• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Kampus Desa Indonesia
Advertisement
  • Home
  • News
    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Pemuda, SDGs

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    anak

    Bukan Hanya Kita, Anak Juga Butuh Untuk Didengar

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Memaknai Kemerdekaan: Problem Kebijakan Untuk Kesejahteraan Rakyat

    Kemerdekaan dan Kebebasan

  • Opini
    Girl getting bullied in high school hallway

    Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    hujan

    Mengeja Hujan

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

  • Kuliah Terbuka
    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    proses kreatif menulis

    Kreatif dan Kritis dalam Proses Menulis

    pendidikan seks

    Pendidikan Seks Kunci Sukses Progam KB di Masa Pandemi

    pilkada 2020

    Pilkada 2020 Bukan Sekedar Pesta Demokrasi, Tetapi Harus Partisipatif

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

    Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

  • Psikologi Hari Ini
    Girl getting bullied in high school hallway

    Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

    skripsi

    Membaca Apesnya Tugas Akhir Mahasiswa

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    anak

    Bukan Hanya Kita, Anak Juga Butuh Untuk Didengar

    digital detox

    Bahaya Daring Tanpa Jeda, Digital Detok di Tengah Pandemi Covid-19 Sangat Dianjurkan.

    Motivasi Sukses dan Dewasa Menyikapi Kegagalan

    Ora Poso, Ora Oleh Riyoyo

    Stereotip Salah Kaprah terhadap Orang Tua ABK

    angpao

    Angpao Lebaran Mendidik Anak atau Tidak?

    Hari Pendidikan Nasional

    Hari Pendidikan Nasional, Tantangan dan Potensi Pendidikan di Indonesia Pasca COVID-19

  • Indonesia Menulis COVID 19
    Merawat Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga di Tengah Pandemi

    Merawat Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga di Tengah Pandemi

    Derita dan Asa Pendidikan Kita

    Derita dan Asa Pendidikan Kita

    peluang usaha

    Seri Millenial Parenting: Seni Menciptakan Peluang di Masa Luang bagi Bujang

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

    Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

    sekolah, moving class

    Tanpa The New Normally Lifestyle In Learning, Sekolah Akan Menjadi Killing Field Anak-Anak Kita

    Harapan Bebas Pandemi COVID-19 Perspektif Kitab al-Hikam

    Harapan Bebas Pandemi COVID-19 Perspektif Kitab al-Hikam

    Indonesia Terserah

    Indonesia Terserah, Pilu Sang Perawat

    peserta lolos, penulis buku

    Form Pengisian Data Diri Peserta Lolos Seleksi I’M COVID-19

  • Pendidikan Hari Ini
    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Pemuda, SDGs

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    digital detox

    Bahaya Daring Tanpa Jeda, Digital Detok di Tengah Pandemi Covid-19 Sangat Dianjurkan.

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    skill belajar ulama salaf

    Meneladani Skill Belajar Imam Salaf, Nasehat Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19

  • Kita Belajar Menulis
    skill belajar ulama salaf

    Meneladani Skill Belajar Imam Salaf, Nasehat Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19

    proses kreatif menulis

    Kreatif dan Kritis dalam Proses Menulis

    literasi, kemajuan bangsa

    Literasi dan Kemajuan Bangsa

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Saja Meskipun Tak Ada yang Baca

    Menulis Saja Meskipun Tak Ada yang Baca

    Psikologi AIR

    Psikologi AIR, Kiat Beradaptasi Untuk Berinovasi

    kopi, tarawih

    Klothek-Klothek Tarawih

    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    PENGUMUMAN TAHAP 2: Peserta Lolos Indonesia Menulis Covid-19 (I’M COVID-19)

  • Dokter Rakyat
    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Senyum Perawat Indonesia di Tengah Pandemi

    New Normal, Dibalik Penularan Covid-19 Tenaga Medis

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter 

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (2)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

  • Agenda
    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Indonesia Menulis Online Bersama Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

