• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Anak Itu Sering Berbicara Sendiri, Bermasalahkah ?

Nangimatur Rofingah by Nangimatur Rofingah
March 25, 2022
in Opini, Psikologi Hari Ini
189 12
0
Anak Itu Sering Berbicara Sendiri, Bermasalahkah ?
Share on FacebookShare on Twitter

Anak ini terlihat ceria saat pertama kali masuk sekolah, berbeda dengan teman-teman yang lain, saat yang lain masih berlomba dengan tangisan kerasnya karena harus berpisah dengan ayah bunda untuk sementara waktu. Anak ini tidak terlalu peduli. Awalnya dia sedikit terlihat bingung dengan sekitarnya, namun ketika aku mulai tersenyum dan menyapanya dia langsung masuk kelas dan bermain sepuasnya.

Aku melihat asyiknya dia bermain, satu keranjang mainan dia bawa ke pojokan kelas dan terihat paling sibuk. Sebentar-bentar dia bersuara dengan mainannya. Aku tenang karena dia dengan mudah merasa nyaman disekolah.

Hampir setengah jam aku disibukkan dengan tangisan anak-anak yang meminta untuk pulang, namun dia masih dengan banyak mainan yang ia bawa. sudah menjadi tantangan yang harus terselesaikan, berada di kehidupan anak-anak usia belum genap 5 tahun yang memang membutuhkan tenaga  luar biasa.

Usia anak yang memiliki emosi yang belum bisa di bilang stabil, usia di mana yang dia baru mengenal  dunia yang nyata, usia yang masih sangat rentan dalam belajar.  Di usia ini kita temui anak mulai dirasa sulit diatur karena keingintahuannya yang besar, anak ingin selalu bereksplorasi, berpetualang dan mencoba berbagai hal yang kadang itu membuat kita sangat lelah.

Ini adalah usia dimana kita akan merasakan bahagia dengan mereka, bermain bebas namun tetap menunjukkan berbagai hal positif untuk tumbuh kembangnya. Berbagai macam tingkah mereka munculkan, hal ini lah yang menjadi kewajiban bagi kita untuk jauh lebih peka dengan semua yang dia mulai tunjukkan. Sikap sensitif berlebih menjadi sangat baik ketika kita menghadapi anak dengan usia tersebut.

Saat lonceng tanda masuk berbunyi, aku menggandeng anak-anak satu persatu untuk masuk ke kelas mungilku, namun aku masih melihatnya dengan setumpuk mainan. Aku berpikir dia bermain dengan teman barunya karena terdengar asyik berbicara, namun ternyata aku temui dia hanya sendiri. aku mendekatinya lalu mengajak untuk bergabung dengan teman yang lainnya. Namun dia terlihat terlalu asyik sehingga  tak mendengarkanku.

“Mas, sudah dulu ya main robotnya sekarang ikut ibu main dengan teman-teman di sana.”

Dia lalu menoleh ke arahku, dan tersenyum.

Saat aku mulai kelas dia terlihat asyik bermain dengan tanggannya dan berbicara, seolah dia tidak mendengarkanku bicara seperti anak yang lain. Ketika kelas selesai dia tetap berada di dalam kelas dan sekarang terlihat mengagumi dinding kelas yang penuh tempelan gambar-gambar baru.

Dua minggu berlangsung, aku mulai merasa heran dengan anak itu, sampai dua minggu ini dia tidak bermain dengan teman barunya, dia selalu sendiri dan bahkan dia belum pernah menyebut namaku namun sepertinya dia paham apa itu sekolah,; meletakkan tas dan sepatu pada tempatnya, mengikuti belajar, mengeluarkan buku, ikut kegiatan, membaca doa dan bermain. Dia terlihat tau itu semua namun ada yang membuatku merasa berbeda.

