Rahasia Air Hujan, Bisa Diminum untuk Kesehatan

327
SHARES
2.5k
VIEWS

Jamak orang sering mengatakan, saya pilek dan meriang setelah kehujanan kemarin. Ada juga orang tua yang melarang anaknya hujan-hujanan karena takut anaknya terserang demam, pilek atau kepala pusing. Tetapi coba diingat, saat hujan, banyak juga para penduduk, biasanya di pedesaan justru keluar rumah untuk adus udan. Mereka berlari-lari di sepanjangan jalan, bak seperti lari pagi selama hujan belum reda. Setelah reda, jamak terlihat pemandangan para orang kampung pulang ke rumah dengan tubuh basah-kuyuk. Makan pun jadi rahap. Benarkah air hujan menimbulkan penyakit, atau justru air hujan adalah air asli yang bermanfaat untuk kesehatan?

Jombang, KampusDesa.or.idAir hujan. Jutaan manusia sering memintanya saat panas sedang terik hingga kekurangan air, dan menolaknya mentah-mentah saat banjir sedang melanda. Ini sudah biasa, sifat manusia memang begitu, kan?

Padahal mudah sekali mengakali hal itu. Bagaimana? Ketika musim hujan tiba, mudah saja menyediakan tong-tong besar untuk mewadahi air hujan. Tentunya sesuai kadar kebutuhan, khususnya air minum. Sehingga, ketika musim kemarau tiba dan kekeringan melanda, masih ada persediaan air untuk beberapa waktu. Mari simak penjelasan berikut.

RelatedPosts

Diskusi singkat dan dadakan berlangsung hari Ahad, (18/11) di basecamp Baramuba (Barisan Anak Muda Balongsari). Diskusi yang terbilang dadakan ini membahas tentang air hujan dan kelebihannya. Jamak di masyarakat menganggap air hujan dapat menimbulkan penyakit seperti demam, batuk, dan pilek.

Air hujan, air yang menyegarkan dan aman digunakan dalam aktivitas sehari-hari, seperti, mandi atau dikonsumsi. Bisa dikatakan aman, sebab air hujan bukanlah air yang sifatnya merugikan. Di industri pertanian dan perkebunan, kebutuhan air untuk tanaman masih didominasi oleh air hujan terutama ketika masuk musim penghujan sehingga tanaman menjadi subur dan tanah menjadi gembur.

Anton mengatakan ada orang yang menderita gangguan ginjal, setelah minum air hujan rutin, ada peningkatan kesehatan ginjalnya.

Anton (kaos hitam), anda dapat bertanya manfaat air hujan ke dia ya. Lutfi (kaos hijau putih) dan anggota Baramuba sedang diskusi manfaat air hujan

Ketika diskusi berlangsung, seorang mahasiswa aktif UGM, Anton, banyak menjelaskan rahasia air hujan. Dari pemikiran logika, sangat mudah dicerna. Anton mengatakan ada orang yang menderita gangguan ginjal, setelah minum air hujan rutin, ada peningkatan kesehatan ginjalnya. Dia-pun merujuk seorang dosen yang telah meneliti manfaat air hujan bagi kesehatan. Nah, untuk informasi lebih lanjut, anda bisa menghubungi Anton melalui instagram @baramuba.

Kebanyakan para ahli menyatakan bahwa air pegunungan adalah yang paling bagus. Dan sumber mata air bawah tanah juga paling bersih. Begitu pun kebanyakan orang mencari sumber air untuk kebutuhan sehari-hari dari mata air di bawah tanah seperti membuat sumur. Meskipun telah sesuai dengan standar-standar ketentuan pembuatan sumur, tetapi seiring perkembangan zaman, sampah, kotoran, dan jamban pun semakin banyak bukan? Mengapa jamban? Mari berpikir sejenak perbedaan asal mata air dari bawah tanah dengan air hujan.

Manusia buang ludah ke mana? Tanah
Jamban dibuat di mana? Bawah Tanah
Sampah buangnya ke mana? Tanah
Kotoran manusia larinya ke mana? Tanah juga kan?
Dan Mata air darimana? Bawah Tanah
Sedangkan air hujan darimana? Awan/Dari Atas

Adapun sanggahan yang masuk akal, bahwa air hujan yang turun ke bumi akan melewati asap-asap kendaraan dan itu adalah karbon. Ternyata karbon itu tidak apa-apa, jika jumlahnya masih sedikit. Anton memberikan permisalan secangkir kopi arang, bukankah itu mengandung karbon yang berlebih?

