Benarkah Cinta Mendatangkan Kebahagiaan, Kata Siapa?

326
SHARES
2.5k
VIEWS

TIDA ADA manusia di dunia ini yang tidak menginginkan kebahagiaan. Semua tindak-tanduk aktifitas yang dilakukan manusia sudah pasti akan berorientasi pada satu tujuan, yaitu kebahagiaan. Lalu apakah makna kebahagiaan itu sendiri ? Arisoteles memberikan pengertian menarik tentang ini. Menurutnya, kebahagiaan adalah good feeling (perasaan senang), having fun (besenang-senang),  having a good time (mempunyai waktu yang baik), atau sesuatu yang membuat pengalaman yang menyenangkan.

Nah, hari-hari ini nih banyak diantara kita ketika sedang mencari kebahagiaan, selalu saja diidentikkan dengan pasangan (khususnya yang muda-mudi nih, heuheu), yang seakan-akan pasangan adalah segala-galanya, dan jomblo adalah status mengerikan yang sebisa mungkin harus dihindari, yang selama ini jomblo seakan-akan menjadi orang yang terkucilkan dalam sebuah tatanan masyarakat. Untung saja tak ada hukuman pasung bagi para jomblo. Huahaha. “Jomblo itu berat, kamu tak akan kuat, biar aku saja. heueheu”.

RelatedPosts

Realitas seperti itu sudah tak bisa lagi dihindarkan lagi hari-hari ini. Realitas yang memberikan sebuah kesan bahwa “punya pasangan berarti bahagia, tidak punya pasangan berarti tak bahagia”. Maka jangan heran jika pada saat ini, manusia (anak muda) semakin menyempitkan makna kebahagian dengan hanya membubuhkan pasangan sebagai sumber kebahagian. Pun juga sebaliknya, bahwa sumber kesedihan orang terletak hanya dari seorang pasangan. Seakan sangat sulit menemukan kebahagian hidup selain mengenai pasangan. Realitas yang membuat saya semakin bertanya-tanya dengan kualitas hidup di zaman modern. Sebercanda itukah cinta ?. ecieeeee.

Biasanya, kata “cinta” selalu melekat dalam proses berpasangan. Kata “cinta” adalah simbol suci yang harus terbubuhkan dalam aktifitas berpasangan. Biasanya sih gitu ?, kamu gitu nggak ? heuheu. Cinta selalu tak bisa jauh dari kata bahagia. Kamu bahagia ngga sama dia ? Huahaha. Tapi kenapa banyak yang galau karena cinta ? cieeeee. Banyak yang stress, kacau, gundah, pusing, hancur, wa ala alihi wa sohbih. Loh, katanya cinta akan memberikan kebahagiaan ? lha ini trus gimana ? yang salah siapa ? cinta kah ? kamu kah ?. “Cinta itu berat, kamu tak akan kuat, biar aku saja.” Huahaha.

Coba kita tengok sebentar tips bercinta menurut Sabrang MDP alias Noe Letto. Nih, kata beliau, “ Rabi kui dudu mencari bahagia, lha kui konsep salah kui, rabi kok mencari bahagia ? tak jamin kecewa koe. Makanya ada konsep bahwa kawin di lima tahun pertama di jamin goyah, nanti setelah lewat lima tahun stabil, karena konsep rabimu golek bahagia ! ketika sebelum rabi kamu harus menemukan bahagia dalam dirimu sendiri. Dan ketika kowe rabi urusannya adalah membagi dan memberi kebahagiaan. lagi-lagi kita tertipu oleh peribahasa “badai pasti berlalu, kan ngono kalimate ? do lali, nek hari yang cerah ki yo berlalu, podo ae, mok pikir badai berlalu njuk entek ra ono badai maneh ? yok ono kok mestine, urip kok. Iki sing jomblo bahaya, njuk do wegah rabi ki”. *Jika anda butuh translate, anda bisa hubungi nomor ini, 085608244505. Huahaha …

Hmmm, gimana guys ? sudah sesak kah dada kalian ? hihihi. Biar semakin sesak, nih ada lagi pitutur dari mbah kita Erich Fromm, “Yang terpenting dalam hal ini (bercinta) bukan soal bahwa dia telah mengorbankan hidupnya demi orang lain, melainkan bahwa dia telah memberikan apa yang hidup dalam dirinya; dia memberikan kegembiraannya, kepentingannya, pemahamannya, pengetahuannya, kejenakaannya, kesedihannya-semua ekspresi serta manifestasi yang ada dalam dirinya. Dengan tindakan tersebut seseorang telah memperkaya orang lain, meningkatkan perasaan hidup orang lain lewat peningkatan perasaan hidupnya sendiri.” Iyuuuh benget kan ?

Dari dua pitutur tersebut, sebenarnya kita sudah bisa menebak inti keduanya. Bahwa sebenarnya dalam diri kita ada sebuah kebahagiaan yang harus terus kita cari, jangan sampai nggak dapet, harus dapet. Kita harus cerdas dan super kreatif untuk menemukan kebahagiaan dalam diri kita sendiri.

Nah urusannya dengan cinta adalah kita tidak sedang mencari kebahagiaan. Lha wong kita sudah bisa bahagia sendiri kok. Urusannya dengan cinta adalah bagaimana kita bisa dan mampu memberikan, membagi, mengeksplorasi kebahagiaan yang sudah ada dalam diri kita kepada orang lain, mungkin khususnya orang yang kita cinta.

Dengan ini akan ada hubungan positif yang bernuansa take and give atau give and take. Dan mungkin tidak akan lagi ada cerita aktivis yang tak lagi aktif atau kritis karena sibuk pacaran. Tidak akan lagi ada cerita karir seorang hancur karena masalah cinta atau cerita-cerita semacamnya. Semua saling respect dan saling mendukung. Romantis beut kan guys ?.

Ade Novit Rachmawan
Musisi dan Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Alumni peserta Tutur Desa I Kampus Desa Indonesia

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.