• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Kampus Desa Indonesia
Advertisement
  • Home
  • News
    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Pemuda, SDGs

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    anak

    Bukan Hanya Kita, Anak Juga Butuh Untuk Didengar

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Memaknai Kemerdekaan: Problem Kebijakan Untuk Kesejahteraan Rakyat

    Kemerdekaan dan Kebebasan

  • Opini
    Girl getting bullied in high school hallway

    Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    hujan

    Mengeja Hujan

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

  • Kuliah Terbuka
    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    proses kreatif menulis

    Kreatif dan Kritis dalam Proses Menulis

    pendidikan seks

    Pendidikan Seks Kunci Sukses Progam KB di Masa Pandemi

    pilkada 2020

    Pilkada 2020 Bukan Sekedar Pesta Demokrasi, Tetapi Harus Partisipatif

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

    Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

  • Psikologi Hari Ini
    Girl getting bullied in high school hallway

    Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

    skripsi

    Membaca Apesnya Tugas Akhir Mahasiswa

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    anak

    Bukan Hanya Kita, Anak Juga Butuh Untuk Didengar

    digital detox

    Bahaya Daring Tanpa Jeda, Digital Detok di Tengah Pandemi Covid-19 Sangat Dianjurkan.

    Motivasi Sukses dan Dewasa Menyikapi Kegagalan

    Ora Poso, Ora Oleh Riyoyo

    Stereotip Salah Kaprah terhadap Orang Tua ABK

    angpao

    Angpao Lebaran Mendidik Anak atau Tidak?

    Hari Pendidikan Nasional

    Hari Pendidikan Nasional, Tantangan dan Potensi Pendidikan di Indonesia Pasca COVID-19

  • Indonesia Menulis COVID 19
    Merawat Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga di Tengah Pandemi

    Merawat Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga di Tengah Pandemi

    Derita dan Asa Pendidikan Kita

    Derita dan Asa Pendidikan Kita

    peluang usaha

    Seri Millenial Parenting: Seni Menciptakan Peluang di Masa Luang bagi Bujang

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

    Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

    sekolah, moving class

    Tanpa The New Normally Lifestyle In Learning, Sekolah Akan Menjadi Killing Field Anak-Anak Kita

    Harapan Bebas Pandemi COVID-19 Perspektif Kitab al-Hikam

    Harapan Bebas Pandemi COVID-19 Perspektif Kitab al-Hikam

    Indonesia Terserah

    Indonesia Terserah, Pilu Sang Perawat

    peserta lolos, penulis buku

    Form Pengisian Data Diri Peserta Lolos Seleksi I’M COVID-19

  • Pendidikan Hari Ini
    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Pemuda, SDGs

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    digital detox

    Bahaya Daring Tanpa Jeda, Digital Detok di Tengah Pandemi Covid-19 Sangat Dianjurkan.

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    skill belajar ulama salaf

    Meneladani Skill Belajar Imam Salaf, Nasehat Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19

  • Kita Belajar Menulis
    skill belajar ulama salaf

    Meneladani Skill Belajar Imam Salaf, Nasehat Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19

    proses kreatif menulis

    Kreatif dan Kritis dalam Proses Menulis

    literasi, kemajuan bangsa

    Literasi dan Kemajuan Bangsa

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Saja Meskipun Tak Ada yang Baca

    Menulis Saja Meskipun Tak Ada yang Baca

    Psikologi AIR

    Psikologi AIR, Kiat Beradaptasi Untuk Berinovasi

    kopi, tarawih

    Klothek-Klothek Tarawih

    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    PENGUMUMAN TAHAP 2: Peserta Lolos Indonesia Menulis Covid-19 (I’M COVID-19)

  • Dokter Rakyat
    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Senyum Perawat Indonesia di Tengah Pandemi

    New Normal, Dibalik Penularan Covid-19 Tenaga Medis

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter 

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (2)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

  • Agenda
    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Indonesia Menulis Online Bersama Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

  • Produk
    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Ojol, Buku Ojol, Buku Murah

