• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Tips Orang Tua Menjadi Guru Belajar Dari Rumah

Kampus Desa Indonesia by Kampus Desa Indonesia
March 28, 2022
in Opini
199 2
0
Tips Orang Tua Menjadi Guru Belajar Dari Rumah
Share on FacebookShare on Twitter

Saat pandemi, orang tua seperti guru kedua bagi anak-anaknya. Oh, apa bukan guru pertama ya? Kan, tugas orang tua memang pertama bagi anak-anaknya sendiri. Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan orang tua ketika mendampingi anak belajar dari rumah. Tips berikut bisa menjadi satu di antara pilihan tugas orang tua menjadi guru di rumah. Simak yuk!

KAMPUSDESA.OR.ID–Di masa pandemi permasalahan pendidikan anak menjadi bertambah. Dengan diberlakukannya pembelajaran jarak jauh menimbulkan permasalahan tersendiri bagi orang tua. Hal itu menyangkut dikhawatirkannya rendahnya daya serap dan penerimaan materi pelajaran.

Orang tua masih banyak yang beranggapan bahwa sukses akademislah yang menjadi penentu masa depan anaknya. Sehingga pada saat dihadapkan dengan kondisi pembelajaran yang berbeda, guru tidak memberikan materi secara langsung, maka puncak kekhawatiran terhadap penguasaan isi materi pembelajaran melanda para orang tua.

Belum lagi kekhawatiran terhadap hubungan sosial anak. Meski dengan banyak pembatasan akibat pandemi Covid-19, kenyataannya anak-anak tetap saja bermain dengan teman-temannya sehingga waktu bermain lebih banyak dibandingkan pada saat sekolah pada kondisi normal. Jika masuk sekolah sekitar enam sampai tujuh jam berada pada pengawasan dan bimbingan guru. Saat itulah orang tua relatif lebih mudah tanggung jawabanya karena sudah dibebankan kepada guru. 

Muncul beban orang tua yang mengakibatkan berbagai kasus kekerasan terhadap anak, baik secara fisik maupun verbal.

Baca juga: Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi – Kampus Desa Indonesia

Dari situlah muncul beban orang tua yang mengakibatkan berbagai kasus kekerasan terhadap anak, baik secara fisik maupun verbal. Hal itu disebabkan masih buntunya pengetahuan orang tua untuk menghadapi situasi pembelajaran darurat di tengah-tengah semangat yang tinggi terhadap proses belajar anaknya. Orang tua penuh harapan, dengan keberhasilan akademis masa depan anak juga menjadi lebih baik. Namun masih banyak yang belum menyadari jika keberhasilan akademis harus banyak diimbangi dengan keterampilan sehingga keberhasilan hidupnya akan lebih sempurna.

Dilaporkan dari hasil survey National Association of Colleges and Employers (NACE). Pada survey tersebut didapat 20 Kepribadian Unggul (Winning Characteristic), yang diurutkan sebagai berikut: kemampuan komunikasi, kejujuran/integritas, kemampuan bekerja sama, kemampuan interpersonal, beretika, motivasi/inisiatif, kemampuan beradaptasi, daya analitik, kemampuan komputer, kemampuan berorganisasi, berorientasi pada detail, kepemimpinan, kepercayaan diri, ramah, sopan, bijaksana, indeks prestasi, kreatif, humoris, kemampuan berwirausaha.

Dari laporan tersebut menempatkan prestasi akademik pada urutan ketujuh belas. Realitas ini menunjukkan kepada kita bahwa kepribadian yang unggul pada anak dapat dibentuk dengan faktor-faktor penunjang itu.

Dari laporan tersebut menempatkan prestasi akademik pada urutan ketujuh belas. Realitas ini menunjukkan kepada kita bahwa kepribadian yang unggul pada anak dapat dibentuk dengan faktor-faktor penunjang itu. Akademis bukan satu-satunya penentu keberhasilan masa depan anak. Mereka memiliki potensi yang cenderung berbeda dari anak lainnya serta harus ditunjang dengan pengembangan diri seiring dengan waktu dan hubungan sosial dengan lingkungan.

Baca juga: Mengatasi Perilaku Menyimpang Anak Dalam Kelas – Kampus Desa Indonesia

Masa pandemi saat ini harus disikapi secara positif oleh orang tua. Mencari alternatif pendampingan terhadap waktu-waktu yang dimiliki anak saat tidak bersekolah dengan kegiatan yang bermanfaat. Dengan begitu orang tua tidak menghabiskan energi untuk mencari kekurangan sistem pembelajaran di masa pandemi, yang jelas tidak sempurna dan dapat memenuhi keinginan dan harapan.

Kegiatan yang dapat dilakukan orang tua agar waktu anak di masa pandemi dapat membawa manfaat dan dapat menunjang keberhasilan masa depan diantaranya antara laim menyusun jadwal harian anak. Harapannya anak dapat memanfaatkan waktu dengan terencana, waktu terpakai tidak untuk hal yang sia-sia.

Orang tua juga dapat menjadwalkan pembelajaran dengan guru. Bukan tidak mungkin orang tua mengalami kesulitan dalam penguasaan materi pelajaran tertentu sehingga perlu komunikasi yang baik dengan guru kapan dapat memberi waktu untuk konsultasi atau menanyakan materi secara lebih dalam.

