Liburan Indie, Menemukan Pendidikan Sebenarnya di Luar Sekolah

325
SHARES
2.5k
VIEWS

Bertemu untuk Lebih Dekat

“Api yang dihasilkan lebih stabil birunya, sehingga proses memasaknya jadi lebih cepat”, ujar Pak Wasis menjelaskan panjang lebar tentang biogas. Saya dan Ibu Erma memperhatikan dengan seksama.

RelatedPosts

Walau sudah kenal lebih dari 4 tahun, baru kali ini saya mengerti betul tentang biogas dari Pak Wasis, mulai dari instalasi hingga pengembangan diluar dari penggunaan bahan bakar. Biogas adalah sebutan gas yang dihasilkan dari kotoran. Umumnya menggunakan kotoran sapi, tetapi bisa juga dengan kotoran ayam bahkan manusia sekalipun.

Saya sengaja datang berlibur dari ibukota ke kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember. Perjalanan panjang dan lamaaaa dimulai dengan menempuh perjalanan darat dari Malang ke Surabaya. Saya menjemput Ibu Erma di Surabaya. Beliau kawan lama bapak Wasis dan seorang aktivis kebudayaan dan perempuan.

Kenapa harus menjemput? Karena kami sama-sama diiming-imingi kolosal pergelaran seni dari Pak Wasis dan sebagai seorang aktivis, saya beranggapan Ibu Erma pasti sering melanglang buana, termasuk ke Jember, jadi saya tidak perlu plonga-plongo untuk sampai di Jember.

Bersama Ibu Erma saat berada di Jember

“Saya juga tidak pernah ke Jember loo, Pung. Pernah sih dulu pas masih kuliah”, alamak! Ekspektasi hancur. Satu hal yang tetap layak disyukuri, saya tidak sendiri plonga-plongo di jalan. Yeay.

Sepanjang perjalanan saya ngobrol banyak hal dengan Ibu Erma. Saya jadi tahu betapa Ibu Erma membebaskan anaknya mencoba berbagai hal, saya tahu beliau LDR dengan sang suami dan saya tahu dalam dirinya mengalir darah Sumba.

“Tante saya telepon, dia bilang di Sumba sudah bagus. Hotel berbintang sudah ada”, ucap Ibu Erma kondisi Sumba saat ini.

Belajar Indie

Banyak cara yang dapat menjadikan kita menjadi tahu banyak hal. Misal baca buku, ke sekolah/kampus dan menonton televisi. Beberapa orang lugu mendapatkan ilmu setelah baca pesan berantai yang minta disebarkan di grup WhatsApp. Ilmu ada dimana-mana, bertebaran seperti isu-isu provokasi di tahun politik.

Saya memiliki cara tersendiri untuk belajar hal-hal yang ingin saya pelajari di luar jalur formal akademik. Saya tidak tahu,maka saya menulis. Saya tidak tahu, maka saya travelling. Saya tidak tahu, maka saya bertemu banyak orang. Beragam cara memperoleh ilmu, sehingga sekolah tidak lagi saya anggap sebagai satu-satunya cara melahirkan orang terdidik. Sekolah hanya menjadi salah satu alternatif dari banyaknya pilihan untuk belajar.

Beragam cara memperoleh ilmu, sehingga sekolah tidak lagi saya anggap sebagai satu-satunya cara melahirkan orang terdidik. Sekolah hanya menjadi salah satu alternatif dari banyaknya pilihan untuk belajar.

Perjalanan ke Jember sejatinya bukan hanya untuk mengisi waktu liburan, tetapi cara saya belajar melalui travelling, bertemu banyak orang sebelum akhirnya menuliskannya. Saya tengah memberi hadiah ulangtahun kepada diri sendiri. Hadiah yang jauh lebih berharga dari sebuah benda ataupun perayaan dengan makan-makan; yakni belajar indie.

Konsep belajarnya berasal dari studi tour yang sering dilakukan ketika sekolah dulu. Bedanya jika study tour lebih banyak rasa liburan daripada belajar, maka belajar indie menjadikan liburan rasa belajar. Belajar indie menjadikan saya belajar dari lokalitas daerah yang saya datangi atau apapun yang saya temui di sepanjang perjalanan.