    Bang Ojol Menulis

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Pemuda, SDGs

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    anak

    Bukan Hanya Kita, Anak Juga Butuh Untuk Didengar

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Memaknai Kemerdekaan: Problem Kebijakan Untuk Kesejahteraan Rakyat

    Kemerdekaan dan Kebebasan

  • Opini
    Girl getting bullied in high school hallway

    Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    hujan

    Mengeja Hujan

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

  • Kuliah Terbuka
    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    proses kreatif menulis

    Kreatif dan Kritis dalam Proses Menulis

    pendidikan seks

    Pendidikan Seks Kunci Sukses Progam KB di Masa Pandemi

    pilkada 2020

    Pilkada 2020 Bukan Sekedar Pesta Demokrasi, Tetapi Harus Partisipatif

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

    Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

  • Psikologi Hari Ini
    Girl getting bullied in high school hallway

    Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

    skripsi

    Membaca Apesnya Tugas Akhir Mahasiswa

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    anak

    Bukan Hanya Kita, Anak Juga Butuh Untuk Didengar

    digital detox

    Bahaya Daring Tanpa Jeda, Digital Detok di Tengah Pandemi Covid-19 Sangat Dianjurkan.

    Motivasi Sukses dan Dewasa Menyikapi Kegagalan

    Ora Poso, Ora Oleh Riyoyo

    Stereotip Salah Kaprah terhadap Orang Tua ABK

    angpao

    Angpao Lebaran Mendidik Anak atau Tidak?

    Hari Pendidikan Nasional

    Hari Pendidikan Nasional, Tantangan dan Potensi Pendidikan di Indonesia Pasca COVID-19

  • Indonesia Menulis COVID 19
    Merawat Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga di Tengah Pandemi

    Merawat Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga di Tengah Pandemi

    Derita dan Asa Pendidikan Kita

    Derita dan Asa Pendidikan Kita

    peluang usaha

    Seri Millenial Parenting: Seni Menciptakan Peluang di Masa Luang bagi Bujang

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

    Moving Class dan Outing Class: Alternatif Efektif Pembelajaran Aman Saat Belajar Bersama COVID-19

    sekolah, moving class

    Tanpa The New Normally Lifestyle In Learning, Sekolah Akan Menjadi Killing Field Anak-Anak Kita

    Harapan Bebas Pandemi COVID-19 Perspektif Kitab al-Hikam

    Harapan Bebas Pandemi COVID-19 Perspektif Kitab al-Hikam

    Indonesia Terserah

    Indonesia Terserah, Pilu Sang Perawat

    peserta lolos, penulis buku

    Form Pengisian Data Diri Peserta Lolos Seleksi I’M COVID-19

  • Pendidikan Hari Ini
    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Pemuda, SDGs

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    digital detox

    Bahaya Daring Tanpa Jeda, Digital Detok di Tengah Pandemi Covid-19 Sangat Dianjurkan.

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    skill belajar ulama salaf

    Meneladani Skill Belajar Imam Salaf, Nasehat Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19

  • Kita Belajar Menulis
    skill belajar ulama salaf

    Meneladani Skill Belajar Imam Salaf, Nasehat Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19

    proses kreatif menulis

    Kreatif dan Kritis dalam Proses Menulis

    literasi, kemajuan bangsa

    Literasi dan Kemajuan Bangsa

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Saja Meskipun Tak Ada yang Baca

    Menulis Saja Meskipun Tak Ada yang Baca

    Psikologi AIR

    Psikologi AIR, Kiat Beradaptasi Untuk Berinovasi

    kopi, tarawih

    Klothek-Klothek Tarawih

    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    PENGUMUMAN TAHAP 2: Peserta Lolos Indonesia Menulis Covid-19 (I’M COVID-19)

  • Dokter Rakyat
    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Senyum Perawat Indonesia di Tengah Pandemi

    New Normal, Dibalik Penularan Covid-19 Tenaga Medis

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter 

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (2)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

  • Agenda
    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Indonesia Menulis Online Bersama Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

  • Produk
    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Ojol, Buku Ojol, Buku Murah