Tim penggerak lingkungan hijau bersama founder kampus desa Mohammad Mahpur (tengah-kaos lorek) dan Nurul Aini (Kontributor Kampusdesa.or.id–paling kanan)

Selanjutnya adalah perpektif Al-Qur’an. Bukan lagi manusia yang bilang, tetapi Allah yang berfirman. Di dalam Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 48, Allaah berfirman:

Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih,”

Ini adalah fakta penting yang mungkin belum banyak diketahui oleh banyak orang. Selain bersih, air hujan juga dapat dikonsumsi.

Cukup menjelaskan bahwa air dari langit atau yang dimaksud air hujan adalah air yang amat bersih. Bagaimana lagi mengelak atau menolak firman tersebut? Ini adalah fakta penting yang mungkin belum banyak diketahui oleh banyak orang. Selain bersih, air hujan juga dapat dikonsumsi. Tribunnews juga memuat laporan hasil penelitian dari ahli bahwa air hujan setara dengan air minum yang aman dikonsumsi. Hal ini juga dijelaskan pada ayat selanjutnya.

agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.” (Q.S. Al-Furqan:49)

Penjelasan yang cukup rinci dan sebagai petunjuk nyata bahwa air hujan dapat dikonsumsi oleh “sebagian besar dari mahluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.” Maka tidak ada alasan atau penolakan apabila haus melanda, air hujan adalah minuman yang paling menyegarkan. Tetapi hal ini harus diperhatikan. Tips minum air hujan untuk manusia. Ketika hujan turun, tunggu 10-15 menit, kemudian siapkan teko/bak atau tandon untuk mewadahi air hujan. Alasannya, air hujan yang turun sebelum 10-15 menit pertama dikhawatirkan kurang bersih.

Jika anda merasa kurang nyaman karena jijik, anda bisa memasak air hujan seperti merebus air, kemudian simpan di tempat yang aman. Perebusan ini tidak akan mengganggu kadar mineral air hujan dan bisa juga membantu sejumlah kuman yang barangkali tersimpan di air. Anda jangan khawatir jika tumbuh lumut saat air hujan disimpan dalam waktu yang lama. Lumut tidak akan mengganggu kesehatan kita karena lumut juga bagian dari tumbuhan yang bersifat organik. Menurut studi yang dirilis viva.co.id, dinyatakan bahwa air hujan layak diminum dengan mengambil air hujan yang belum tersentuh oleh dedaunan, atau atap rumah. Artinya, disarankan agar menampung air hujan yang langsung jatuh dari langit tanpa melalui perantara atap rumah atau dedaunan.

Anda juga bisa mengolah dengan cara filtrasi, yakni melakukan multi-filter air hujan dengan cara sederhana yakni menyaring dengan kerikil, pasir dan ijuk. Teknik lain juga dapat menggunakan media adsorpsi, yakni dengan Granular Activated Carbon (GAC) dan zeolit. Menurut penelitian Tanti Untari dan Joni Kusnadi di Jurnal Pangan dan Agroindustri Universitas Brawijaya, dengan metode filtrasi sederhana, air hujan dapat dimanfaatkan sebagai air minum. Kadar sifat kimia di air hujan terdiri dari pH 5-7, ada konsentrasi mineral dan logam berat rendah. Setelah difiltrasi, kandungan pH air hujan, dari hasil penelitian Untari dan Kusnadi menjadi, 7.30 yang berada di ambang toleransi Permenkes.

Berikut adalah yang terakhir dalam pembahasan air hujan kali ini. Kembali pada asumsi pertama untuk mempersiapkan persediaan air ketika musim hujan tiba agar tidak kekurangan saat musim kemarau datang.

Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (darinya); maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (nikmat).” (Q.S. Al-Furqan:50)

Sebab, tiap musim sudah dipergilirkan, tinggal bagaimana pintar-pintarnya manusia mengakali setiap peluang untuk memenuhi kebutuhan.

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.