  • Produk
    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Ojol, Buku Ojol, Buku Murah

    Bang Ojol Menulis

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Pemuda, SDGs

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    anak

    Bukan Hanya Kita, Anak Juga Butuh Untuk Didengar

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Memaknai Kemerdekaan: Problem Kebijakan Untuk Kesejahteraan Rakyat

    Kemerdekaan dan Kebebasan

  • Opini
    Girl getting bullied in high school hallway

    Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    hujan

    Mengeja Hujan

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

  • Kuliah Terbuka
    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    proses kreatif menulis

    Kreatif dan Kritis dalam Proses Menulis

    pendidikan seks

    Pendidikan Seks Kunci Sukses Progam KB di Masa Pandemi

    pilkada 2020

    Pilkada 2020 Bukan Sekedar Pesta Demokrasi, Tetapi Harus Partisipatif

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

    Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

  • Psikologi Hari Ini
    Girl getting bullied in high school hallway

    Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

    skripsi

    Membaca Apesnya Tugas Akhir Mahasiswa

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    anak

    Bukan Hanya Kita, Anak Juga Butuh Untuk Didengar

    digital detox

    Bahaya Daring Tanpa Jeda, Digital Detok di Tengah Pandemi Covid-19 Sangat Dianjurkan.

    Motivasi Sukses dan Dewasa Menyikapi Kegagalan

    Ora Poso, Ora Oleh Riyoyo

    Stereotip Salah Kaprah terhadap Orang Tua ABK

    angpao

    Angpao Lebaran Mendidik Anak atau Tidak?

    Hari Pendidikan Nasional

    Hari Pendidikan Nasional, Tantangan dan Potensi Pendidikan di Indonesia Pasca COVID-19

  • Indonesia Menulis COVID 19
    Merawat Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga di Tengah Pandemi

    Merawat Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga di Tengah Pandemi

    Derita dan Asa Pendidikan Kita

    Derita dan Asa Pendidikan Kita

    peluang usaha

    Seri Millenial Parenting: Seni Menciptakan Peluang di Masa Luang bagi Bujang

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

    Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

    sekolah, moving class

    Tanpa The New Normally Lifestyle In Learning, Sekolah Akan Menjadi Killing Field Anak-Anak Kita

    Harapan Bebas Pandemi COVID-19 Perspektif Kitab al-Hikam

    Harapan Bebas Pandemi COVID-19 Perspektif Kitab al-Hikam

    Indonesia Terserah

    Indonesia Terserah, Pilu Sang Perawat

    peserta lolos, penulis buku

    Form Pengisian Data Diri Peserta Lolos Seleksi I’M COVID-19

  • Pendidikan Hari Ini
    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Pemuda, SDGs

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    digital detox

    Bahaya Daring Tanpa Jeda, Digital Detok di Tengah Pandemi Covid-19 Sangat Dianjurkan.

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    skill belajar ulama salaf

    Meneladani Skill Belajar Imam Salaf, Nasehat Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19

  • Kita Belajar Menulis
    skill belajar ulama salaf

    Meneladani Skill Belajar Imam Salaf, Nasehat Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19

    proses kreatif menulis

    Kreatif dan Kritis dalam Proses Menulis

    literasi, kemajuan bangsa

    Literasi dan Kemajuan Bangsa

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Saja Meskipun Tak Ada yang Baca

    Menulis Saja Meskipun Tak Ada yang Baca

    Psikologi AIR

    Psikologi AIR, Kiat Beradaptasi Untuk Berinovasi

    kopi, tarawih

    Klothek-Klothek Tarawih

    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    PENGUMUMAN TAHAP 2: Peserta Lolos Indonesia Menulis Covid-19 (I’M COVID-19)

  • Dokter Rakyat
    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Senyum Perawat Indonesia di Tengah Pandemi

    New Normal, Dibalik Penularan Covid-19 Tenaga Medis

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter 

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (2)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

  • Agenda
    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Indonesia Menulis Online Bersama Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

  • Produk
    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Ojol, Buku Ojol, Buku Murah

    Bang Ojol Menulis

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Indonesia Menulis COVID 19

Kebebasan Beragama; Realita atau Fatamorgana?