    Bang Ojol Menulis

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Kuliah Terbuka

DESA YANG MANDEG DAN BATIN ORANG DESA YANG TERSIKSA

Nurani Soyomukti by Nurani Soyomukti
11/05/2018
in Kuliah Terbuka, Opini
0 0
0
Omah Hijau, Sebuah Semangat Dalam Hidup Berkeluarga
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

0Shares
0

Apakah terlihat jika dana desa itu semata-mata bersifat kamuflase. Agar masyarakat tidak lagi menyodorkan proposal sumbangan untuk membangun desa atau lainnya. Manakah yang lebih penting, membuat perubahan berpikir kritis sehingga masyarakat lebih mampu bersiasat menghadapi perang kepentingan atau terus-menerus menjadi masyarakat desa yang dibelenggu oleh kepasrahan serius ?


Saya sering mendengar bahwa hidup di desa itu “ayem-tentrem” dan damai. Suasana damai dan “ayem” ini, celakanya, tidak dihubungkan dengan relasi produksi yang nyata dalam hubungan sosial-ekonomi yang ada. Tapi hanya merujuk situasi pemandangan yang indah dan alam yang masih hijau.

Cara pandang seperti ini adalah pandangan pelancong kota yang punya uang yang kagum dengan keindahan alam pedesaan. Cara pandang ini biasanya diwakili oleh para penulis yang rata-rata adalah orang yang lama di kota dan di antaranya sudah hidup dengan taraf ekonomi yang berbeda. Mereka melihat desa dan manusia-manusianya dari kacamata penikmat, bukan sebagai kaum yang merasakan pergulatan hidup keseharian di desa itu sendiri.

Ada anggapan bahwa di daerah pedesaan yang alamnya masih hijau, orang desa yang jarang yang punya banyak uang masih bisa bertahan hidup. Tapi benarkah demikian? Tidak adakah masalah dan perasaan tersiksa di hati dan pikiran orang-orang desa akibat kesulitan hidup maupun terbawa oleh rayuan-rayuan iklan dari kota yang justru menambah siksaan batin dalam bingkai penjajahan gaya hidup yang mereka lihat tiap hari di TV.

Anggapan yang melihat bahwa hidup di desa enak dan tak ada masalah biasanya akan melihat hal-hal yang sebenarnya hanya berdasarkan pengamatan sekilas saja. Misalnya mereka mengatakan bahwa orang-orang desa itu meski tak punya banyak duit (cash-money), tapi untuk makan sudah punya bahan untuk dimasak. Katanya, mau makan beras ada. Lauk dan sayur tak perlu beli, dan lain-lain.

Padahal, tidak semua orang desa itu memproduksi berasnya sendiri untuk dimakan sehari-hari. Banyak juga orang desa yang harus beli beras dan mengeluarkan uang untuk itu. Bagaimana dengan lauk? Bagaimana dengan kebutuhan-kebutuhan lain?

Ada seorang mahasiswa yang sebenarnya aktivis Jurnalistik mahasiswa, yang datang ke rumah temannya di desa kami. Karena ia menginap di rumah temannya yang juga teman kuliah ini, maka si orangtua temannya menyediakan makan untuk tamu yang notabene adalah teman kuliah anak kesayangannya. Lauknya kebetulan adalah ayam kampung yang dimasak begitu lezatnya dengan cara “diungkep”. Sayurnya adalah sayur daun singkong (“godhong Tela”). Ada sambelnya pula.

Sehabis makan sore dengan ayam kampung itu, saat ia nyantai sambil ‘rokokan’ di teras rumah temannya itu, ia berkomentar: “Wah, enak sekali ya jadi orang desa. Makanannya lezat-lezat, ayam kampung punya sendiri. Sayur tinggal metik. Beras bertumpuk-tumpuk di ruang penyimpanan untuk stok. Surga sekali desamu ini, friend”.

Mahasiswa ini memang sedang berada di rumah temannya yang kebetulan ayah teman kuliahnya adalah perangkat desa. Yang punya sawah. Yang punya banyak ayam kampung. Dan kebun belakang rumahnya yang luas juga ada beberapa ekor ayam kampung yang kadang dibiarkan liar di siang hari dan akan kembali ke kandang sederhana ketika hari petang. Kebun belakang rumah memang banyak tertancap pohon Ketela yang daunnya lebat-lebat. Dan hari itu, saat ia sedang berkunjung ke rumah itu, tentu saja ibu temannya ingin masak enak. Menyembelih dua ekor ayam dan dimasak. Itung-itung anaknya jarang pulang, apalagi datang bersama teman kuliahnya.

