• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Kita Belajar Menulis

Melanjutkan Asa dan Perjuangan Kartini

Sigit Priatmoko by Sigit Priatmoko
March 25, 2022
in Kita Belajar Menulis, Opini
199 10
0
Melanjutkan Asa dan Perjuangan Kartini
Share on FacebookShare on Twitter

Peringatan hari Kartini merupakan bentuk ekspresi atas apresiasi dan kekaguman kita pada tokoh emansiapasi ini. Namun, sayangnya kita masih berhenti pada seremonial belaka. Banyak hal-hal substansial yang justru terlupa. Bagaimana semestinya?

Kampus Desa — Menyambut hari Kartini, kita selalu disuguhkan berbagai perayaan yang menakjubkan. Perayaan hari lahir tokoh emansipasi perempuan Indonesia ini dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat.

Tidak hanya terbatas pada lembaga pendidikan, bahkan di tingkat masyarakat bawah pun tak mau kalah. Intinya, semua gegap gempita, berbahagia, bangga, haru, dan hormat atas perjuangan tokoh asal Jepara ini.

Namun, apakah cukup hanya begitu kita memperingati hari Kartini? Hanya seremonial dengan mengenakan kebaya, melakukan pawai, dan semacamnya? Apa yang sesungguhnya lebih esensial dan urgent dari peringatan hari Kartini? Terutama dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara?

Apa yang selama ini kita lakukan setiap memperingati hari Kartini memang patut diapresiasi. Masyarakat, terutama kaum perempuan, begitu antusias menyambut hari istimewa ini. Semua pasti mengagumi sosok Kartini.

Namun sayangnya, peringatan hari Kartini masih berhenti pada upacara seremonial saja sebagaimana peringatan-peringatan hari besar lain yang kita lakukan. Kita masih saja berkutat pada level kulit. Belum menyentuh isi.

Jika kita renungkan sejenak, ada banyak substansi dari peringatan hari Kartini yang kerap kali kita lewatkan, salah satunya adalah semangat Kartini dalam memperjuangkan kesetaraan dan keadilan.

Perempuan menjadi objek ketidakadilan, hak-haknya dikebiri, termarjinalkan, dan kedudukannya seperti barang

Zaman dimana Kartini hidup, perempuan diperlakukan tidak jauh beda dengan nasib perempuan di era pra Islam. Perempuan menjadi objek ketidakadilan, hak-haknya dikebiri, termarjinalkan, dan kedudukannya seperti barang.

Ketidakadilan inilah yang hendak didobrak oleh Kartini. Sebagai anak bangsawan, ia justru tak tertarik dengan glamornya kehidupan aristokrat. Alih-alih, ia justru prihatin dengan nasib rakyat yang kala itu menjadi korban biadabnya kolonialisme dan imperialisme. Terutama kaum perempuan.

Para penjajah waktu itu, bisa begitu leluasa menindas kaum perempuan pribumi. Berbalik 360 derajat dengan kemanusiaan yang mereka gaungkan di negeri asal mereka, Eropa.

Kesetaraan dan keadilan kian menjadi barang mahal di negeri ini. Padahal ia merupakan satu di antara tujuan utama berdirinya republik ini.

Semangat perjuangan ini yang masih absen dari kita. Kesetaraan dan keadilan kian menjadi barang mahal di negeri ini. Padahal ia merupakan satu di antara tujuan utama berdirinya republik ini. Bahkan, keduanya juga merupakan landasan atau dasar negara ini (baca sila kedua dan kelima Pancasila).

Berbagai ketimpangan dalam penegakan hukum yang sering kita saksikan di media massa, semakin memperkuat adagium hukum kita tumpul ke atas dan tajam ke bawah.

Penegakan hukum atas mereka juga terkesan sedemikian alot, rumit, dan berbelit-belit

Elit-elit politik yang korupsi milyaran masih dapat tersenyum manis dan say hello dengan bangganya kepada publik. Seolah apa yang dilakukannya bukanlah dosa. Penegakan hukum atas mereka juga terkesan sedemikian alot, rumit, dan berbeli-belit.Sementara jika rakyat kecil yang melakukan pelanggaran hukum, aparat begitu sigap dan tegas menindak.

Tidak hanya dalam hal penegakan hukum, dalam pergaulan sosial pun kita semakin menjauh dari semangat Kartini. Kentalnya politik identitas akhir-akhir ini semakin memupuk semangat ke-aku-an setiap orang. Pengistimewaan diri dan golongan semakin tampak dan marak.

Akibatnya, sekat-sekat antar etnis, suku, kelompok, agama, bahkan individu semakin menebal. Dampak nyatanya, kecurigaan tak berdasar mudah tersulut oleh isu-isu sensitif yang kerap dihembuskan pihak-pihak yang tak bertanggungjawab.

Dampak lainnya, semakin brutalnya masyarakat hina menghina satu sama lain. Apabila ada yang berbeda pendapat, mereka tak segan menghujat. Seolah yang benar hanyalah kelompok mereka sendiri. Yang lain yang berda dianggap salah, bahkan musuh.Toleransi kita kian menipis. Kesadaran akan pluralitas dalam kehidupan pun kian memudar dan meluruh.

Akhirnya, memperingati hari Kartini bukan semata tentang seberapa kagum kita pada sosok Kartini. Tapi, lebih pada seberapa jauh kita mampu meneruskan perjuangan Kartini dalam menegakkan kesetaraan dan keadilan di bumi pertiwi ini. Wallahu alam.

Tags: Hari Kartinikeadilan hukumkesejahteraan rakyatKesetaraan
Previous Post

Mengapa Saya Tidak Golput

Next Post

Perbanyak Membaca Surat Al-Ashr di Era Transisi

Sigit Priatmoko

Sigit Priatmoko

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Pengumuman Hasil Seleksi Peserta “Kelas Editor Kampus Desa Indonesia 2022”
Kita Belajar Menulis

Pengumuman Hasil Seleksi Peserta “Kelas Editor Kampus Desa Indonesia 2022”

by Kampus Desa Indonesia
November 11, 2022
0
262

Berdasarkan hasil seleksi administrasi dari sekian banyak pendaftar pada Kelas Editor Kampus Desa Indonesia 2022 ini, berikut kami sampaikan nama-nama...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In