Visualisasi Gerakan Pesantren Rakyat Nasional Se-Tahun Ke Depan

325
SHARES
2.5k
VIEWS

Menjadi fasilitator pertemuan jaringan selalu menarik bagi saya sendiri. Apalagi pertemuan tersebut adalah pertemuan jaringan Pesantren Rakyat Nasional ke-3 di Sumberpucung Kabupaten Malang. Daerah yang dekat bendungan Sutami Karangkates.

Apa yang menarik di pertemuan tersebut ? Pesantren Rakyat berdiri di berbagai belahan kota, perlu memiliki prioritas. Pesantren Rakyat ada karena alasan yang mendasarinya bukan karena kebutuhan pendidikan agama semata-mata. Pesantren Rakyat bukan lembaga yang diperuntukkan semata-mata melakukan layanan pendidikan keagamaan. Berbeda dengan pendirian pesantren di beberapa tempat. Pendirian pesantren biasanya dilatarbelakangi oleh keinginan memberikan pelayanan pendidikan agama melalui pengajaran ala pesantren. Pesantren kemudian menunggu atau mencari santri untuk turut serta ambil bagian dalam proses pendidikan agama tersebut.

RelatedPosts

Mohammad Mahpur | Memberikan fasilitasi rencana tindak lanjut Pesantren Rakyat Nasional

Pesantren Rakyat berdiri atau ada bukan untuk tujuan itu. Pesantren dibangun bertujuan untuk mengembangkan komunitas dimana tempat tinggal dari seorang pengasuh tinggal. Pesantren hadir sebagai representasi desa atau komunitas, bukan representasi kyai dengan syarat mempunyai gedung atau situs pesantren yang lengkap. Pesantren rakyat boleh berdiri tanpa syarat memiliki gedung, tempat ibadah, ruang kelas untuk belajar atau lain sebagainya yang menjadi kekuatan prasarana sebuah pesantren.

Pesantren didirikan lebih mengutamakan proses interaksi antaranggota komunitas yang ingin maju. Seorang yang memiliki kemampuan menggerakkan dan memberdayakan orang-orang yang memiliki keinginan maju atau mendorong orang-orang di sekitar memiliki perubahan yang lebih baik, maka pesantren rakyat bisa berdiri.

Melihat kebutuhan tersebut, agama diposisikan tidak sebagai agama yang diajarkan, tetapi agama yang mampu didialogkan dengan warga atau komunitas. Pesantren rakyat dengan begitu merupakan ruh perubahan, bukan ruh pendidikan. Pendidikan tanpa perubahan melahirkan birokratisasi pendidikan dan masuk sebagai alat bisnis. Begitu juga agama. Jika hanya ditempatkan dalam lembaga, dia akan rawan dijadikan sebagai komoditas.

Pesantren Rakyat adalah cara menghidupkan kembali peran-peran agama yang mampu didialogkan dengan masyarakat sehingga membawa perubahan-perubahan yang sangat dibutuhkan bagi seluruh orang yang terhubung dengan pesantren. Pesantren rakyat adalah pesantren tanpa gedung. Pusat pembelajarannya ada di masyarakat. Oleh karena itu, sumberdaya komunitas dapat dijadikan sebagai sumber belajar, bukan semata sumber belajar dimiliki seluruhnya oleh seorang kyai yang menyediakan sumberdaya untuk santri. Sumberdaya belajar bisa dari dan untuk komunitas lokal.

Berdasarkan informasi sekilas Pesantren Rakyat, maka pengembangan pesantren rakyat agar bisa terhubung dengan spirit di atas dapat dijabarkan dari hasil diskusi kelompok berdasarkan kejeniusan lokal dari para penggerak. Pengembangan ini dirangkum dalam rencana tindak lanjut. Sedikit saya singgung di sini, bahwa rencana tindak lanjut dibangun dari yang sudah dimiliki oleh penggerak, baik sebagai individu atau yang sudah memiliki komunitas atau lembaga yang menjadi bagian dari ruh pesantren rakyat.

Semua orang menulis apa saja yang sudah dicapai dan mimpi apa yang diinginkan. Semua dikumpulkan menjadi satu dan kemudian disatukan menjadi gagasan besar yang segera harus diwujudkan di pesantren rakyat pada masing-masing jaringan. Setelah ketemu capaian dan mimpi, maka kelompok diminta membangun visualisasi simpul gerakan. Berdasarkan keseluruhan pendapat, maka terkumpul sejumlah simpul gerakan yang akan dipilih dan diterjemahkan dalam satu tahun ke depan.

