• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Childfree: Antara Kebebasan dan Kepantasan

Muhammad N. Hassan by Muhammad N. Hassan
March 30, 2022
in Opini
203 11
0
Childfree: Antara Kebebasan dan Kepantasan
Share on FacebookShare on Twitter

Kampusdesa.or.id–Belakangan ini, ramai diperbincangankan istilah “childfree“. Bagi yang belum tahu, chilfree pengertian gampangnya adalah pasangan yang menikah namun memutuskan tidak memiliki anak. Gaya hidup ini mengalami tren peningkatan baik di Indonesia maupun luar negeri dengan berbagai alasan.

Beberapa alasan yang melatarbelakangi keputusan tersebut antara lain masalah personal, finansial, latar belakang keluarga, kekhawatiran akan tumbuh kembang anak, isu atau permasalahan lingkungan, hingga alasan terkait emosional atau maternal instinct.

Sebagaimana menurut Gita Savitri, alasan memutuskan tidak memiliki anak bersama pasangannya adalah karena adanya kekhawatiran jika nanti sebagai orang tua tak memiliki responsible, tahunya malah memberikan luka pada anak. Lain hal dengan Cinta Laura memutuskan hal serupa dikarenakan menilai bahwa populasi manusia di dunia sudah terlalu banyak. Sehingga ia lebih menyarankan untuk mengadopsi anak terlantar yang tidak mendapatkan kasih sayang.

Apapun alasan dan yang melatarbelakanginya, jika ditinjau dari kacamata hukum, keputusan ini memang sangat personal. Tidak menyalahi hukum pidana maupun perdata. Karena “memilih” merupakan hak setiap pasangan manusia. Akan tetapi, juga tidak menutup kemungkinan pasti akan memunculkan beberapa dampak persepsi sosial, seperti adanya stigma negatif dari masyarakat bahkan keluarga sendiri. Sehingga membuka kesempatan timbulnya tekanan di tengah-tengah masyarakat bagi pasangan dengan keputusan childfree.

Terkait hal ini, Dr. Tri Rejeki Andayani, S.Psi., M.Si., Psikolog Sosial dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menuturkan bahwa pernikahan pada prinsipnya tidak hanya melibatkan dua individu saja, tetapi juga dua keluarga besar. Alhasil, keputusan untuk tidak memiliki anak sebaiknya disampaikan ke orang tua masing-masing..

Apabila keputusan tersebut tidak dapat diterima, tentu dapat menjadi tekanan sosial bagi pasangan. Namun, jika dapat diterima, maka pasangan akan lebih mudah menghadapi tekanan sosial dari masyarakat di luar keluarga.

Keputusan untuk tidak memiliki anak atau childfree ini tentu masih menjadi kontroversi di tengah masyarakat. Opsi childfree masih sulit diterima di Indonesia, mengingat kuatnya budaya patriarki dan juga masih bertahannya stigma sosial bahwa perempuan yang menikah harus memberikan keturunan pada suaminya. Selain itu sebagian menilai alasan untuk childfree bertentangan dengan norma-norma yang ada di Indonesia.

Perlu diingat manusia hidup tentu harus mengikuti norma-norma, tidak bisa hidup sesuai haknya dan bebas memilih apapun. Karena di dunia ini ada hal yang pantas diucapkan maupun dilakukan serta ada hal yang tidak pantas untuk diucapkan atau dilakukan, baik diatur dalam norma adat istiadat maupun norma agama. Khususnya dalam hal ini agama Islam yang mana agama dengan pemeluk mayoritas di Indonesia.

Lantas bagaimana pandangan childfree menurut agama Islam?

Sebagaimana seperti yang dilansir oleh situs NU Online, hukum childfree dalam kajian fiqih Islam jika merujuk pada dua hadits nabi adalah hukumnya tergantung pada praktiknya. Namun perlu diketahuoi bahwa serorang yang menikah namun dengan sengaja tidak mau memperoleh keturunan sama dengan menghilangkan keutamaan dari sebuah pernikahan. Di mana hal ini sangat bertentangan dengan anjuran Nabi Muhammad SAW.

Senada dengan itu, seorang Pendidik dan pemerhati isu Muslimah, Ustazah Elizabeth Diana Dewi mengatakan child free adalah konsep yang dicetuskan oleh para feminis yang menggaungkan politic of body atau politik tubuh. Sebuah konsep yang dibawa oleh para feminis radikal. Islam sebagai agama memiliki konsep sendiri dalam membangun keluarga. Konsep tersendiri yang tujuan utamanya adalah untuk beribadah kepada Allah SWT yang sama sekali berbanding terbalik dengan konsep child free yang berakar dari sekularisme.

Selain edukasi melalui konsep agama Islam, isu ini juga menjadi PR bagi konsep pengasuhan anak (parenting). Fenomena childfree ini hendaknya menjadi perhatian bagi semua pihak terutama para orang tua. Setiap orang tua hendaknya memperhatikan dan memperbaiki pola asuh yang mereka terapkan. Agar anak memiliki gambaran sebuah keluarga yang ideal hingga ia nanti memiliki rasa percaya diri dalam membangun keluarganya dan tidak condong mengikuti kelompok yang memilih childfree. []

Tags: childfreeperanting
Previous Post

The Power of Kepepet, Mengubah Kebiasaan Generasi Baby Boomer

Next Post

Aktualisasi Pendidikan di Era Pandemi

Muhammad N. Hassan

Muhammad N. Hassan

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In