• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Kopipedia

Kopi dan Anak TK di Taman Singah Merjosari

Luthfi Hamdani by Luthfi Hamdani
March 30, 2022
in Kopipedia
200 2
0
Kopi dan Anak TK di Taman Singah Merjosari
Share on FacebookShare on Twitter

M. Lutfi Hamdani

(Ketua Komisariat PMII Sunan Ampel Malang Masa Khitmad 2016-2017

Banyak momen terjadi setiap menit, disetiap hari. Banyak hal yang jika mau di teliti, bisa jadi pelajaran menarik. Tentu saja, perlu banyak waktu menelusuri satu demi satu. ‘Lelah’ juga merupakan satu frasa kata yang memuakkan. Kata sederhana yang seringkali jadi pembenaran terhadap ketidakmauan yang serba lemah. Maka, catatan kecil ini bermula dari tadi malam:

Semalam, ketika menghadiri undangan pernikahan salah seorang teman SMA, muncul di angan-angan bahwa cinta tidak semata sesuai kata pepatah Jawa ‘Tresno jalaran soko kulina’.Tanpa sering bertemu sebagai dua orang yang berlainan, teman saya berani memutuskan menikah. Tidak berada di sekolah yang sama, bukan dalam kampus yang sama, tidak dalam lingkungan kerja yang sama, bahkan terpisah tempat tinggal ujung-ke ujung Pulau Jawa. Selamat, idealnya memang demikian. Cinta harus terlembagakan dalam pernikahan.

Dan seperti kata Harun Yahya, hidup memang kadang soporadis juga penuh kejutan, tapi itu tetap bagian dari kesempurnaan desain holistik Gusti Allah, sehingga tidak ada yang disebut dengan istilah kebetulan. Sebagaimana pertemuan dan perpisahan. Juga kapan menikah atau mati. Lalu banyak lagi. Kata-kata yang sejak SMP saya tulis di halaman pertama buku catatan, sekaligus buku pelajaran untuk semua mata pelajaran. Campur aduk.

Masih sangat pagi saat saya pergi mencari kopi di Taman Merjosari, Malang. Ketika segerombolan anak-anak TK memakai seragam olahraga pergi ke taman bersama guru mereka. Dari mereka, yang berbaris-baris itu, terpikir betapa tambah banyak juga penduduk bumi. Mereka yang masih dengan riang berlari-lari di taman. Beberapa yang larinya kencang, mengolok temannya yang kegemukan dan kesusahan berlari. (Ya, obesitas akhir-akhir ini sedang banyak penderitanya. Dinobatkan pula sebagai salah satu penyakit yang lahir dari pola hidup modern.)

Indonesia masih menduduki peringkat ke empat negara dengan jumlah penduduk terbesar. Tahun 2013 penduduk kita mencapai 249,9 juta jiwa. Sudah jauh bertambah dari lagu Rhoma Irama, sebab ketika itu masih 135 juta, penduduk Indonesia. Dengan tingkat kelahiran mencapai 1,49 persen. Menurut kepala BKKBN, jumlah kelahiran setiap tahun di negeri ini sama dengan jumlah penduduk Singapura. Angka yang mengkhawatirkan, yang senantiasa di iringi dengan ke khawatiran akan rendahnya kualitas sumberdaya manusia, juga kualitas kesehatan yang kian buruk.

Anak-anak TK yang tadi pagi berlari-lari di taman, tentu tidak tahu bahwa Fritjof Chapra, dalam Titik Balik Peradaban-nya, mengidentifikasi kita tengah terserang oleh ‘penyakit-penyakit peradaban yang kronis’. Kemerosotan kualitas lingkungan dan masalah kesehatan individu-lah yang jadi penyebabnya. Dampaknya kemudian jamak di temukan kekurangan gizi, penyakit hati, stroke, kanker. Secara psikologis, muncul depresi hebat, scizofrenia, dan dari sisi sosial terjadi banyak tindak kekerasan, alkoholisme, kecelakaan, penyalahgunaan obat, dan banyak anak menderita cacat mental juga penyakit kejiwaan.

Chapra tentu tidak sedang ngawur ketika menulis bukunya. Dan, diakui atau tidak, gejala semacam itu memang benar sedang mengancam peradaban kita. Lebih lanjut dalam bukunya, Chapra mengutip pernyataan ekonom Victor Fuchs; ‘Epidemi merupakan kata yang terlalu lemah untuk menggambarkan situasi ini.’. Semoga, mereka bisa menjadi generasi berkualitas, jauh lebih dari saya. Ilmu pengetahuan dalam beberapa kasus jadi ‘bermata dua’, di satu sisi dia menghadirkan kemajuan, disisi lain dia memunculkan kerusakan dan kekhawatiran.