Saat aku mulai untuk mengajaknya bercerita, bertanya hal-hal yang menurutku pasti akan mudah untuknya, “tadi pagi sarapan apa mas? Kemarin di rumah bermain sama siapa?” Mengejutkan jawaban yang diberikan. Dia hanya membolak-balikkan  pertanyaanku, entah itu jawaban atau dia belum paham apa yang aku tanyakan. Semakin sering aku mengajaknya untuk bercerita, dan aku mulai paham bahwa ada yang berbeda degannya, meskipun dia sering terlihat berbicara namun ternyata dia belum paham apa itu cerita.

Aku mulai memberikan perhatian khusus padanya, dia yang yang masih memperhatikan hal-hal di sekitar yang entah dia juga memperhatikan apa yang aku bicarakan dikelas atau tidak. tiga minggu dengannya baru aku ketahui bahwa anak ini tidak bisa memusatkan perhatiannya pada satu hal, dia selalu mencari hal yang membuatnya lebih menarik, namun juga cepat sekali berpindah pada hal yang menarik lainnya.

Anak yang memiliki kesulitan dalam memusatkan perhatiannya biasanya selalu terlihat gelisah, tidak mampu duduk dengan tenang dan perhatiannya sangat mudah beralih pada hal yang lain. Aku melihat gejala itu padanya.

Semakin aku mengerti keadaan di sekolah dan di rumahnya yang ternyata anak ini selalu bermain sendiri, dengan TV, HP dan mainan pribadinya, orang tua jarang mengajaknya bercerita karena kesibukannya bekerja,sehingga itu yang membuatnya sidikit sulit untuk memahami perintah dan cerita. Anak pada tahap ini masih sangat butuh perhatian dan waktu yang lebih dari orang sekelilingnya. Anak akan lebih mudah diarahkan ketika dia didampingi. Pakar bidang pendidikan dan tumbuh kembang anak juga mengingatkan bahwa pendidikan dan pengasuhan anak yang salah pada masa dini akan berdampak negatif pada aspek perkembangannya, dan itu memang benar adanya.

Dua minggu lebih aku mendampinginya secara khusus banyak hal yang aku rasa berkembang sangat luar biasa, anak ini sangat mudah untuk menghapal dan mengingat sesuatu termasuk benda yang dimilikinya yang dimiliki temannya dan tulisan namanya meskipun dia belum mengerti sama sekali bagaimana cara menulis. Walaupunn pada kenyataannya  aku masih menemui kebiasaan yang sama dengan pertama kali melihatnya, dengan seringnya aku mengajaknya bercerita dia mulai mengerti bagaimana dia bercerita dengan orang lain.

Bukan hal yang sulit untuk menemukan potensi pada anak usia dini. Kita membutuhkan kepekaan yang jauh lebih tajam dari perilaku-perilaku yang dia tunjukkan, memberikan perhatian yang lebih sehingga dia dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap usianya.

Tags: anak berkebutuhan khususBermainpsikologi anakpsikologi belajarSekolah
Previous Post

Harapan Sertani Bagi Revolusi Pertanian Indonesia

Next Post

Omah Hijau, Sebuah Semangat Dalam Hidup Berkeluarga

Nangimatur Rofingah

Nangimatur Rofingah

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Gulat dengan Sang Profesor
Kuliah Desa

Gulat dengan Sang Profesor

by Mohammad Mahpur
October 1, 2022
0
169

KAMPUSDESA.OR.ID--Gulat dengan sang profesor kecil menjadi pengalaman bermain menarik waktu itu di sepah (sampah tebu hasil penggilingan). Masa kecil yang...

Read more
Keluar dari Efek Lampu Sorot
Psikologi Hari Ini

Keluar dari Efek Lampu Sorot

by Redaksi
April 8, 2022
0
97

Jiwa sosial itu layaknya sudah menjadi keterampilan “bertahan hidup” tingkat dasar yang perlu dilatih sebagai modal bagi manusia untuk disebut...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023
Sumber photo: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aparat-polsek-citeureup-mengamankan-bakso-daging-babi-_150201220228-436.jpg

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

February 15, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In