Sigit Priatmoko by Sigit Priatmoko
27/03/2018
in Indonesia Menulis COVID 19, Kita Belajar Menulis, Kuliah Terbuka, News
0 0
0
Kebebasan Beragama; Realita atau Fatamorgana?

Kunjungan Damai Gusdurian Malang saat Misa Natal 24-12-2015

0
SHARES
1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

0Shares
0

Kebebasan beragama dalam negara berideologi Pancasila niscaya terjamin, namun tidak semudah itu dilaksanakan. Mayoritas dan minoritas, agama dengan kepercayaan utama dan tidak utama adalah dalil sosiologis yang menjadi praktik sentimen keagamaan. Tidak pelak, kekerasan atas-nama agama seolah diterima (dibenarkan) oleh karena sintimen tersebut.


FENOMENA kehidupan beragama selalu menarik untuk didiskusikan. Apalagi jika dihubungkan dengan konteks kehidupan bernegara yang plural. Gesekan dan persinggungan antar identitas keagamaan menjadi keniscayaan yang tak terhindarkan. Adakalanya masyarakat yang berbeda agama mampu menjaga keharmonisan, namun adakalanya kemampuan masyarakat tersebut tidak dimiliki oleh masyarakat di daerah lain.

Hanya untuk beribadah saja, mereka harus berahadapan dengan ketatnya perizinan dari pemerintah, ancaman berbagai ormas, dan berbagai tuduhan serta kecurigaan dari masyarakat setempat. Bahkan ada yang harus terusir dan dikucilkan dari masyaraktnya sendiri.

Serentetan kasus-kasus kekerasan atas nama agama yang terekam dalam sejarah kehidupan beragam di Indonesia menunjukkan bahwa kebebasan dalam beragama di negeri ini seringkali menjadi sesuatu yang mahal. Terutama bagi umat minoritas. Hanya untuk beribadah saja, mereka harus berahadapan dengan ketatnya perizinan dari pemerintah, ancaman berbagai ormas, dan berbagai tuduhan serta kecurigaan dari masyarakat setempat. Bahkan ada yang harus terusir dan dikucilkan dari masyaraktnya sendiri.

Sampai disini timbullah kecurigaan saya “benarkah ada kebebasan dalam beragama?” Mari kita jernihkan sejenak pikiran kita sebelum berlanjut membahas kecurigaan saya tersebut.

“Kebebasan” berasal dari kata “bebas” yang artinya lepas sama sekali (tidak terhalang, terganggu, dan sebagainya sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat, dan sebagainya dengan leluasa). Sehingga “kebebasan” berarti keadaan bebas; kemerdekaan.[1] Sekarang mari kita hubungkan kecurigaan saya tadi dengan arti kebebasan di atas, kemudian kita hubungkan dengan konteks kehidupan beragama di negeri tercinta kita ini.

Kita akan melihat betapa telah terjadi paradoks kehidupan beragama di negara kita ini dalam jangka waktu yang tidak sebentar. Undang-Undang Dasar 1945 dalam Pasal 29 ayat 1 dan 2 telah dengan jelas menyatakan bahwa (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Dari isi pasal 29 ayat 1 dijelaskan ideologi negara Indonesia dalah Ketuhanan yang Maha Esa, oleh karena segala kegiatan di negara Indonesia harus berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan itu besifat mutlak. Prinsip Ketuhanan yang ditanamkan dalam UUD 1945 merupakan perwujudan dari pengakuan keagamaan. Oleh karena itu, setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya yang warganya anggap benar dan berhak mendapatkan pendidikan yang layak, serta hak setiap warga negara untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak dan nyaman untuk tinggal dan berhak menentukan kewarganegaraan sendiri.