Kedatangan dua hari saja di desa oleh aktivis jurnalis kampus yang berasal dari kota itu akan menghasilkan pandangan sekilas bahwa hidup di desa itu enak dan nyaman. Pertanyaannya adalah apakah semua atau kebanyakan orang desa itu seperti keluarga temannya itu? Kalau ditelisik lebih jauh, ternyata ada fakta bahwa tidak semua orang desa punya stok “gabah” atau berasnya sendiri. Tentunya, karena tidak semua orang desa itu punya sawah.

menyimpan gabah atau bahan makanan pokok (beras) adalah pilihan untuk menjaga musim berikutnya yang tak selalu memungkinkan untuk menanam padi.

Sawah yang tak banyak menghasilkan uang (cash-money) ketika panen sudah dilakukan itu, kalah dengan biaya sarana produksi seperti pupuk, obat pemberantas hama, dan benih membuat kegiatan bertani tidak “nyucuk” antara pengeluaran dan penghasilan. Sehingga, beras lebih banyak digunakan untuk persediaan makanan daripada dijual. Sebab musim tidak menentu dan irigasi tidak ajeg, tidak selalu bisa menanam padi. Di sini, menyimpan gabah atau bahan makanan pokok (beras) adalah pilihan untuk menjaga musim berikutnya yang tak selalu memungkinkan untuk menanam padi.

Bagaimana orang yang tak punya sawah yang jumlahnya jauh lebih banyak? Datanglah ke dukuh saya, Dukuh Tenggong, Desa Kedungsigit, Kabupaten Trenggalek. Di antara sekitar seratus KK, ada berapa persen yang punya sawah? Tidak semua punya sawah, kira-kira separuh saja. Ini untuk dukuh saya yang kebetulan wilayah sawahnya lebih luas daripada wilayah untuk pemukiman dan rumah-rumah. Bagaimana dengan kampung lain, terutama daerah Trenggalek yang rata-rata malah banyak yang tinggal di pegunungan?

Dalam kesehariannya, di desa yang amat minim peredaran cash-money ini, iklan dari kota melalui media televisi merayu untuk terus mengonsumsi barang-barang serta konsumsi gaya hidup. Sehingga kebutuhan terus dirangsang untuk dipenuhi. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan mendasar saja juga masih kesulitan. Televisi menjadi kebutuhan yang paling penting, hingga sebagian keluarga lebih memilih menabung untuk membeli TV daripada untuk membiayai hal-hal lainnya. Sebab, semua tahu, terutama ibu-ibu yang gandrung pada sinetron, audisi dangdut, dan tayangan gosip selebritis, bahwa hiburan itu amat penting di saat istirahat dari aktivitas dapur maupun kerja di ladang atau sekedar mencari rumput (ramban) untuk pakan ternaknya.

Sejauh ini tradisi fatalisme, anggapan bahwa kesusahan hidup dan tekanan psikologis, bisa disembunyikan dengan tradisi berserah diri pada Tuhan adalah tradisi yang paling massif.

Tekanan hidup terjadi akibat kebutuhan yang mendesak untuk dipenuhi pada saat pemenuhannya sulit dilakukan. Muncul mekanisme psikologis pada jiwa-jiwa orang desa yang terekspresi dalam berbagai cara. Ketertekanan ini butuh saluran-saluran ekspresi maupun cara menekannya agar dianggap tidak ada. Sejauh ini tradisi fatalisme, anggapan bahwa kesusahan hidup dan tekanan psikologis, bisa disembunyikan dengan tradisi berserah diri pada Tuhan adalah tradisi yang paling massif. Mekanisme kepasrahan ini tentu saja tidak bisa menghapus semua bentuk kebutuhan dan ketertekanan pada wilayah alam bawah sadar.

