• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Dokter Rakyat

Dokter Rakyat: Betulkah Selfie Termasuk Gangguan Mental Narsisisme

Dito Anurogo by Dito Anurogo
March 27, 2022
in Dokter Rakyat
204 2
0
Dokter Rakyat: Betulkah Selfie Termasuk Gangguan Mental Narsisisme
Share on FacebookShare on Twitter

DokterRakyat [KampusDesa]

Tragedi selfie selalu saja memakan korban.
Ini mengingatkan kita akan bahaya narsisisme. Waspadalah!

Hobi berfoto selfie seringkali dikaitkan masyarakat awam dengan narsisisme. Padahal, terminologi “narsis” dalam pandangan umum amat jauh berbeda dengan perspektif kedokteran. Referensi medis cenderung menghubungkan narsisisme dengan gangguan kepribadian narsisistik (GKN).

Menurut DSM-IV, GKN adalah gangguan personaliti dengan perasaan kebesaran/kebanggaan pada diri sendiri (yang berlebihan) dan merasa dirinya sangat hebat/superior. Singkatnya, GKN bercirikan: perilaku bangga/takjub pada diri-sendiri, egosentris, agresi, dan kurang empati.

Penyebab

Tumpang-tindih antara GKN, psikopati, dan gangguan kepribadian antisosial menyebabkan berkembangnya riset psikofisiologis yang memunculkan beragam teori/mekanisme penyebab.Teori psikodinamika menyarankan bahwa periode konstruksi-rekonstruksi ego penting untuk memelajari perkembangan GKN.

Literatur lain menyebutkan; ada interaksi antara harga diri dan GKN karena teori-teori klinis dan riset empiris telah membuktikan ada berbagai jenis penderita GKN yang berbeda tingkat harga dirinya. Penderita GKN tipe covert/vulnerable; memiliki harga diri rendah, dimana di dalam kehidupan sosial, ia cenderung malu dan introvert. Sebaliknya, ada penderita GKN tipe overt/grandiose; memiliki harga diri tinggi, dimana ia ekstravert dan memiliki orientasi interpersonal yang dominan.

Terganggunya empati juga berperan dalam mekanisme GKN. Dari perspektif psikobiologis, empati adalah proses kompleks, meliputi: faktor lingkungan, biologis, persarafan. Semua ini mengaktivasi otak bagian korteks temporal superior.

Pola pengasuhan yang salah, dimana orangtua selalu memanjakan atau terlalu banyak mengkritik anak, juga berpotensi memunculkan GKN saat ia tumbuh dewasa.

Beragam teori tentang GKN terus bermunculan, namun penyebab pasti belum diketahui.

Klasifikasi

Gradasi narsisisme ada beberapa tingkat. Narsisisme normal/sehat, masih peduli dan menerima kekuatan-kelemahan diri/seseorang, bisa merasakan kepuasan saat bekerja, berekspresi kreatif, tanpa muncul kecemasan dan konflik, alias hidup di dalam harmoni dan keselarasan nilai-nilai moral. Hal ini dapat diketahui dari kuesioner Narcissistic Personality Inventory (NPI), yang terdiri dari 16-40 pertanyaan.

Narsisisme di tingkat neurotik; bercirikan individu ini menunjukkan kebutuhan yang berlebihan untuk dipuji orang lain, sangat (mudah merasa) cemburu, kurang berempati kepada orang lain, cenderung menyalahgunakan kebaikan orang lain demi kepentingan pribadinya. Individu di tingkat ini menunjukkan adaptasi yang baik meskipun superfisial, sedangkan pengalaman subjektifnya berkisar dari menipis (deplesi) hingga meninggi (riang-gembira). Ia sulit menjalin relasi interpersonal yang akrab dalam jangka waktu lama, sulit merasa puas atas prestasi yang telah dicapainya, disebabkan karena tidak adanya apresiasi (terutama berupa pujian) dari orang lain.