Dan tidak ada yang bisa melarang orang untuk memilih agama yang diyakininya. Setiap agama memiliki cara dan proses ibadah yang bermacam-macam.

Berikutnya, dari isi pasal 29 ayat 2 dijelaskan bahwa setiap warga negara memiliki agama dan kepercayaanya sendiri tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun. Dan tidak ada yang bisa melarang orang untuk memilih agama yang diyakininya. Setiap agama memiliki cara dan proses ibadah yang bermacam-macam. Oleh karena itu setiap warga negara tidak boleh untuk melarang orang beribadah. Supaya tidak banyak konflik-konflik yang muncul di Indonesia.

Melalui amandemen kedua UUD 1945, jaminan terhadap kebebasan beragama atau berkeyakinan semakin ditekankan di dalam Bab Khusus tentang Hak Asasi Manusia, yaitu : Pasal 28E UUD 1945; (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara danmeninggalkannya, serta berhak kembali. (2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

Pasal 28I UUD 1945 (1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.

Pertanyaan kita kemudian adalah sudahkah pasal-pasal ini terealisasi? Dengan mudah kita akan menjawab “belum”. Terdapat banyak data mengenai hal ini. Bahwa ternyata meskipun kebebasan memeluk agama dan beribadah telah mendapat payung hukum dan legalitasnya, namun dalam tataran realitanya belum dapat terlaksananya.

Ternyata payung hukum saja tidak cukup untuk menjamin terselenggaranya kebebasan beragama di Indonesia.

Beberapa penelitian yang dilakukan dan difasilitasi oleh CRCS (Center for Religius and Cross-Cultural Studies) Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa ternyata payung hukum saja tidak cukup untuk menjamin terselenggaranya kebebasan beragama di Indonesia. Bacaan recomended mengenai hal ini dapat Anda akses dalam buku-buku terbitan CRCS yang tersedia gratis di https://crcs.ugm.ac.id/.

Saya akan mengutip[2] beberapa kasus yang dipaparkan dengan apik dalam buku “Praktik Pengelolaan Keragaman di Indonesia”.[3] Pertama, kasus tentang rumah ibadah. Terdapat empat hasil penelitian yang menceritakan tentang konflik rumah ibadah dalam buku ini. Tidak hanya masalah pembangunan gereja tetapi juga masjid, tetapi juga memberikan contoh upaya mempertahankan koeksistensi dua bangunan ibadah yang berbeda di suatu wilayah, bahkan pada saat terjadi konflik dan gesekan masyarakat di dalamnya.

Misalnya hasil penelitian yang ditemukan oleh Muhammad Ja’far Sulaiman, mengungkapkan tentang sulitnya Gereja Bethel Indonesia (GBI) membangun rumah ibadah di Kota Banda Aceh. Hal itu tidak hanya karena Aceh memiliki peraturan khusus tentang pembangunan rumah ibadah (Pergub No. 25 tahun 2007 tentang Pedoman Pendirian Rumah Ibadah) dari peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat (PBM 2 Menteri), tetapi juga, secara sosiologis, terdapat gerakan organisasi Islam yang berupaya menegakkan Syariat Islam, termasuk mencegah kristenisasi yang mereka percayai bagian dari tujuan pembangunan gereja. Kedua, tentang relasi identitas, jaminan hak konstitusional warga negara dan konflik intern agama.