Ada batin terdalam yang tersiksa yang barangkali tak terekspresikan. Tidak ada jalan pembebasan dan pencerahan bagi masalah-masalah dalam diri ini yang semestinya dijawab melalui pengetahuan dan kesadaran tentang realitas dan problematikanya. Tradisi berpikir kritis tidak muncul ketika basis ketertekanan dan ketertindasan masyarakat pedesaan tidak menghasilkan kesadaran baru yang berupa nalar kritis mempertanyakan keadaan. Hal ini karena kumpulan massa dan forum-forum masyarakat hanya berisi tradisi penyerahan diri pada Tuhan semata, doa-doa, ngaji bersama. Cukup itu saja.

Tradisi berpikir kritis tidak muncul ketika basis ketertekanan dan ketertindasan masyarakat pedesaan tidak menghasilkan kesadaran baru yang berupa nalar kritis mempertanyakan keadaan. Hal ini karena kumpulan massa dan forum-forum masyarakat hanya berisi tradisi penyerahan diri pada Tuhan semata, doa-doa, ngaji bersama. Cukup itu saja.

Berkumpul, doa dan ngaji bersama ini terjadi paling sedikit seminggu sekali. Tapi juga sejak dulu sampai sekarang hanya seperti itu yang terjadi. Tidak mendatangkan wawasan baru untuk merubah masalah bersama. Sedangkan kelompok-kelompok berbasis kepentingan ekonomi semacam kelompok tani sejak dulu hingga sekarang juga tidak pernah bisa menjawab kebutuhan untuk merubah nasib petani di desa yang terus mandeg: Pupuk langka dan mahal saat butuh, harga panen turun saat tanaman dipetik, ketergantungan pada zat kimia pabrik yang merusak ekosistem, irigasi yang juga sebagian besar semakin buruk.

Kumpulan-kumpulan orang di desa yang bernuansa pemberdayaan dan membangkitkan penyadaran kritis minim sekali-hampir tidak ada. Demikian juga pemberdayaan ekonomi. Ketika perkembangan suatu masyarakat selayaknya disokong oleh semangat belajar bersama, menganalisa keadaan dan membongkar hambatan-hambatan relasi produksi antar manusia, untuk mengetahu sumber permasalahan yang ada, hal ini sama sekali tidak terjadi di desa.

Artinya, bicara kesadaran sosial yang bersifat politis untuk kalangan pedesaan juga masih nihil. Mereka hanya tahu bahwa politik itu adalah sekedar memilih calon, pemimpin, baik level Negara, daerah, dan desa. Tetapi bahkan mereka sama sekali tidak mengerti apa maknanya kecuali bahwa ketika musim pemilihan akan ada calon yang bagi-bagi duit untuk menyogok mereka agar mau memilih. Atau akan hadir calon yang menyapa mereka dengan memberikan secara simbolik bantuan berupa uang, peralatan, barang, atau menjajikan sesuatu pada mereka. Sedangkan relasi antara mereka (rakyat desa) dengan dunia politik maupun orang yang menduduki posisi politik tidak dimaknai secara potensial untuk melihat potensi politik apa yang bisa mereka ambil berhadapan dengan relasi semacam itu.

Bahkan mereka hanya tahu, orang yang punya kedudukan adalah orang yang hanya bisa dimintai tolong dalam bentuk sumbangan ketika ada kegiatan sosial atau kebutuhan lingkungan seperti membangun mushola atau pembangunan fisik lainnya. Kepentingan rakyat hanya sebatas hal yang material dan pragmatis. Sedangkan upaya untuk menjadikan kekuatan rakyat dan kumpulan massa sebagai kekuatan kontrol yang punya visi jangka panjang dengan menyadari potensi kekuatan sosial hampir jarang dilakukan.

Ketika kucuran Dana Desa datang, sebenarnya tujuannya adalah mengatasi segala kemandegan tersebut. Program fisik dibiayai begitu besarnya, agar rakyat tak lagi tergantung dan meminta-minta pada elit dan politisi. Demikian juga program pemberdayaan, agar rakyat punya kekuatan produktif untuk mengelola potensi yang ada di desa. Dana dikucurkan agar menjadi modal usaha bagi forum-forum masyarakat desa dibawah kordinasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa).

