• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Pendidikan Seni Sebagai Pendidikan Karakter

Kentar Budhojo by Kentar Budhojo
March 29, 2022
in Opini, Pendidikan Hari Ini
201 11
0
Pendidikan Seni Sebagai Pendidikan Karakter
Share on FacebookShare on Twitter

Iya to, bahwa pendidikan selalu dimaknai sebagai seorang pemenang, memasuki dunia kerja yang unggul sehingga peserta didik dipicu kompetisi demi kemenangan? Mengapa begitu monologis cara tersebut menjadi doktrin pendidikan? Bagaimana dengan artikulasi budaya dalam gerak dan irama tari? Apakah kelembutan budi mampu dipicu menstabilkan orang-orang terdidik dari budaya kompetisi, atau justru sebenarnya dari tarilah, kehalusan budi itu mampu menata emosi dan membentuk kehidupan manusia lebih beradab, bagian dari pilihan pendidikan karakter?

kampusdesa.or.id–Best Practice dari Pagelatan Seni Kang Rego Agus R. Subagyo dalam Acara Sambang Gunung di Kewden River Park Nganjuk

Ketika pendidikan diarahkan sebagai penyedia tenaga kerja, maka muatan pendidikan dalam kurikulumnya adalah kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja dalam dunia industri, apalagi di era 4.0 ini (#katanya)

Dunia industri yang merupakan dunia usaha dan bisnis membuat orang selalu berusaha untuk berjuang menjadi pemenang dan menjadi terbaik dari yang lain.

Siapa yang kalah dan tidak menjadi pemenang akan digilas oleh persaingan yang keras sehingga sepanjang hidup adalah selalu berusaha untuk mengalahkan yang lain.

Siapa yang tidak menjadi terbaik dan mengalahkan yang lain bakal ditinggalkan oleh pelanggannya atau tergeser dan termaginalisasikan dalam dunia kerja

Demikian juga dalam pendidikan, anak selalu dipacu untuk menjadi yang terbaik dari teman-temannya sehingga jiwa persaingan sudah ditanamkan di sekolah dengan pemberian ranking dan label anak juara, anak pandai dsb,

Rasa kebersamaan, rasa kesetiakawanan, rasa ingin harmonis dengan teman-teman lingkungannya secara pelan dimusnahkan dari diri anak, dari dunia bawah sadar anak sehingga dalam diri anak hanya ada sikap aku harus menang.

Rasa kebersamaan, rasa kesetiakawanan, rasa ingin harmonis dengan teman-teman lingkungannya secara pelan dimusnahkan dari diri anak, dari dunia bawah sadar anak sehingga dalam diri anak hanya ada sikap aku harus menang.

Sikap aku harus menang sering menumbuhkan sikap yang tidak jujur, culas dan menghalalkan segala cara, yang penting bisa mencapai tujuan. Hal ini sudah terbukti dengan pembocoran soal ujuan, pembuatan surat leterangan tidak mampu meski kaya, dan surat pindah domisili untuk bisa masuk sekolah favorit

Sebaliknya, pendidikan seni yang intinya keindahan dan keselarasan dengan lingkungan, menjadikan seorang merasa bagian dari lingkungannya, Dia selalu berusaha selaras, serassi dan seimbang (malih ingat P4 nya eyang Soeharto) dengan lingkungannya. Misalkan dalam seni tari, dia tidak mau menjadi terlalu maju di depan atau terlalu cepat dan sebaliknya terlalu lambat sehingga mengganggu kesatuan timnya. Dengan demikian, pendidikan seni bisa menghaluskan budi anak, menumbuhkan rasa kebersamaan dan loyalitas kesetiakawanan terhadap sahabat dan lingkungannya

Demikian pula dalam kejujuran, apa yang diungkapkan seniman adalah asli suara batinnya dengan penuh kejujuran. Dia akan menyuarakan dan mengekspresikan jeritan jiwanya. Dengan demikian pendidikan seni bisa melaktih kejujuran mengekspresikan suara hatinya dan mencegah ngathok, penjilatan asal mendapat kedudukan atau harta.

Tags: keonvensi pendidikanpendidikan indonesiapendidikan karatertari saman
Previous Post

Mengembangkan Pendidikan Segar Rasa

Next Post

Merawat yang Dirawat

Kentar Budhojo

Kentar Budhojo

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
23

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Sehat dengan Hemat Menggunakan VCO Buatan Sendiri

Bunga Kenanga berpadu VCO Bermanfaat untuk Kecantikan Kulit dan Rambut

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (7) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (9) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (131) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

January 22, 2023
Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

January 9, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In