Benturan identitas dan kearifan lokal menjadi realitas pentingnya pengelolaan keragaman, meskipun sulit dipungkiri bahwa justru pemerintah dan perundang-undangan berkontribusi dalam persoalan pengakuan identitas dan hak-hak warganegaranya dalam konflik keberagamaan. Efrial Ruliansi Silalahi mengungkapkan kesulitan pengikut agama lokal dalam pemenuhan admisnitrasi kependudukan, persoalan tentang kolom agama di Kartu Identitas Penduduk (KTP) yang tidak diakomodasi mengakibatkan kebutuhan administrasi penghayat untuk pekerjaan, menikah, pendidikan, dan lain-lain, juga mengalami diskriminasi. Meskipun kedudukan penghayat sudah diakui, penghayat juga masih menghadapi bentuk diskriminasi dari masyarakat, baik dalam bentuk pemaksaan mengikuti pelajaran agama resmi di sekolah, maupun ‘larangan tidak tertulis’ yang mencegah penghayat ikut terlibat dalam organisasi kemasyarakatan. Karena persepsi masyarakat belum berubah meskipun secara administratif sudah diakui

Diskriminasi yang sama juga diperlakukan kepada aliran agama yang tidak sepaham dengan aliran mainstream agamanya. Sebut saja, kasus Syiah Sampang, yang hingga saat ini belum diselesaikan. Iva Hasanah dan Abdul Fatah menuliskannya dari perspektif aktor-aktor perempuan dalam konflik tersebut. Biasanya, pihak-pihak yang bergerak dalam konflik didominasi laki-laki. Cara bereaksi terhadap ancaman hingga pertimbangan menyelesaikan masalah diserahkan kepada laki-laki.

Perempuan korban penyerangan memikul beban berat, tidak hanya kehilangan suami yang melindunginya, tetapi juga mengurus anak-anaknya tanpa rumah maupun tanah sebagai mata pencahariannya.

Pada kasus Syiah Sampang, perempuan korban penyerangan memikul beban berat, tidak hanya kehilangan suami yang melindunginya, tetapi juga mengurus anak-anaknya tanpa rumah maupun tanah sebagai mata pencahariannya. Lebih buruk lagi, hanya sedikit dari perempuan Sunni yang memahami kesulitan perempuan Syiah. Mereka memilih untuk mengikuti dan mempercayai suami-suami mereka tentang perempuan Syiah, yang tidak memiliki kehormatan sebagaimana yang mereka miliki. Hal demikian terjadi akibat pembatasan ruang relasi perempuan Sunni-Syiah, dan juga tidak diakomodasinya peran perempuan dalam memperbaiki kondisi pasca konflik, khususnya terkait kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan kehidupan mereka.

Kasus lain yang terbaru adalah tuduhan “penodaan” agama yang dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) yang meledak pada tahun 2016 silam. Kasus ini berawal dari pernyataan Ahok ketika melakukan kunjungan kerja di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016, ia berkata: “Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu nggak bisa pilih saya, ya kan. Dibohongin pakai surat al-Maidah ayat 51, macem-macem itu. Itu hak Bapak Ibu, jadi Bapak Ibu perasaan nggak bisa pilih, nih, karena takut masuk neraka, dibodohin gitu, ya?”[4]

Pernyataan Ahok tersebut kemudian diedit oleh Buni Yani dengan menghilangkan kata “pakai” lalu diunggah dalam dinding Facebooknya pada 6 Oktober 2016. Buntut dari unggahan Buni Yani tersebut adalah terjadinya gerakan Aksi Bela Islam pada 14 Oktober, 4 November, dan 2 Desember 2016. Jumlah peserta gerakan-gerakan ini mencapai jutaan (ada yang mengatakan tujuh jutaan, ada pula yang mengatakan 2,3 jutaan).

Sebagai akibat dari kasus ini, hubungan antara umat Islam dan umat Kristen kembali memanas. Bahkan tidak hanya itu sentimen terhadap warga keturunan Tionghoa pun ikut-ikutan memanas. Kasus-kasus kekerasan, pendiskreditan, marginalisasi, dan diskrimniasi berkedok agama yang berhasil diuangkap dan ditelusuri oleh CRCS merupakan potret real keberlangsungan kehidupan beragama di Indonesia.