Modal didatangkan dari pemerintah pusat, agar peredaran uang bisa mewarnai kegiatan-kegiatan produktif yang dilakukan dengan melibatkan daya pikir dan kreativitas masyarakat desa untuk mengolah potensi yang ada di daerah pedesaan. Peredaran inilah yang harus dikawal oleh siapapun yang punya kepentingan untuk membangun desa dan menjadikannya sebagai pilar ekonomi baru dari desa yang lebih dinamis.

Yang pertama-tama dihadapi adalah tradisi pedesaan yang kurang kritis dan cenderung pasrah pada keadaan. Situasi ini harus pelan-pelan diubah menjadi tradisi partisipasi aktif dan membangun nalar kritis terhadap potensi dan keadaan yang dimiliki. Kegiatan pemberdayaan harus melibatkan upaya membuka cakrawala berpikir masyarakat desa. Mereka harus disadarkan bahwa mereka punya potensi diri dan potensi lingkungan. Mereka harus menyadari pentingnya berkumpul dan berorganisasi untuk menganalisa potensi dan masalah, bukan hanya berkumpul untuk merayakan kepasrahan massif saja.*

Tags: ayem tentremdamaiDesaekonomi desakesejahteraan ekonomi
Previous Post

Literasi Desa Mlijon: Menulis Potensi Lokal Desa

Next Post

Ternyata Ada Hubungan Antara Puasa dengan Ujian Nasional

Nurani Soyomukti

Nurani Soyomukti

Pegiat literasi dan penulis beberapa buku. Buku terkini adalah Komunikasi Kepemiluan. Berkemauan kuat menggerakkan literasi dari desa ke desa di Trenggalek. Penulis dapat ditemui di layanan facebook @nurani soyomukti. Penulis sehari-hari tinggal di Trenggalek.

Next Post
Pesantren Salaf dan Segala Kesederhanaannya

Ternyata Ada Hubungan Antara Puasa dengan Ujian Nasional

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Stay Connected test

  • 832 Followers
  • 79 Followers
  • 22.9k Followers
  • 99 Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

20/06/2020
Rasionalitas dan Harapan Penerapan Dana Desa

Peran BUMDes Sebagai Sarana Kemandirian Ekonomi Desa

24/08/2018
Menanamkan Karakter Disiplin Pada Siswa, Bagaimana Caranya ?

Menanamkan Karakter Disiplin Pada Siswa, Bagaimana Caranya ?

04/03/2018
Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

22/01/2021
Kompetensi Tenaga Pendidik dalam Menghadapi Era Pendidikan 4.0

Kompetensi Tenaga Pendidik dalam Menghadapi Era Pendidikan 4.0

6
Surjan, Memaknai Jawa untuk Merayakan Indonesia

Surjan, Memaknai Jawa untuk Merayakan Indonesia

5
Rasionalitas dan Harapan Penerapan Dana Desa

Rasionalitas dan Harapan Penerapan Dana Desa

4
Seri Bisnis 1: MEMBANGUN ASET, Menyiapkan Menjadi Kaya dengan Pemasukan Pasif

Seri Bisnis 1: MEMBANGUN ASET, Menyiapkan Menjadi Kaya dengan Pemasukan Pasif

4
Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

22/01/2021
12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

30/12/2020
Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

11/12/2020
Girl getting bullied in high school hallway

Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

10/12/2020

Recent News

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

22/01/2021
12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

30/12/2020
Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

11/12/2020
Girl getting bullied in high school hallway

Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

10/12/2020
Kampus Desa Indonesia

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc. Check our landing page for details.

Follow Us

Browse by Category

  • Agenda
  • Dokter Rakyat
  • Gubuk Sastra
  • Indonesia Menulis COVID 19
  • Kita Belajar Menulis
  • Kopipedia
  • Kuliah Terbuka
  • Layanan
  • News
  • Ngaji Tani
  • Opini
  • Pendidikan Hari Ini
  • Produk
  • Psikologi Hari Ini
  • Refleksi
  • Sepak bola

Recent News

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

22/01/2021
12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

30/12/2020
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Go to mobile version