• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Psikologi Hari Ini

Dilema Memilih Content dan Kemasan (2)

Iin Wahyuni by Iin Wahyuni
March 29, 2022
in Psikologi Hari Ini
190 10
0
Dilema Memilih Content dan Kemasan (2)
Share on FacebookShare on Twitter

Konten dalam bentuk gambar, seorang keluarga muslim yang berfoto lalu diunggah ke media online, sangat jarang memainkan permainan alam atau tradisional. Kebanyakan ditemukan menggambarkan praktik-praktik beragama. Lalu kemana konten seorang berpakaian muslim tetapi bermain di alam dan permainan tradisional ? Sudah saatnya keluarga muslim mengupload aneka praktik-praktik umum dan mengambil gambar untuk menguploadnya di media maya. Kita bisa mendapatkan beridentitas muslim tapi memainkan permainan tradisional.

KampusDesa.or.id–Selain memiliki kekayaan budaya, Nusantara juga memiliki kekayaan khazanah permainan tradisional yang berasal dari Sabang sampai Merauke. Hampir 60 jenis jumlahnya, bisa lebih bahkan. Negeri dan budaya mana yang bisa menandingi?

Lalu kenapa di dunia internet atau medsos kita lebih mudah menemukan para orang tua yang selfie dengan anak-anaknya dengan gaya begitu-begitu saja? Kalau ada sedikit bergaya, ya ulah orang tua yang nampang di Tik-tok dengan menjewer-jewer atau mengobok-obok muka anaknya. Pokoknya lucu saja. Walau tidak etis alias kurang mendidik. Jauh dari inspiratif.

Sedangkan kalau ada gambar yang menunjukkan orang tua sedang mendampingi anaknya belajar, ya terbatas di dalam ruangan dengan buku-buku saja.  Bisakah pemirsa menebak visi dan tingkat kreatifitas mereka? Bukankah yang sering dilakukan spontan atau tercetus begitu saja dari alam bawah sadar seseorang justru mencerminkan kepekatan nilai yang tersemat dibalik itu? Seolah ada kesepakatan bersama di antara para orang tua kita bahwa dunia pembelajaran memang berseberangan dengan dunia bermain.

Kalau belajar itu ya harus duduk anteng dan tenang di dalam ruangan dengan alat tulis dan buku-buku. Kalau banyak bergerak, bermain dan berpeluh-peluh di alam walau itu untuk menggali atau mempelajari sesuatu tetap saja hal seperti itu dianggap bermain belaka. Itu mah cuma bikin kotor, riskan kena kuman dan nambahin tumpukan cucian kotor saja!

Kembali ke khazanah permainan tradisional. Apalagi ini yang labelnya jelas-jelas ‘permainan.’ Tradisional lagi. Sudah lekang. Tak laik. Ketinggalan. Kata siapa? Hayo kata siapa? Dasarnya apa berpendapat seperti itu. Kalau anak-anak yang bilang, ya karena mereka tidak diperkenalkan dan dikondisikan dengan baik pada khazanah permainan tradisional.

Walau bukan pihak orangtua yang awalnya berpendapat seperti itu, sungguh merekalah yang mengondikasikan anaknya dengan baik supaya lengket pada hape. Sebelum orang tua berhasil mentradisikan untuk mengeksplorasi alam bersama anak-anaknya demi pembelajaran yang realistis dan menyenangkan. Sebelum orangtua berhasil mengajak anak-anaknya memainkan permainan-permainan tradisional yang seru dan mengasyikkan hingga ketagihan dan jasmani mereka menuai manfaatnya!

Ribet katanya. Nanti jadi sering di luaran, terpapar pergaulan kurang baik, kecapekan dan kulitnya hitam. Anehnya, justru orangtua tenang-tenang saja membiarkan anaknya tenggelam bermain hape tanpa kontrol dan pengawasan. Tanpa bimbingan dan pembekalan. Tanpa contoh pemakaian yang bijak dan produktif juga. Padahal justru isinya adalah belantara informasi yang penuh perangkap berbahaya. Laten dan bisa permanen.

Jadi, masih suka berkutat pada dilema kemasan saja? Menganggap adegan atau gambar orangtua dan anak yang tengah asyik mengeksplorasi alam untuk belajar dan bermain itu kurang layak untuk ditampilkan jika tidak dikemas dengan busana muslim? Hati-hati lho… bisa mandeg sebatas kulit!

Ada begitu banyak mutiara ilmu berserakan di tengah alam. Ada banyak manfaat dan hikmah dalam permainan tradisional. Sayang jika pemahaman anak dikunci sebatas teori dan wacana, orangtualah yang harus pertama kali memantikkan daya kritis, rasa keingintahuan hingga suka melakukan praktek dan penelitian pada anak-anaknya.

Kalau memang menginginkan gambaran ideal, jangan malah busana muslimnya jadi penghalang untuk mengajak anak-anak menadabburi ayat-ayat Qouniyah Allah di tengah alam. Ada begitu banyak mutiara ilmu berserakan di tengah alam. Ada banyak manfaat dan hikmah dalam permainan tradisional. Sayang jika pemahaman anak dikunci sebatas teori dan wacana, orangtualah yang harus pertama kali memantikkan daya kritis, rasa keingintahuan hingga suka melakukan praktek dan penelitian pada anak-anaknya.

Lalu… dokumentasikan momen-momen indah dan berharga itu. Tak mengapa dibagikan di internet atau media sosial jika niatnya untuk menginspirasi dan memotivasi keluarga lainnya. Hingga jagat maya kita penuh dengan gambar-gambar keluarga muslim dengan kegiatan yang berkualitas lagi layak ditiru. Hingga gambar-gambar seronok penuh unsur pamer dan konsumtif tenggelam dengan sendirinya. Dan saya tidak perlu berlama-lama kalau ingin mencari gambar-gambar indah yang merepresentasikan nilai-nilai yang senada dengan pikiran saya. Nah, sudah ngehkan solusinya ada di tangan siapa?

Salam damai ceria untuk seluruh keluarga Indonesia! (Tamat)

Tags: Keluarga MuslimPAUDPermaianan tradisionalSekolah alam
Previous Post

Bu Risma, Kami Kehilangan Ruang Bermain di CFD Tunjungan Surabaya !

Next Post

Apa Artikel yang Anda Butuhkan ?

Iin Wahyuni

Iin Wahyuni

RelatedPosts

Gulat dengan Sang Profesor
Kuliah Desa

Gulat dengan Sang Profesor

by Mohammad Mahpur
October 1, 2022
0
169

KAMPUSDESA.OR.ID--Gulat dengan sang profesor kecil menjadi pengalaman bermain menarik waktu itu di sepah (sampah tebu hasil penggilingan). Masa kecil yang...

Read more
Keluar dari Efek Lampu Sorot
Psikologi Hari Ini

Keluar dari Efek Lampu Sorot

by Redaksi
April 8, 2022
0
97

Jiwa sosial itu layaknya sudah menjadi keterampilan “bertahan hidup” tingkat dasar yang perlu dilatih sebagai modal bagi manusia untuk disebut...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

February 15, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In