lagi, ada beberapa perilaku yang biasa dilakukan siswa dan menjadi kebiasaan:

Melanggar peraturan sekolah ditandai dengan anak yang sering terlambat masuk kelas, suka izin kebelakang ketika jam pelajaran dimulai atau berpindah-pindah tempat duduk, tidak memakai seragam dengan rapi, sulit untuk didisiplinkan.
Membantah guru ditandai dengan perilaku suka menjawab dalam kelas, menentang ketika guru menyuruh mengerjakan sesuatu, sering tidak mengerjakan tugas, sering mendapatkan nilai jelek ketika ada quis ataupun ujian, membuat keributan ketika proses pembelajaran.
Mengganggu teman ditandai dengan suka berbuat usil, suka berkelahi, tidak bisa bekerjasama dalam bertugas, kurang berempati.
Perilaku tersebut jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan anak berperilaku keras dan kejam, bisa juga nantinya akan mengalami problem interpersonal, mental dan fisiknya.

RelatedPosts

Perilaku tersebut tidak muncul dengan tiba-tiba, namun karena beberapa Faktor yang dialami oleh anak  bisa Karena dia sering di kucilkan oleh teman-temannya saat bermain, Banyak yang tidak menyukainya, baik itu teman sebayannya maupun gurunya. Bisa juga karena Siswa yang tinggal jauh dari orangtua kandungnya sehingga kurang adanya kontrol yang diterima anak, atau Orangtua asuhnya tidak terlalu memperdulikannya. Dan faktor lain yang kurang menjadi perhatian adalah karena Guru dikelas selalu memarahi ketika siswa melakukan kesalahan.

Ketika guru ingin mempebaiki perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak, bisa melakukan dengan 3 teknik berikut ini: reinforcement, stimulus avertif dan token ekonomi

Dengan teknik reinforcement (penguatan)

Penguatan ini sangat dibutuhkan agar dapat mempengaruhi penyembuhan perilaku menyimpang dikelas. Penguatan yang dibutuhkan adalah perhatian yang lebih oleh sang guru pada murid yang mengalami penyimpangan perilaku dikelas. Anak yang melakukan perilaku-perilaku menyimpang dikelas biasanya ditandai karena dia ingin mendapatkan perhatian yang lebih oleh guru atau bisa juga karena anak ingin diperhatikan dan juga diakui adanya oleh teman-temannya. Alasan lain anak melakukan perilaku penyimpang yang lainya bisa juga karena anak ingin menghindarkan dirinya dari situasi yang membosankan, lelah atau situasi yang tidak membuatnya senang didalam kelas.

Teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk mengurangi perilaku anak menyimpang di sekolah seperti kasus diatas diantanya :

Perhatian guru : terkadang ketika anak melakukan penyimpangan perilaku seperti sering membuat gaduh   dalam kelas, sering mendapat nilai jelek, sering tidak mengerjakan tugas ataupun yang lainnya bisa jadi  karena dia ingin mendapatkan perhatian yang lebih dari gurunya.
Memperhatikan anak-anak yang rajin saja adalah hal yang biasa dilakukan karena anak rajin memberikan rasa kebanggaan tersendiri, namun bagaimana kita tetap memberikan perhatian pada anak yang berperilaku menyimpang dalam kelas? Hal ini lah yang terkadang dirasa malas untuk dilakukan, padahal ketika kita mampu memberikan perhatian yang lebih dan berbeda pada anak-anak ini akan membantu mengurangi perlaku menyimpang yang dilakukan.
Jika perilaku tersebut diabaikan atau dibiarkan dapat mempengaruhi siswa yang lainnya. pindahkan posisi atau tempat duduk siswa tersebut, Biasanya anak yang sering berperilaku menyimpang duduk di bangku paling belakang atau tengah, pindahkan anak tersebut di bangku yang paling dekat dengan guru agar guru dapat mengontrol perilakunya.
Bisa juga dengan menerapkan strategi group contigencies yaitu dengan memberikan hadiah atau reward yang dapat dimanfaatkan untuk seluruh kelas bukan perindividu berdasarkan perilaku yang dinginkan oleh guru. Jika satu siswa saja melakukan kesalahan maka reward tidak dapat diberikan kepada seluruh kelas. Misalkan siswa dapat memperoleh istirahat 15 menit lebih awal jika dapat memenuhi perilaku yang diinginkan guru. Buat group anak-anak campuran sehingga mereka semakin sedikit ruang dalam melakukan penyimpangan.
Dengan teknik stimulus aversif

Siswa yang sering membuat keributan di kelas, sering datang terlambat dalam kelas, sering bercanda, sering meninggalkan tempat duduk tanpa izin ketika jam pembelajaran berlangsung juga bisa diatasi dengan menggunakan teknik aversif.

Teknik aversif bersyarat dengan menggunakan isyarat non verbal. Dengan menjalin kontak mata dengan murid, memberi isyarat-isyarat dengan meletakkan jari dimulut ketika anak mulai ribut, dengan pandangan mata yang berbeda atau bisa dengan tangan untuk menghentikan perilaku yang dimunculkan.
Dengan mendekati anak yang mulai bertindak meyimpang. Biasanya hanya dengan didekati anak akan diam kembali. Lalu terus melanjutkan aktivitas belajar, biasanya ketika pembelajaran berlangsung akan ada jeda yang dimana murid tidak melakukan apa-apa, pada kondisi ini murid yang mulai bosan akan meninggalkan tempat duduknya lalu mengganggu yang lainnya atau mengajak yang lain mengobrol, bercerita dan mulai ribut. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan terus melanjutkan aktivitas belajar bisa dengan memberikan tugas ketika jeda atau melakukan hal yang lainnya tentunya yang lebih menyenangkan, bisa dengan bermain games atau quiz.
Berikan tugas yang harus langsung diselesaikan oleh siswa agar perilaku yang menyimpang tidak ditimbulkan, misalkan dengan memberikan waktu dalam penyelesaiannya. Jika siswa tersebut mengabaikan tugas yang kita perintahkan, maka ingatkan akan kewajibannya. Pantau terus dalam mengerjakan dan beri pentunjuk jika dibutuhkan.
Beri murid pilihan, dengan tanggung jawab yang harus diselesaikannya. Memilih bertindak benar atau menerima konsekuensi negatif. Beri tahu murid jika tindakan yang sesuai dan konsekuensi apa yang harus ditanggung ketika dia melanggar.
Dengan Teknik token ekonomi

Teknik ini merupakan kombinasi untuk meningkatkan, mengajarkan, atau mengurangi berbagai perilaku. Prosedur yang harus dilakukan adalah dengan memberikan satu tanda sesegera mungkin setelah perilaku yang diinginkan dimunculkan.

Misalkan siswa yang sering tidak mengerjakan tugas dan sering mendapatkan nilai jelek ketika quis atau ujian. Ketika siswa mau mengerjakan tugas dengan baik selama tiga kali, guru akan memberikan reward pada siswa mengajaknya jajan di kantin sekolah. Ketika siswa mau mengerjakan tugas dengan benar selama 10 kali maka guru akan memberikan hadiah dengan memberikan buku kesukaannya. Hal tersebut dapat menumbuhkan motivasi siswa agar mau mengerjakan tugas sekolahnya.
Contoh tersebut dapat diterapkan pada perilaku lain yang ingin diperbaiki.

Arsip Terpilih

Related Posts

No Content Available

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.