• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Indonesia Menulis COVID 19

Liburan Indie, Menemukan Pendidikan Sebenarnya di Luar Sekolah

Saiful Haq by Saiful Haq
March 25, 2022
in Indonesia Menulis COVID 19
199 2
0
Liburan Indie, Menemukan Pendidikan Sebenarnya di Luar Sekolah
Share on FacebookShare on Twitter

Bertemu untuk Lebih Dekat

“Api yang dihasilkan lebih stabil birunya, sehingga proses memasaknya jadi lebih cepat”, ujar Pak Wasis menjelaskan panjang lebar tentang biogas. Saya dan Ibu Erma memperhatikan dengan seksama.

Walau sudah kenal lebih dari 4 tahun, baru kali ini saya mengerti betul tentang biogas dari Pak Wasis, mulai dari instalasi hingga pengembangan diluar dari penggunaan bahan bakar. Biogas adalah sebutan gas yang dihasilkan dari kotoran. Umumnya menggunakan kotoran sapi, tetapi bisa juga dengan kotoran ayam bahkan manusia sekalipun.

Saya sengaja datang berlibur dari ibukota ke kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember. Perjalanan panjang dan lamaaaa dimulai dengan menempuh perjalanan darat dari Malang ke Surabaya. Saya menjemput Ibu Erma di Surabaya. Beliau kawan lama bapak Wasis dan seorang aktivis kebudayaan dan perempuan.

Kenapa harus menjemput? Karena kami sama-sama diiming-imingi kolosal pergelaran seni dari Pak Wasis dan sebagai seorang aktivis, saya beranggapan Ibu Erma pasti sering melanglang buana, termasuk ke Jember, jadi saya tidak perlu plonga-plongo untuk sampai di Jember.

Bersama Ibu Erma saat berada di Jember

“Saya juga tidak pernah ke Jember loo, Pung. Pernah sih dulu pas masih kuliah”, alamak! Ekspektasi hancur. Satu hal yang tetap layak disyukuri, saya tidak sendiri plonga-plongo di jalan. Yeay.

Sepanjang perjalanan saya ngobrol banyak hal dengan Ibu Erma. Saya jadi tahu betapa Ibu Erma membebaskan anaknya mencoba berbagai hal, saya tahu beliau LDR dengan sang suami dan saya tahu dalam dirinya mengalir darah Sumba.

“Tante saya telepon, dia bilang di Sumba sudah bagus. Hotel berbintang sudah ada”, ucap Ibu Erma kondisi Sumba saat ini.

Belajar Indie

Banyak cara yang dapat menjadikan kita menjadi tahu banyak hal. Misal baca buku, ke sekolah/kampus dan menonton televisi. Beberapa orang lugu mendapatkan ilmu setelah baca pesan berantai yang minta disebarkan di grup WhatsApp. Ilmu ada dimana-mana, bertebaran seperti isu-isu provokasi di tahun politik.

Saya memiliki cara tersendiri untuk belajar hal-hal yang ingin saya pelajari di luar jalur formal akademik. Saya tidak tahu,maka saya menulis. Saya tidak tahu, maka saya travelling. Saya tidak tahu, maka saya bertemu banyak orang. Beragam cara memperoleh ilmu, sehingga sekolah tidak lagi saya anggap sebagai satu-satunya cara melahirkan orang terdidik. Sekolah hanya menjadi salah satu alternatif dari banyaknya pilihan untuk belajar.

Beragam cara memperoleh ilmu, sehingga sekolah tidak lagi saya anggap sebagai satu-satunya cara melahirkan orang terdidik. Sekolah hanya menjadi salah satu alternatif dari banyaknya pilihan untuk belajar.

Perjalanan ke Jember sejatinya bukan hanya untuk mengisi waktu liburan, tetapi cara saya belajar melalui travelling, bertemu banyak orang sebelum akhirnya menuliskannya. Saya tengah memberi hadiah ulangtahun kepada diri sendiri. Hadiah yang jauh lebih berharga dari sebuah benda ataupun perayaan dengan makan-makan; yakni belajar indie.

Konsep belajarnya berasal dari studi tour yang sering dilakukan ketika sekolah dulu. Bedanya jika study tour lebih banyak rasa liburan daripada belajar, maka belajar indie menjadikan liburan rasa belajar. Belajar indie menjadikan saya belajar dari lokalitas daerah yang saya datangi atau apapun yang saya temui di sepanjang perjalanan.

Belajar indie adalah cara menjadikan kehidupan sebagai ruang belajar untuk semua orang. Maka setiap perjumpaan dengan orang lain, temuilah dengan tatapan bahwa dia individu yang unik. Sehingga saya mampu belajar dari perjalanan hidup orang lain. Belajar indie menjadikan semua guru dan semua murid. Selayaknya guru yang menjadi sumber informasi dari muridnya, bisa jadi apa yang diceritakan oleh orang lain menjadi pengetahuan.