Ternyata kemerdekaan beragama belumlah sepenuhnya diraih oleh masyarakat. Terutama bagi mereka yang menjadi minoritas di daerahnya. Dengan demikian, pertanyaan dalam judul tulisan ini kiranya layak untuk diajukan “Kemerdekaan beragama, realita atau fatamorgana?”

Daftar Bacaan

[1] https://kbbi.web.id/bebas

[2] Sengaja saya kutip utuh tanpa ada perubahan agar tergambar dengan jelas bagaimana hasil penelitian yang berhasil ditemukan dan diungkap oleh para peserta Sekolah Pengelolaan Keragaman (SPK) yang diadakan oleh CRCS

[3] Muhammad Iqbal Ahnaf, dkk., Praktik Pengelolaan Keragaman di Indonesia; Kontestasi dan Koeksistensi, (Ed.), Yogyakarta: Program Studi Agama dan Lintas Budaya (Center for Religious and Cross-cultural Studies/CRCS) Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, 2015

[4] Moch Nur Ichwan, MUI, Gerakan Islamis dan Umat Mengambang, Maarif Vil. II, No. 2 (Desember, 2016), hlm. 96

Tags: islamKebebasan beragamaKonflik AgamaToleransi
Previous Post

Mengatasi Perilaku Menyimpang Anak dalam Kelas

Next Post

Sekali Menunda, Anda Akan Mundur Satu Langkah

Sigit Priatmoko

Sigit Priatmoko

Penulis buku dan aktivis penggerak literasi Kita Belajar Menulis (KBM) Bojonegoro. Relawan penggerak masjid yang saat ini sedang merintis pengembangan keberdayaan kaum muda melalui kegiatan menulis. Dosen PGMI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Anggota Lakpesdam PCNU Lamongan masa khidmat 2018-2023.

Next Post
Sumber : intisari.grid.id/

Sekali Menunda, Anda Akan Mundur Satu Langkah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Stay Connected test

  • 832 Followers
  • 79 Followers
  • 22.9k Followers
  • 99 Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

20/06/2020
Rasionalitas dan Harapan Penerapan Dana Desa

Peran BUMDes Sebagai Sarana Kemandirian Ekonomi Desa

24/08/2018
Menanamkan Karakter Disiplin Pada Siswa, Bagaimana Caranya ?

Menanamkan Karakter Disiplin Pada Siswa, Bagaimana Caranya ?

04/03/2018
Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

22/01/2021
Kompetensi Tenaga Pendidik dalam Menghadapi Era Pendidikan 4.0

Kompetensi Tenaga Pendidik dalam Menghadapi Era Pendidikan 4.0

6
Surjan, Memaknai Jawa untuk Merayakan Indonesia

Surjan, Memaknai Jawa untuk Merayakan Indonesia

5
Rasionalitas dan Harapan Penerapan Dana Desa

Rasionalitas dan Harapan Penerapan Dana Desa

4
Seri Bisnis 1: MEMBANGUN ASET, Menyiapkan Menjadi Kaya dengan Pemasukan Pasif

Seri Bisnis 1: MEMBANGUN ASET, Menyiapkan Menjadi Kaya dengan Pemasukan Pasif

4
Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

22/01/2021
12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

30/12/2020
Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

11/12/2020
Girl getting bullied in high school hallway

Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

10/12/2020

Recent News

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

22/01/2021
12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

30/12/2020
Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

11/12/2020
Girl getting bullied in high school hallway

Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

10/12/2020
Kampus Desa Indonesia

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc. Check our landing page for details.

Follow Us

Browse by Category

  • Agenda
  • Dokter Rakyat
  • Gubuk Sastra
  • Indonesia Menulis COVID 19
  • Kita Belajar Menulis
  • Kopipedia
  • Kuliah Terbuka
  • Layanan
  • News
  • Ngaji Tani
  • Opini
  • Pendidikan Hari Ini
  • Produk
  • Psikologi Hari Ini
  • Refleksi
  • Sepak bola

Recent News

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

22/01/2021
12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

30/12/2020
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Go to mobile version