[Paragraf Bersponsor] Beli salah satu buku si DokterRakyat berjudul “The Art of Medicine, Seni mendeteksi, dan menyembuhkan 88 penyakit dan gangguan kesehatan. Pendamping setia sebelum ke dokter.” Diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama Jakarta Tahun 2016. Cukup baru. Buku ini seolah mencegah anda untuk tidak ke dokter. Cukup membacanya maka anda barangkali akan menunda pergi ke dokter karena mendapat panduan dari buku ini. Tetapi tetap jika ada keluhan yang tidak bisa ditangani sendiri, pergi ke dokter adalah sebuah keharusan. Tetapi kemampuan merawat kesehatan juga penting sehingga memiliki buku ini juga sama pentingnya dengan anda memiliki dokter rumah 24 jam. Buku ini dapat dibeli melalui online dengan mengunjungi link berikut >> getscoop, amazon, gramedia [Paragraf Bersponsor]

Narsisisme di tingkat ambang-batas (borderline); misalnya individu dengan GKN, bercirikan: kurang dapat menoleransi kecemasan, kurangnya pengendalian gerak hati, kegagalan di dalam mempertahankan kemesraan di dalam hubungan cintakasih, hampir selalu gagal menunjukkan prestasi yang baik di setiap bekerja. Hal ini dikarenakan adanya konsep diri ideal-diri lemah yang terpecah.

Solusi
Untuk mengatasi GKN dikembangkan model psikoterapeutik integratif, yang secara sistematis memadukan elemen-elemen gestalt, relasi objek, psikoterapi psikodinamik, perilaku kognitif, terapi berfokus emosi menjadi model konseptual yang komprehensif. Pendekatan ini disebut terapi skema, dikembangkan oleh Jeffrey Young dkk. Terapi skema telah diadopsi oleh lebih dari 40 negara di dunia.

Pendekatan lain yang dipakai untuk mengatasi GKN adalah terapi perilaku dialektik. Rumitnya terapi GKN ini salah satunya disebabkan karena GKN tumpang-tindih dengan gangguan kepribadian borderline.

Hingga kini memang belum ada cara efektif untuk mencegah GKN, mengingat GKN belum diketahui pasti penyebabnya dan sering tumpang-tindih dengan gangguan lainnya. Meskipun demikian, bahaya GKN perlu diwaspadai sejak dini dan ditanggulangi dengan komunikasi dari hati ke hati.

dr. Dito Anurogo, dokter digital/online di detik.com, penulis lebih dari 18 buku dan lebih dari 333 karya tulis terpublikasi, CEO/Founder Indonesia Literacy Fellowship dan Srikandi Forum Indonesia, S-2 IKD Biomedis FK UGM Yogyakarta. Email: [email protected]

CARA KONSULTASI : ANDA BISA KONSULTASI DENGAN MENGIRIM PERTANYAAN SEPUTAR KESEHATAN KE WA 081335729355 DENGAN CARA : KETIK DOKTERRAKYAT | TULISKAN PERTANYAAN SECARA JELAS. DIAKHIR KALIMAT TUTUP DENGAN FORMAT [KAMPUSDESA.OR.ID]

Tags: dokterdokter rakyatkesehatan jiwakonsultasi kesehatanobatselfie
Previous Post

Regulasi Emosi Korban Perselingkuhan

Next Post

Mencintai Air (Tresno Banyu) Kampung Macari dalam Semangat 1 Muharram

Dito Anurogo

Dito Anurogo

Dokter literasi digital, dokter rakyat di Kampus Desa Indonesia, dosen FKIK Unismuh Makassar, penulis puluhan buku, sedang menempuh S3 di Taipei Medical University Taiwan.

RelatedPosts

Sehat dengan Hemat Menggunakan VCO Buatan Sendiri
Dokter Rakyat

Sehat dengan Hemat Menggunakan VCO Buatan Sendiri

by Ulil Fitriyah
November 22, 2022
0
80

Kampusdesa.or.id--Tidak perlu menunggu sakit untuk hidup sehat. Pernyataan seperti ini mudah diucapkan, tetapi berat untuk dilakukan bagi sebagian orang. Bagaimana...

Read more
Bunga Kenanga berpadu VCO Bermanfaat untuk Kecantikan Kulit dan Rambut
Dokter Rakyat

Bunga Kenanga berpadu VCO Bermanfaat untuk Kecantikan Kulit dan Rambut

by Eny Yulianti
November 21, 2022
0
90

Kampusdesa.or.id--Bunga Kenanga sangat dikenal di masyarakat Indonesia. Masyarakat luas menggunakannya sebagai tabur bunga di makam atau digunakan saat tabur kematian....

Read more
Kedokteran 5.0: Perjalanan Panjang dari Sel ke Pengobatan Presisi di Era Genomik
Dokter Rakyat

Kedokteran 5.0: Perjalanan Panjang dari Sel ke Pengobatan Presisi di Era Genomik

by Kampus Desa Indonesia
November 22, 2022
0
240

Kampusdesa.or.id -- Genetika merupakan ilmu tentang keturunan yang mempelajari berbagai problematika manusia seperti kesehatannya, cacat lahirnya jasmani maupun mental, pewarisan...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

February 15, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In