Saya jadi tahu dari Ibu Erma, betapa saudara-saudara kita di Sumba sedang bergembira dengan pembangunan yang sedang terjadi di sana. Kebahagiaan mereka terekam sederhana dengan mengajak Ibu Erma pulang kampung ke Sumba karena di sana sudah ada hotel berbintang. Hanya hotel berbintang, tetapi hal ini membuat saya paham bahwa pemerintah saat ini mengupayakan pembangunan merata.

Dari kisah Pak Wasis yang memutuskan keluar dari perusahaan biogas dengan alasan sederhana; sudah tidak menemukan tantangan. Lalu kemudian menjadi petani di Ambulu. Suatu hal yang antimainstream, saat beberapa teman saya alumni fakultas pertanian, sibuk bertani karier pada perusahaan-perusahaan.

Alama sea-sea mua

Sepanjang jalan pulang dari Jember, saya teringat sebuah lagu yang sering saya nyanyikan di depan kelas. Judul lagu tersebut alama sea-sea, menggunakan bahasa Bugis halus dan tidak ada yang tahu siapa pengarangnya. Liriknya seperti ini:

Alamasea sea mua, tau na ompo ri sesse’ kale. Nasaba riwettu baiccu’na, de’ memeng na engka na’guru. Baiccu’ ta mitu na wedding siseng narekko battoa ni’ masussani. Nasaba’ maraja nawa-nawani, enrenge pole toni kuttue.

(Alangkah sia-sianya hidup manusia yang disertai dengan penyesalan, karena semasa muda dia tidak pernah belajar. Masa mudalah belajar itu sangat diperlukan, karena jika telah tua akan sangat susah. Sebab sudah banyak hal yang dipikirkan dan kemalasan pun menghampiri).

Lagu ini memberikan pesan tentang pentingnya menimba ilmu, terutama di masa muda. Saya mengalami sendiri ketika para orang tua menceritakan susahnya belajar. Ada yang karena tidak bisa duduk lama, harus pakai kacamata dan ada yang terkendala kesibukan kerja. Saya pun sering kali dipesankan oleh orang tua yang saya temui agar tekun dan serius untuk belajar, alasan mereka mumpung masih muda dan belum berkeluarga.

Atas dasar mumpung masih muda, persendian tidak nyeri dan fisik masih josgandos, menjadi alasan kenapa saya betah di perantauan. Mengambil banyak kesempatan pengalaman kesana kemari dan tertawa. Belajar indie dengan travelling, bertemu banyak orang sebelum akhirnya menuliskan adalah proses melahirkan pemaknaan akan kehidupan yang kaya ilmu kearifan.

Belajar indie dengan travelling, bertemu banyak orang sebelum akhirnya menuliskan adalah proses melahirkan pemaknaan akan kehidupan yang kaya ilmu kearifan.

Travelling membuat saya paham keanekaragaman nilai-nilai kehidupan. Bertemu banyak orang membuat saya belajar banyak hal yang tidak saya temui atau ketahui, terakhir menuliskan memperkaya refleksi diri sebagai pemahaman dan cara pandang kepada dunia.

Penutup, semua cerita dan hal-hal yang saya amati sepanjang belajar indie menjadi pelajaran yang berharga. Pelajaran tentang kearifan hidup yang tidak saya temui dari lembaga pendidikan. Belajar indie menghindari saya dari sindiran puisi Seno Gumira Ajidarma.

“Alangkah mengerikannya menjadi tua dengan kenangan masa muda yang hanya berisi kemacetan jalan, ketakutan datang terlambat ke kantor, tugas-tugas rutin yang tidak menggugah semangat, dan kehidupan seperti mesin, yang hanya akan berakhir dengan pensiun tidak seberapa.” (Menjadi Tua di Jakarta).

Tags: liburanSekolahtravelling
Previous Post

Membandingkan Anak, Itu Kejahatan!

Next Post

Memahami Pandangan Dunia Murid

Saiful Haq

Saiful Haq

RelatedPosts

Pandemi: Dari Global Menuju Lokal
Indonesia Menulis COVID 19

Pandemi: Dari Global Menuju Lokal

by Kampus Desa Indonesia
March 28, 2022
0
211

Merebaknya wabah sehingga berkembang menjadi pandemi berawal mula dari globalisasi, oleh karena itu kita harus mengurangi aktivitas global kita dan...

Read more
Merawat Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga di Tengah Pandemi
Indonesia Menulis COVID 19

Merawat Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga di Tengah Pandemi

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
201

Masa Pandemi Covid-19 hingga transisi New Normal membawa perubahan pada dinamika rumah tangga. Ibu rumah tangga memiliki tanggung jawab yang...

Read more
Derita dan Asa Pendidikan Kita
Indonesia Menulis COVID 19

Derita dan Asa Pendidikan Kita

by Kampus Desa Indonesia
March 28, 2022
0
203

Padahal, tercatat bahwa kurikulum pendidikan telah berganti sebanyak 11 kali, mulai Rentjana Pelajaran 1947, Rentjana Pelajaran Terurai 1952, Rentjana Pendidikan...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In