Belajar indie adalah cara menjadikan kehidupan sebagai ruang belajar untuk semua orang. Maka setiap perjumpaan dengan orang lain, temuilah dengan tatapan bahwa dia individu yang unik. Sehingga saya mampu belajar dari perjalanan hidup orang lain. Belajar indie menjadikan semua guru dan semua murid. Selayaknya guru yang menjadi sumber informasi dari muridnya, bisa jadi apa yang diceritakan oleh orang lain menjadi pengetahuan.

Saya jadi tahu dari Ibu Erma, betapa saudara-saudara kita di Sumba sedang bergembira dengan pembangunan yang sedang terjadi di sana. Kebahagiaan mereka terekam sederhana dengan mengajak Ibu Erma pulang kampung ke Sumba karena di sana sudah ada hotel berbintang. Hanya hotel berbintang, tetapi hal ini membuat saya paham bahwa pemerintah saat ini mengupayakan pembangunan merata.

Dari kisah Pak Wasis yang memutuskan keluar dari perusahaan biogas dengan alasan sederhana; sudah tidak menemukan tantangan. Lalu kemudian menjadi petani di Ambulu. Suatu hal yang antimainstream, saat beberapa teman saya alumni fakultas pertanian, sibuk bertani karier pada perusahaan-perusahaan.

Alama sea-sea mua

Sepanjang jalan pulang dari Jember, saya teringat sebuah lagu yang sering saya nyanyikan di depan kelas. Judul lagu tersebut alama sea-sea, menggunakan bahasa Bugis halus dan tidak ada yang tahu siapa pengarangnya. Liriknya seperti ini:

Alamasea sea mua, tau na ompo ri sesse’ kale. Nasaba riwettu baiccu’na, de’ memeng na engka na’guru. Baiccu’ ta mitu na wedding siseng narekko battoa ni’ masussani. Nasaba’ maraja nawa-nawani, enrenge pole toni kuttue.

(Alangkah sia-sianya hidup manusia yang disertai dengan penyesalan, karena semasa muda dia tidak pernah belajar. Masa mudalah belajar itu sangat diperlukan, karena jika telah tua akan sangat susah. Sebab sudah banyak hal yang dipikirkan dan kemalasan pun menghampiri).

Lagu ini memberikan pesan tentang pentingnya menimba ilmu, terutama di masa muda. Saya mengalami sendiri ketika para orang tua menceritakan susahnya belajar. Ada yang karena tidak bisa duduk lama, harus pakai kacamata dan ada yang terkendala kesibukan kerja. Saya pun sering kali dipesankan oleh orang tua yang saya temui agar tekun dan serius untuk belajar, alasan mereka mumpung masih muda dan belum berkeluarga.

Atas dasar mumpung masih muda, persendian tidak nyeri dan fisik masih josgandos, menjadi alasan kenapa saya betah di perantauan. Mengambil banyak kesempatan pengalaman kesana kemari dan tertawa. Belajar indie dengan travelling, bertemu banyak orang sebelum akhirnya menuliskan adalah proses melahirkan pemaknaan akan kehidupan yang kaya ilmu kearifan.

Belajar indie dengan travelling, bertemu banyak orang sebelum akhirnya menuliskan adalah proses melahirkan pemaknaan akan kehidupan yang kaya ilmu kearifan.

Travelling membuat saya paham keanekaragaman nilai-nilai kehidupan. Bertemu banyak orang membuat saya belajar banyak hal yang tidak saya temui atau ketahui, terakhir menuliskan memperkaya refleksi diri sebagai pemahaman dan cara pandang kepada dunia.

Penutup, semua cerita dan hal-hal yang saya amati sepanjang belajar indie menjadi pelajaran yang berharga. Pelajaran tentang kearifan hidup yang tidak saya temui dari lembaga pendidikan. Belajar indie menghindari saya dari sindiran puisi Seno Gumira Ajidarma.

“Alangkah mengerikannya menjadi tua dengan kenangan masa muda yang hanya berisi kemacetan jalan, ketakutan datang terlambat ke kantor, tugas-tugas rutin yang tidak menggugah semangat, dan kehidupan seperti mesin, yang hanya akan berakhir dengan pensiun tidak seberapa.” (Menjadi Tua di Jakarta).

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.