Oram tua juga bisa memberi waktu untuk membaca buku. Membaca merupakan kegiatan wajib yang perlu dibiasakan siswa. Sejak lama jargon buku jendela ilmu didengungkan. Tetapi jika tidak dilatihkan sejak dini anak, dalam penguasaan literasi baca juga rendah. Apalagi di era disrupsi, buku sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan menjadi kunci untuk memperluas cakrawala pengetahuan. Munculnya ide bisa berawal dari inspirasi yang diperoleh dari membaca berbagai macam bacaan yang dibacanya dengan penuh pemaknaan.

Mengikutsertakan anak dalam pelatihan keterampilan juga bisa menjadi pilihan. Daripada waktu yang terbuang banyak, orang tua harus selektif menentukan keterampilan yang harus dikuasai. Keterampilan penggunaan aplikasi komputer misalnya, dapat menjadi pilihan bagi anak. Tentu saja harus selektif, menyesuaikan dengan bakat dan minat anak. Yang tidak kalah penting, di masa pandemi apakah lembaga yang dipilih tersebut menerapkan protokol kesehatan atau tidak. Jika memungkinkan terhadap jenis keterampilan tertentu bisa dipanggil ke rumah untuk bimbingan secara privat.

Kegiatan lainnya bisa mengarahkan untuk mengikuti kompetisi virtual. Selama masa pandemi banyak lembaga yang memberi kesempatan untuk berkompetisi jarak jauh. Tentu saja orang tua harus rajin membantu menelusuri situs-situs anak dan lembaga pendidikan agar tidak tertinggal kesempatan untuk berkompetisi. Edukasinya selain berkompetisi, anak akan memanfaatkan waktu untuk hal positif dan berlomba dalam memberi kebaikan.

Dengan pemanfaatan lomba virtual itu, waktu anak diharapkan tidak hanya digunakan untuk mengakses situs-situs yang tidak bermanfaat. Tetapi sebaliknya, mereka mendapatkan pembelajaran dari kegiatan positif yang mereka ikuti. Waktu mereka juga terisi dengan edukasi dibandingkan dengan terbuang dengan terus bermain dan tidak mendapatkan manfaat. Karena dengan cara belajar yang banyak memanfaatkan gawai, tidak sedikit yang memanfaatkan kesempatan itu untuk lebih banyak bermain dengan berbagai fitur yang kurang mendidik.

Menjadwalkan kegiatan ibadah bersama keluarga juga penting, bisa juga mengikutsertakan dengan mengikuti kajian agama, harapannya dengan waktu yang cukup lama di rumah dapat menyerap siraman rohani berisi nilai-nilai religi sebagai sarana penangkal pengaruh negatif di lingkungan. Dengan kegiatan tersebut orang tua juga akan lebih mudah menyisipkan nilai dan ajaran agamanya kepada anak.

Selain itu mengajak membantu kegiatan di rumah bersama orang tua sebagai pilihan mengisi waktu. Keterampilan hidup bisa didapatkan dengan mengajak anak untuk ikut membantu bercocok tanam, membantu ibu menyiapkan makanan, mengajak merawat hewan peliharaan. Atau membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya. Tentu saja itu kesempatan baik bagi orang tua untuk memasukkan nilai kebaikan hidup seperti nilai kerjasama, gotong royong, disiplin dan etos kerja. Kegiatan itu harus dijelaskan manfaat yang diperoleh dan nilai pendidikannya. Jika tidak, hasilnya bisa sia-sia karena anak bisa saja menanggapi dengan persepsi yang lain.

Tantangan anak kedepan adalah apa yang dapat dilakukan dengan keterampilan komunikasi, kerjasama, kreatifitas dan kemampuan untuk berfikir kritis dan logis dalam menghadapi tantangan teknologi dan kehidupan masyarakat sosial yang tanpa batas seperti saat ini .

Masa pandemi memberi peluang kepada orang tua untuk memanfaatkan waktu anak dengan mengisi kegiatan yang mengarah pada keterampilan hidup. Karena tantangan anak kedepan adalah apa yang dapat dilakukan dengan keterampilan komunikasi, kerjasama, kreatifitas dan kemampuan untuk berfikir kritis dan logis dalam menghadapi tantangan teknologi dan kehidupan masyarakat sosial yang tanpa batas seperti saat ini .

Peluang waktu itulah yang perlu dikritisi orang tua sehingga tidak membuang kesempatan anak untuk mengembangkan diri dengan mencari-cari kekurangan dari sistem pembelajaran di masa darurat ini. Tetapi harus dihadapi dengan tindakan nyata yang dapat merubah masa depan anak yang pasti lebih berat tantangannya.

Kabul Trikuncahyo. Penulis adalah Guru SDN 1 Puru, Trenggalek

Tags: Belajar MasyarakatguruOrang tuaPandemi
Previous Post

Popiah; Lumpia Taiwan Bikin Perayaan Kematian Semakin Nikmat

Next Post

6 Strategi Persiapan Ramadhan Mahasiswa Baru Muslim di Taiwan

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Platform informasi dan literasi seputar dunia ilmu pengetahuan yang dibangun dari kearifan lokal desa. Kami juga mengembangkan pendidikan dan pembelajaran terkait dengan pengembangan sumberdaya manusia untuk mandiri, berkarya, dan berilmu pengetahuan yang berperadaban

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In