• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Kuliah Terbuka

Kemiri, Bahan Masakan Menyelamatkan Kehidupan

Iin Wahyuni by Iin Wahyuni
March 29, 2022
in Kuliah Terbuka
195 10
0
Kemiri, Bahan Masakan Menyelamatkan Kehidupan
Share on FacebookShare on Twitter

Internet sangat bermanfaat untuk meningkatkan taraf rakyat kecil. Bahkan mampu mengangkat derajat kemudahan hidup para orang miskin yang kesulitan memanfaatkan sumberdaya alam. Termasuk Yu Sinten. Melihat tetangganya kesulitan memecah Kemiri, bahan masakan yang terkenal ini, maka seorang yang peduli mencarikan cara di internet, maka cara ini menyelamatkan kehidupan Yu Sinten.

Yu Sinten seringkali gugup akhir-akhir ini. Uang belanja dari suaminya serasa mengkerut. Jika biasanya uang segitu bisa cukup untuk satu minggu, sekarang menjelang hari ke-4 sudah tambal sulam.

Yu Ten (panggilan sayangnya) tidak kenal inflasi. Hanya saja akhir-akhir ini keluarganya makin keranjingan terasi. Sambal terasi semakin terasa urgen kehadirannya ketika persediaan lauk-pauk sangat terbatas. Kalau ada sambal pedasnya, semua terasa nikmat! Jadi lupa lainnya…

Untung saja Yu Ten hidup di pedesaan yang gemah ripah loh jinawi. Lombok tomat pada berbuah, ranum merah mengkilat. Tidak bakalan kekurangan bahan baku utama sambal segala macam. Sayur-mayur tumbuh menyeruak bak semak di sekitar rumah. Empon-empon cukul (muncul bertunas) sendiri dari gundukan tanah. Perlu santan? Pohon kelapa berbuah lebat di pekarangan belakang.

Tidak cukup sampai di situ, Allah memanjakan Yu Ten dengan bumbu penyedap lain yang pohonnya tumbuh bercabang membesar, buahnya seukuran bola pingpong. Dari dalamnya terkandung biji-bijian yang dilapisi kulit sekeras batok kelapa. Buah kemiri namanya.

Hari Senin Yu Ten bikin penyet terong. Hari Selasa beliau memasak lodeh nangka muda. Jodohnya sambal terasi dan ikan asin. Awet sampai hari Rabu. Selanjutnya bikin soto, sambelnya pakai kemiri. Hari Kamis Yu Ten melirik jantung pisang. Ia pun bikin pecel jantung pisang. Kemiri berandil dalam bumbunya. Hari Jum’at ia masak kare tahu. Gurihnya kemiri dan santan dipadu sambal bawang bikin semua orang ketagihan. Hari Minggu suami Yu Ten bawa ikan wader banyak sekali dari Kali Amprong. Sebagian dipenyet sama sambal, sebagian digoreng dengan tepung bumbu kemiri. Temannya oseng-oseng pepaya muda hasil memetik di kebun. Seminggu full lidah sekeluarga dimanjakan dalam kesederhanaan. Sedap betul hidup di pedesaan.

Yu Ten amat mensyukuri sebatang pohon besar bercabang dua yang tumbuh di samping rumah. Saat terdengar isu inflasi pohon itu semakin rajin beraksi. Menggugurkan buah-buah keringnya yang berukuran sekepalan tangan anak kecil.

Yu Ten bukan asyik dengan buahnya, tapi sibuk mengamankan biji-bijinya. Dengan telaten ia menjemurnya di halaman depan. Setelah beberapa hari dan cukup kering, dipukul-pukulinya kulit biji yang sekeras batok kelapa. Hasilnya isi bijinya keluar berhamburan, jauh dari utuh.

Untunglah seorang tetangganya yang sedang lewat melihat hal itu, lalu mencarikannya info di internet. Ketemulah sebuah alat pemukul sederhana terbuat dari rotan dengan jaring-jaring kecil dari tali rafia. Suami Yu Ten meniru membuat alat tersebut.

Pagi ini Yu Ten tersenyum-senyum senang, melihat biji-bijian yang dipukulinya retak dan terbelah, lalu mengeluarkan isi yang masih utuh. Biji kemiri utuh. Kalau begini caranya, pasti harga jualnya ke melijo juga lebih baik. Dapur dan dompetnya sama-sama sedap

Tinta Mulia. #Dewipelaga

Tags: bahan masakanbuah kemirirotan
Previous Post

Mekanisme Sukses Otomatis dan Mekanisme Gagal Otomatis

Next Post

Dilema Konten dan Kemasan (1)

Iin Wahyuni

Iin Wahyuni

RelatedPosts

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang
Kearifan Lokal

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

by Mohammad Mahpur
March 8, 2023
0
230

Kampusdesa.or.id--Kebutuhan mengkaji Islam untuk menguatkan pemahaman lintas agama pada studi Islamologi menghubungkan Balewiyata dengan Pesantren Ainul Yakin Unisma Malang. Tak...

Read more
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg
Kuliah Desa

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

by Redaksi
February 15, 2023
0
336

Kampusdesa.or.id--Borax itu adalah garam bleng atau juga cetitet dalam dunia industri. Boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik...

Read more
Mengenal Lebih Dekat Teman Tuli
Kuliah Terbuka

Mengenal Lebih Dekat Teman Tuli

by Siti Fatimah
November 25, 2022
0
103

Kampusdesa.or.id-- Kata tuna umum dipakai untuk menunjukkan keadaan disabilitas atau difabel seseorang. Orang yang tidak bisa melihat disebut tuna netra,...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In