Pagi tadi juga, di Twitter, Wold Bank merilis hasil penelitian bahwa semakin tinggi pendapatan keluarga akan berdampak kepada keputusan keluarga utuk menunda memiliki anak. Sebab, muncul persepsi di kalangan perempuan bahwa keluarga kecil lebih ideal, juga mereka yang bekerja akan lebih mempertimbangkan biaya yang harus mereka tanggung selama proses kehamilan dan seterusnya. Meskipun penelitian di lakukan di negara-negara Sub Sahara, semoga persepsi tersebut terbangun juga di sini. Tapi, toh ada juga yang menyatakan banyak anak banyak rejeki.

Saya mengalihkan perhatian dari anak-anak TK tadi ke handphone dan menemukan Profesor Emil salim berkicau di akun Twitter-nya; “In politics there are no permanent friends, only permanent interests”. Kesatuan dan persatuan pelaku politik tidak lain hanya di ikat oleh kepentingan, tidak lebih. Teknokrat Anis diganti tokoh Muhammadiyah untuk dukungan politik presiden. Sebenarnya, kasihan mereka berdua. Kasihan Anis Baswedan, tokoh muda visioner yang harus di ganti di tengah masa pengabdiannya. Kasihan juga Pak Muhadjir Effendi yang ‘diduga’ di angkat bukan karena kapabilitas dan kompetensinya. Tapi semata demi kepentingan presiden mencari dukungan politik dari salah satu ormas terbesar di negeri ini. Serta memperkuat posisinya.

Ya, suatu ketika Gus Mus pernah berkata, dalam media sosial siapapun bisa menjadi apapun. Orang bebas berbagi dan mengomentari. Juga, kasihan Sandiaga Uno yang dibully karena memasang foto sok miskin (seorang pengusaha degan kekayaan belasan milyar pergi kerja dengan naik Kopaja).  Pria berkacamata ini di duga mencari simpati guna pencalonan Gubernunya. Beda dulu dengan Jokowi, yang malah dapat banyak atensi calon pemilih dan di elu-elukan sebagai representasi rakyat.

Untung, komentar-komentar ngawur di media sosial tidak secara tertulis di sebut sebagai salah satu penyakit kronis peradaban dalam buku Chapra. Dan untuk teman saya yang baru saja menikah, jangan takut punya anak. Ada yang bilang, anak adalah pengikat paling kuat dalam rumah tangga. Juga, satu dua anak tidak akan berdampak terlampau banyak pada data nasional pertumbuhan penduduk, atau saya rekomendasikan untuk tidak usah di catatkan. Hehehe.

Kopi saya habis, dua ribu limaratus cukup untuk banyak hal menarik di pagi tadi. Dalam perjalanan balik, ada seorang pemuda memakai kaos hitam pergi ke pasar. Yang unik, dan ini asli, bagian belakang kaosnya bertulis:

Teruslah bekerja, jangan berharap pada negara.

Teruslah ke pasar, jangan berharap kepada pembeli.

Yakin….?

Wallahu A’lam

Tags: Kopipembelajaran tematikpendidikan indonesiapendidikan karakterteman singha merjosari
Previous Post

Kementerian Pariwisata “Pilih” Bumiaji Sebagai Desa Wisata

Next Post

Racauan Sarjana: Setelah Wisuda Mau Kemana?

Luthfi Hamdani

Luthfi Hamdani

RelatedPosts

Klothek-Klothek Tarawih
Gubuk Sastra

Klothek-Klothek Tarawih

by Repan Purba
March 27, 2022
0
203

Dua hari kemarin, karena tidak ada jadwal imam, saya Tarawih di tempat lain. Saya hadir di tempat sholat darurat untuk...

Read more
Kopi dan Gula Tidak Harus Selalu Bersama
Kopipedia

Kopi dan Gula Tidak Harus Selalu Bersama

by Kampus Desa Indonesia
March 29, 2022
0
202

Kopi seringkali menjadi menu minuman yang tidak boleh terlewat setiap harinya, biasa diminum saat pagi hari sebelum berangkat bekerja atau...

Read more
Satu-Satunya di Jawa Timur: Dari Sarasehan Tani Sampai Festival Goreng Kopi
Kopipedia

Satu-Satunya di Jawa Timur: Dari Sarasehan Tani Sampai Festival Goreng Kopi

by Hasan Abdillah
March 28, 2022
0
202

KampusDesa News_“Semangat kopi pagi” itulah kalimat yang pas untuk menggambarkan keriuhan sarasehan tani di hari ketiga (30/7). Pagi ini, sebanyak...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In