Mengajarkan Hikmah kepada Murid Zaman Now, Mungkinkah?

325
SHARES
2.5k
VIEWS

Tuhan mengajarkan hikmah kepada manusia agar manusia bijaksana dalam bersikap dan mengambil keputusan (Amka)

HIKMAH adalah kemampuan memahami dan melaksanakan sesuatu yang benar, sesuai, wajar dan tepat berdasarkan prinsip-prinsip yang sistemik, universal, logis dan bermakna. Hikmah atau nilai kebijaksanaan (wisdom) sangatlah penting dalam pembelajaran di dalam kelas. Seorang guru yang ahli hikmah merupakan sosok guru yang sangat bijaksana, dia melihat murid dari berbagai aspek yang dimiliki oleh murid, dia akan mengukur kemampuan murid dengan caranya yang unik kadang tidak berhubungan dengan pelajaran, karena si murid harus melewati satu persyaratan dahulu sebelum mempelajari ilmu yang dimiliki oleh seorang guru.

RelatedPosts

Persyaratan-persyaratan untuk menempuh pelajaran tertentu sangat penting bagi seorang guru yang ahli hikmah, karena dia akan lebih memastikan bakat yang dimiliki murid. Persyaratan itu terkadang berupa ujian kesabaran dengan mengerjakan tugas yang bisa jadi tidak berkait dengan pelajaran. Murid akan menjalani tugas tersebut apakah dengan keikhlasan ataukah tidak, jika dia ikhlas mengerjakannya maka persyaratan untuk menempuh pelajaran akan dia dapatkan.

Di jaman now ini hikmah bisa diajarkan bahkan harus di desain oleh guru yang ingin mengajarkan suatu pelajaran tertentu. Guru yang akan mendesain hikmah dalam pelajarannya harus mengetahui dan menguasai tujuan akhir dari pelajarannya. Misalnya dalam satu pertemuan murid akan mampu menghafalkan 25 kosakata, menjelaskan prinsip-prinsip berkomunikasi dan lain sebagainya. Maka guru hendaknya tidak hanya mengetahui tujuan itu saja, akan tetapi setelah murid menghafalkan kosakata tersebut, murid akan menguasai apa sebenarnya. Guru harus menentukan tujuan akhir dari pelajaran yang dia inginkan misalkan setelah menghafalkan 25 kosakata di dalam kelas dan mampu menjelaskan prinsip-prinsip berkomunikasi maka di akhir semester murid akan mampu melakukan komunikasi dengan baik tentang kelas.

Selain mengetahui tujuan akhir, maka yang penting adalah guru harus menguasai persyaratan untuk mengikuti pelajaran tersebut. Misalnya pelajaran matematika memerlukan logika berfikir yang sangat kuat, logika berfikir bisa didapatkan dengan latihan dasar-dasar logika dengan mempelajari pola-pola tertentu. Bisa guru memberikan latihan dengan melihat fenomena alam atau yang lainnya, karena segala sesuatu yang ada di alam raya ini memiliki pola jadi mempelajari pola tidak harus di dalam kelas akan tetapi di luar kelas bisa dilakukan. Dari situ guru akan mengetahui gaya belajar murid mempelajari pola bisa dengan suara, bisa dengan gambar, bisa dengan merasakan, bisa dengan mencium atau dengan indera lainnya.

Bisa jadi persyaratan untuk mempelajari budi pekerti adalah dengan kesabaran, maka seorang guru memberikan latihan kesabaran dahulu sebelum mengajari budi pekerti,

Bisa jadi persyaratan untuk mempelajari budi pekerti adalah dengan kesabaran, maka seorang guru memberikan latihan kesabaran dahulu sebelum mengajari budi pekerti, karena pada hakikatnya mengajari budi pekerti itu bukan mengajari sebuah wawasan tentang budi pekerti, akan tetapi bagaimana murid bisa bersikap dengan baik. Guru bisa memberikan pelajaran melalui kebiasaan-kebiasaan baik selama di kelas atau bisa di luar kelas.

Guru juga harus mampu mengukur kemampuan murid dengan berbagai tipologi gaya belajarnya itu. Guru harus memastikan kemampuan murid di level yang mana, karenanya guru hendaknya membuat kategori kemampuan murid dalam mempelajari pelajaran yang dia ampu. Kemampuan seorang guru untuk mengkategorikan kemampuan murid ini menjadi penting untuk bisa meneruskan pada level kemampuan yang lebih tinggi. Tugas-tugas yang diberikan oleh seorang guru harus lebih substansi agar murid mempelajari hikmah yang akan mereka peroleh dari pelajaran tersebut.

Sistem mental yang terbentuk dari proses pembelajaran menjadikan murid bertindak secara terukur sesuai dengan kemampuan yang dia miliki.

Hikmah akan diperoleh oleh seorang murid, ketika dia memahami dan sadar betul kemampuan dirinya. Tentunya kesadaran si murid tidak serta merta didapatkan secara langsung ketika pelajaran masih berlangsung, akan tetapi bisa jadi ketika pelajaran telah selesai diajarkan oleh seorang guru yang ahli hikmah. Sistem mental yang terbentuk dari proses pembelajaran menjadikan murid bertindak secara terukur sesuai dengan kemampuan yang dia miliki. Murid mengetahui berada di level tertentu sesuai dengan emosi, motivasi yang ada di dalam dirinya, sehingga tindakannya selalu dikaitkan dengan emosi dan motivasi yang ada dalam dirinya. Wallahu_A’lam_bi _al – Sawab

19 April 2018 (3 Sya’ban 1439)

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.