• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Refleksi

Siapa Guru Anakku?

Rifia Dewi by Rifia Dewi
March 24, 2022
in Refleksi
215 7
0
Siapa Guru Anakku?
Share on FacebookShare on Twitter

Tidak semua keluarga menerapkan family time yang mana di sana adalah forum diskusi keluarga saling bercerita dan support. Oleh karenanya, dengan pandemi COVID-19 ini sudah selayaknya para orangtua kembali pada fitrahnya untuk menjadi fasilitator anak dalam menemukan kekuatannya. Berdiskusi dan saling bekerjasama dengan guru di sekolah. Dengan harapan anak-anak pun juga tetap bersemangat ketika sekolah di rumah dan ibu pun juga bahagia dengan aktifitasnya.


Kampusdesa.or.id–Berbagai peristiwa nyata terjadi menghadapi situasi belajar di rumah bagi sebagian besar anak-anak dalam keluarga. Reaksi muncul menjadi turunan pandemi, khususnya di dunia pendidikan.

“Bagaimana ini cara mengerjakannya?”
“Kenapa kamu susah diatur, ayo belajar!”
“Enak jadi gurunya, tinggal minta setor tugas saja!”


Banyak terdengar suara atau lebih tepatnya keluhan dari para orangtua diawal-awal pandemi COVID-19 ini. Bagaimana tidak, Secara mendadak semua orang harus berdiam diri di rumah untuk memutus rantai penyebaran virus ini. Tak elak banyak orangtua yang dibuat shock dengan keadaan yang serba dadakan ini.


Anak-anak yang biasa dengan rutinitas sekolah dari pagi sampai siang atau bahkan sampai sore berada di sekolah, sekarang harus 24 jam berada di rumah. Para ibu yang biasanya melakukan pekerjaan domestik atau sekedar me time dengan aman sekarang harus ikhlas merubah semua rutinitas dan tak khayal banyak diantaranya merasa stress. Tantangan luarbiasa pula untuk para ibu pekerja. Diawal-awal sekolah dliburkan harus membagi fokus antara pekerjaan domestik dengan pekerjaan publiknya secara bersamaan.


Tidak ada satupun yang menginginkan kejadiannya ini. Karena semua pasti berdampak. Tidak hanya dalam segi berubahnya rutinitas para ibu namun juga berdampak yang paling dominan adalah segi ekonomi. Seorang ibu harus bisa mensiasati kapan harus bergerak dengan aktifitas domestiknya serta, kapan bersama pekerjaan publiknya bagi yang bekerja serta mendampingi anak-anak mereka yang mendadak SEKOLAH DI RUMAH. Dan bukankah IBU ADALAH SEKOLAH PERTAMA untuk anaknya?

Menjadi menarik pula akhir-akhir ini adalah banyak anak pula yang protes, ibuku bukan guru sekolahku. Kenapa demikian? Dan bagaimana ini bisa terjadi? Anak-anak merasa ibunya berubah jadi hantu tatkala mendapati dia belum bisa menuntaskan ide bermain dari guru, atau tugas dari sekolahnya. Sedangkan anak-anak pun merasa menjadi semakin longgar dalam kedisiplinan ketika proses sekolah di rumah.


Menjadi menarik pula akhir-akhir ini adalah banyak anak pula yang protes, IBUKU bukan GURU SEKOLAHKU. Kenapa demikian? Dan bagaimana ini bisa terjadi? Anak-anak merasa ibunya berubah jadi hantu tatkala mendapati dia belum bisa menuntaskan ide bermain dari guru, atau tugas dari sekolahnya. Sedangkan anak-anak pun merasa menjadi semakin longgar dalam kedisiplinan ketika proses sekolah di rumah. Tak elak hal ini menjadi geram para ibu kepada anaknya. Dan yang pasti kegeraman ibu inilah yang menjadikan anak merasa lebih baik di sekolah. Bermain bersama teman dan belajar dengan guru. Ibu pun merasa tidak cukup kemampuan untuk mendampingi anak-anak mereka di rumah


Selayaknya orang dewasa pada umumnya, anak-anak pun juga ingin dimengerti. Dalam arti bagaimana peran orangtua dalam memahami dan mengerti kebutuhan anak itu membedakan antara orangtua dan guru. Di sekolah guru dituntut tahu hal-hal apa saja yang anak tahu, hal-hal apa saja yang anak bisa dan hal-hal apa saja yang menjadi kebiasaan. Sehingga guru di tuntut untuk mengarahkan anak sesuai minat berdasarkan kekuatannya. Sadarlah para orangtua, anak-anak bukan makhluk sempurna dalam versi anda. Begitupula para guru memperlakukan murid-muridnya di sekolah.

Baca juga:

Merumahkan Sekolah atau Sekolah Telah Mati

Rumahku Gua Hira-ku, Latihan Mindfulness di Rumah Saja

Mengapa Belajar di Rumah Malah Menimbulkan Masalah?

Realita Sekolah Online dalam Masa Social Distancing

Apa Kabar “Belajar dari Rumah” Setelah Tiga Pekan Berlangsung?

Tidak semua keluarga menerapkan family time yang mana di sana adalah forum diskusi keluarga saling bercerita dan support. Oleh karenanya, dengan pandemi COVID-19 ini sudah selayaknya para orangtua kembali pada fitrahnya untuk menjadi fasilitator anak dalam menemukan kekuatannya. Berdiskusi dan saling bekerjasama dengan guru di sekolah. Dengan harapan anak-anak pun juga tetap bersemangat ketika SEKOLAH DI RUMAH dan ibu pun juga bahagia dengan aktifitasnya.


Kegagalan dalam mengerjakan soal bukan jaminan kesuksesan mereka. So, daripada merusak semangat mereka dengan kegeraman, lebih baik ubah mindset turunkan standar anda, terima kekuatan anak anda serta support mereka dengan pujian yang membangun.

Tags: guruIburefleksiSekolahstudy at home
Previous Post

The Power of Bismillah

Next Post

Lailatul Qadar

Rifia Dewi

Rifia Dewi

RelatedPosts

“Matur Nuwun”, Ungkapan Sederhana Namun Bermakna
Opini

“Matur Nuwun”, Ungkapan Sederhana Namun Bermakna

by Repan Purba
March 29, 2022
0
234

Matur Nuwun adalah salah satu ungkapan yang sangat akrab di telinga masyarakat Jawa. Matur nuwun artinya adalah terima kasih. Ungkapan...

Read more
Kemerdekaan dan Kebebasan
Refleksi

Kemerdekaan dan Kebebasan

by Nurani Soyomukti
March 25, 2022
0
200

Kemerdekaan mutlak menjadi pengalaman personal. Kata itu tidak semata sebuah semangat merdeka dari penjajahan dan pertanda kemerdekaan bangsa yang dirayakan...

Read more
Motivasi Sukses dan Dewasa Menyikapi Kegagalan
Psikologi Hari Ini

Motivasi Sukses dan Dewasa Menyikapi Kegagalan

by Nangimatur Rofingah
March 24, 2022
0
205

Usia dewasa ditandai dengan kemandiri. Itu artinya seseorang bisa disebut sukses, meski kadarnya berbeda-beda. Ada yang selalu terjebak dalam kegagalan....

Read more

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In