• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Kita Belajar Menulis

Meneropong Efek Domino Kebijakan Impor Beras

Sigit Priatmoko by Sigit Priatmoko
March 28, 2022
in Kita Belajar Menulis, Opini
189 12
0
Meneropong Efek Domino Kebijakan Impor Beras
Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai warga dunia, Indonesia tentu tak bisa lepas dari interaksi dengan negara lain. Interaksi ini terwujud dalam bentuk kerjasama, baik yang bersifat bilateral maupun multilateral. Kuatnya interaksi yang dilakukan justru menjadi tolok ukur seberapa signifikan sepak terjang Indonesia di percaturan global. Hal ini karena semakin banyak dan kuat kerjasama Indonesia dengan negara lain akan semakin memperkuat eksistensi Indonesia di mata dunia. Namun menjadi lain ceritanya, manakala interaksi yang dibangun tersebut justru memberi efek domino bagi kesejahteraan penduduk Indonesia. Seperti yang sedang ramai dibicarakan beberapa hari terakhir ini, yaitu kebijakan impor beras yang akan dilakukan oleh pemerintah bulan Pebruari mendatang.

Kebijakan ini setiap kali dilempar ke publik selalu menuai kritik tajam dari berbagai pihak. Hal ini karena banyak kalangan menilai kebijakan impor beras mengindikasikan ketidakmampuan negara memenuhi kebutuhan pangan sendiri. Selain itu, kebijakan impor beras menciptakan beberapa ironi yang semestinya tak perlu terjadi. Pertama, secara statistik sektor pertanian negeri ini semestinya lebih dari mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 menunjukkan bahwa luas lahan pertanian (sawah) di Indonesia mencapai 8.111.593 hektar. Sementara jumlah penduduk Indonesia per tahun 2017 diproyeksikan sejumlah 261.890.900 jiwa. Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) sebagaimana dilansir www.antaranews.com, www.jawapos.com, dan www.republika.co.id, produksi padi pada tahun 2016 mencapai 79,1 juta ton, naik dari tahun 2015 yang berjumlah 75,4 juta ton. Sementara untuk tahun 2017, menurut Kementerian Pertanian produksi beras nasional surplus, dengan jumlah produksi sebesar 3 juta ton, sedangkan kebutuhannya 2,6 juta ton. Lalu kemanakah angka ini?

Kedua, di tengah gencarnya pemerintah membangun dan mengembangkan desa melalui berbagai kebijakannya seperti pengucuran Dana Desa, pengembangan destinasi-destinasi pariwisata, pelatihan kemandirian ekonomi, modernisasi pertanian dan sebagainya, pemerintah justru melalui kebijakan ini menciutkan kembali harapan para petani di desa untuk bangkit mandiri dan sejahtera yang mulai tumbuh. Membanjirnya beras impor akan semakin memperparah “sakit hati” para petani dari tahun ke tahun. Masih segar diingatan kita betapa menderitanya para petani bawang merah saat pasar mereka justru dibanjiri bawang merah impor.

Ketiga, jika dicermati dengan seksama, kebijakan impor beras ini kontraproduktif dengan program-program pokok pemerintahan Presiden Jokowi yang tertuang dalam Nawacita terutama pada poin ketiga “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan” dan poin keenam “Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya”.

Menyikapi ironi-ironi tersebut, pemerintah perlu melakukan terobosan-terobosan lebih lanjut melalui paket-paket kebijakan ekonomi yang berpihak dan pro rakyat yang dalam hal ini adalah petani. Oleh sebab itu, beberapa hal yang patut kiranya dipertimbangkan oleh pemerintah antara lain; pertama, meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Upaya yang dapat dilakukan seperti; 1) menyediakan benih unggul, 2) menjamin ketersedian pupuk, dan 3) menjamin ketersediaan irigasi.

Kedua, memasifkan operasi pasar. Permainan pasar yang menyebabkan harga beras melonjak, seringkali dilakukan oleh para tengkulak yang menyumbang keterpurukan para petani di negeri ini. Mematok harga gabah serendah mungkin saat panen raya kemudian ditimbun lalu dijual lagi dengan harga selangit setelah terjadi kelangkaan adaah permainan yang jamak kita saksikan setiap tahun. Maka tak heran jika para petani di negeri ini sulit untuk bangkit, sejahtera, dan mandiri.

Ketiga, menyertai moderniasai pertanian dengan gerakan literasi. Hal ini penting dilakukan agar para petani di negeri ini melek teknologi dan kaya wawasan, mengingat dunia persaingan produk-produk pertanian tak lagi bersifat lokal, tapi telah mengglobal. Serbuan produk-produk pertanian impor seperti beras, gandum, bawang putih, cabai, jeruk, semangka, melon dan sebagainya yang kualitasnya jauh di atas kualitas produk lokal namun harganya justru lebih terjangkau menyebabkan produk lokal ditinggalkan oleh pasar. Fenomena ini terjadi karena tingginya biaya produksi para petani lokal yang disebabkan oleh akses teknologi dan wawasan ilmu pertanian yang masih kurang.

Keempat, perumusan kebijakan yang partisipatif. Paradigma perumusan kebijakan bottom-up agaknya menjadi solusi kunci dalam hal ini. Paradigma ini menuntut perumus kebijakan terlebih dahulu melakukan kajian mendalam kemudian dilanjutkan dengan mengajak masyarakat untuk berdialog dan turut berpartisipasi merumuskan kebijakan. Hal ini diperlukan karena justru di level grass-root inilah gambaran kebutuhan dan kondisi masyarakat yang real dan faktual dapat diperoleh.

Sebagai penutup tulisan singkat ini, pemerintah semestinya belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Setiap kali wacana kebijakan impor bahan pangan digulirkan ke publik, hampir selalu terjadi resistensi dan kekhawatiran di berbagai level. Impor bukanlah solusi final kelangkaan bahan pangan. Impor hanya solusi temporal atau solusi alternatif tidak untuk dijadikan “kebijakan rutin”.

Tags: harga berasimpor berasJoko WidodoNawacitapanen rayapetani
Previous Post

Gerakan Pendidikan yang Memanusiakan ; Yuk Bikin Resolusi 2018 dengan Menulis Buku

Next Post

Menilik Kembali Istilah Pesta Demokrasi

Sigit Priatmoko

Sigit Priatmoko

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Pengumuman Hasil Seleksi Peserta “Kelas Editor Kampus Desa Indonesia 2022”
Kita Belajar Menulis

Pengumuman Hasil Seleksi Peserta “Kelas Editor Kampus Desa Indonesia 2022”

by Kampus Desa Indonesia
November 11, 2022
0
262

Berdasarkan hasil seleksi administrasi dari sekian banyak pendaftar pada Kelas Editor Kampus Desa Indonesia 2022 ini, berikut kami sampaikan nama-nama...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In