• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Makna Emansipasi dan Kartini di Era Millenial

Muhammad N. Hassan by Muhammad N. Hassan
March 30, 2022
in Opini, Pendidikan Hari Ini
426 32
0
Makna Emansipasi dan Kartini di Era Millenial
Share on FacebookShare on Twitter

Selamat Hari Kartini 2020. Semoga para perempuan jaman sekarang bisa berperan sebagaimana mestinya seorang perempuan. Menjadi calon generasi ibu dan pemimpian perempuan yang hebat di masa yang akan datang. Karena perempuan ibarat tiang keluarga, negara, bahkan agama. Ketiganya dapat kokoh dan kuat diakibatkan oleh perempuan yang baik. Pun jika sebaliknya, maka baik itu sebuah tatanan keluarga, peradaban negara, maupun ajaran agama akan hancur seketika.

Kampusdesa.or.id–Apa yang Anda pikirkan jika mendengar nama Raden Adjeng (RA) Kartini??? Seorang pejuang emansipasi wanita, salah satu pahlawan nasional Indonesia, atau langsung teringat dengan lagu “Wahai ibu kita Kartini putri yang mulia, sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia…”

Mungkin kita masih ingat saat Sekolah Dasar dulu mempelajari sejarah RA. Kartini dan menyanyikan lagu “Ibu Kita Kartini” karya WR. Supratman yang dipersembahkan untuk kemuliaan dan perjuangannya demi emansipasi wanita. Mengingat RA. Kartini dikenal sebagai pelopor lahirnya kebangkitan kaum hawa dengan prinsipnya memperjuangkan emansipasi semasa hidupnya.

Buah pemikiran RA. Kartini dapat dilihat pula seperti termaktub di dalam surat-surat yang dibukukan oleh J.H. Abendanon berjudul Door Duisternis tot Licht atau lebih dikenal dengan versi bahasa Melayu “Habis Gelap Terbitlah Terang”, berkat diterjemah oleh tokoh sastra pujangga baru bernama Armijn Pane.

Berbicara soal Hari Kartini, alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu kenapa selalu diperingati pada tanggal 21 April setiap tahunnya. Mengutip sumber dari Tribunnews, Hari Kartini ditetapkan pertama kali saat Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini karena bertepatan dengan tanggal lahir RA. Kartini.

Lantas di era sekarang ini, apa makna emansipasi para Hari Kartini bagi para perempuan generasi millenial? Apakah peringatan hari Kartini saat ini masih seperti dulu. Sebatas memakai busana tradisional jawa ala-ala ibu Kartini?

Lantas di era sekarang ini, apa makna emansipasi para Hari Kartini bagi para perempuan generasi millenial? Apakah peringatan hari Kartini saat ini masih seperti dulu. Sebatas memakai busana tradisional jawa ala-ala ibu Kartini? Mungkin dengan kemudahan akses internet dan teknologi, perempuan di era generasi millenial seharusnya bisa semakin bebas berkarya. Jika ingin meneladani RA. Kartini hanya sekedar mengikuti tampilan fisiknya saja tanpa diberikan edukasi tentang sejarah siapa RA. Kartini dan bagaimana implementasinya dalam kehidupan, menurut pendapat saya sih sangat sayang jika sebatas itu saja.

Sesungguhnya makna emansipasi yang pernah diperjuangkan oleh RA. Kartini tidak sekedar sesederhana itu. Perempuan millenial mampu mengaplikasikan dengan cara menerapkan nilai-nilai emansipasi di era modern ini secara luas. Mereka bisa ikut serta memerangi kebodohan lewat pendidikan tinggi, bergerak di bidang sosial – perekonomian melalui, lebih-lebih bisa menjadi pemimpin atau menempati posisi strategis sebuah lembaga sehingga berperan dalam pengambil keputusan atau kebijakan yang berkenaan dengan nilai-nilai pemikiran RA. Kartini.

Di lain sisi hasil pengamatan saya belakangan ini. Khususnya bagi para perempuan pegiat media sosial, di era digital menjadikan perempuan millenial bisa lantang meminta keadilan salah satunya adalah menentang praktik poligami, menjadi aktivis gender dan gencar menuntut kesetaraan melalui dukungan gerakan yang berbau feminimisme. Mereka mengambil alih peran dengan mengisi konten mengenai isu-isu tersebut.

Bila diperlukan saya boleh usul kepada perempuan millenial untuk mengundang para pakar di Indonesia seperti Prof. Mufidah Ch., Prof. Musdah Mulia, Dr. Nur Rofi’ah, atau tokoh-tokoh gender lainnya. Forum kajian dan diskusi ini nantinya bertujuan agar dapat dijadikan sebagai wawasan dan tentu arahan sebenarnya apa makna emansipasi yang dulu digaungkan oleh RA. Kartini, serta mendorong semangat para perempuan millenial dalam memperjuangkan hak-hak perempuan serta mendapat kesetaraan terhadap laki-laki (kaum maskulin).

Sebagaimana dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 35 dan QS. An-Nahl ayat 97, diketahui bahwa Agama Islam juga memiliki pandangan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Bahkan sebagaian ayat maupun hadits sangat meninggikan derajat perempuan. Karena banyak hal yang dimiliki perempuan secara sunnatullah tidak bisa dilakukan oleh seorang laki-laki. Seperti menstruasi, hamil, menyusui, dan keistemewaan perempuan lainya.

Melalui tulisan ini, penulis ingin mengucapkan Selamat Hari Kartini 2020. Semoga para perempuan jaman sekarang bisa berperan sebagaimana mestinya seorang perempuan. Menjadi calon generasi ibu dan pemimpian perempuan yang hebat di masa yang akan datang. Karena perempuan ibarat tiang keluarga, negara, bahkan agama. Ketiganya dapat kokoh dan kuat diakibatkan oleh perempuan yang baik. Pun jika sebaliknya, maka baik itu sebuah tatanan keluarga, peradaban negara, maupun ajaran agama akan hancur seketika.

Tags: EmansipasigenderHari KartiniKartinimillenialPerempuan
Previous Post

Terancam Gagal Mudik, Kapan Pandemi ini Berakhir?

Next Post

Jalan Panjang dan Berliku Emansipasi Kita

Muhammad N. Hassan

Muhammad N. Hassan

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In