Berikut penjabaran untuk visualisasi gerakan yang diklasifikasikan kedalam beberapa kegiatan yakni,

Gerakan Pesantren Peduli. Kegiatan atau visualisasi setahun kedepan para penggerak pesantren menguatkan kegiatan-kegiatan yang bernuansa kepedulian. Kepedulian ini dapat difungsikan sebagai bagian dari membebaskan berbagai bentuk ketidakberdayaan, membantu orang lain untuk berubah lebih baik, memperhatikan dan mendorong agar semua orang yang berada di sekitar pesantren rakyat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang semakin sejahtera.

Gubuk Qurani. Jikalau di pondok-pondok pesantren belajar Al-Quran mengutamakan belajar tartil, hafalan, mengaji tafsir dan beberapa kegiatan pengajian konvensional, maka pesantren rakyat mendorong agar mulai tahun ini mempunyai gerakan gubuk qurani. Gubuk itu kalau di desa adalah tempat-tempat yang ada di sawah atau tempat berteduh yang didirikan oleh masyarakat di sejumlah tempat. Bahkan gubuk ini menjadi tempat publik berkumpul atau beristirahat. Tempat saat istirahat, makan atau tidur-tiduran sementara di sawah, atau di tegal. Makna lebih praktisnya, al-quran yang dikembangkan oleh pesantren rakyat adalah al-quran yang mampu berdialog dengan realitas. Al-quran yang mampu menyapa di relung-relung kehidupan masyarakat. Maka, pada titik krusial al-quran harus dipelajari untuk menjawab kebutuhan dan kehidupan masyarakat. Jadi nantinya ada al-quran dengan tafsirnya tentang air, tentang pertanian, tumbuh-tumbuhan dan berbagai kebutuhan menghidupkan dialektika kearifan lokal. Boleh jadi disebut dengan istilah al-quran berkearifan lokal.

Pasar Rakyat. Setiap pesantren rakyat tidak boleh hanya berpangku tangan. Apalagi mengandalkan proposal. Jikalau mengandalkan proposal dan berharap pada pemberian orang, maka pesantren rakyat hanya melahirkan kader-kader pekerja, bukan pebisnis atau pewirausaha. Pesantren rakyat harus mandiri. Salah satunya wajib memiliki gerakan kewirausahaan. Maka sebaiknya ada gerakan merangsang tumbuhnya kegiatan-kegiatan ekonomi di masing-masing tempat yang ada pesantren rakyatnya dengan menciptakan pasar rakyat. Selain itu, para jiwa penggerak pesantren rakyat harus mandiri finansial. Syarat yang dibutuhkan adalah mengenali diri sendiri agar memiliki mindset (pola pikir) tanpa batas. Jadi mentalitasnya adalah mentalitas tanpa batas.

Personal Literacy. Mimpi memiliki kemampuan menciptakan media luar biasa. Bahkan harus punya media internasional. Mempunyai TV pun menjadi impian. Media literasi yang sudah dimiliki antara pesantren rakyat.com dan koran dwi-mingguan Inspirasi Pendidikan. Namun, penekanan yang paling penting adalah personal literasi. Apalagi pada zaman digital. Personal literasi dimaksud setiap anggota yang terhubung dengan Pesantren Rakyat wajib melek media dan menjadi pegiatnya, baik yang off-line atau online. Utamanya, untuk sekarang ini agar personal literacy dapat dikembangkan seperti citizen journalism menggunakan media sosial. Media sosial ini dapat digunakan dengan maksimal karena viturnya sudah dapat digunakan siaran langsung. Makanya setiap orang diharapkan selalu memosting status positif, berita atau gambar kegiatan dan lain sebagainya.

Pendidikan Impian. Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pesantren Rakyat adalah pendidikan holistik (menyeluruh) dan mengutamakan perkembangan anak-anak si pembelajar. Pendidikan impian perlu mendobrak kebakuan. Bukan terpusat pada hegemoni/pengekangan kurikulum yang membuat anak tidak berkutik. Pendidikan itu tergantung pada kreasi gurunya. Sebagai lokomotif perubahan pendidikan, maka pusat pengembangan pendidikan impian ada di Pondok Hidayatul Muntolibin Ngadiluwih Kediri. Pendidikan yang berpusat pada sisiwa adalah pendidikan yang menghargai talenta dan menerapkan keragaman peserta didiik sebagai pusat pengembangan belajar. Setiap anak unggul dan keunggulan ini perlu dirangsang menggunakan pendidikan. Pendidikan impian juga menciptakan pembelejaran kemandirian finansial dan penghargaan terhadap murid dan guru.

SANGGAR SENI BUDAYA PESANTREN RAKYAT. Kedatangan Fahruddin dari Kademangan Blitar menambah heboh kekhasan Pesantren Rakyat. Fahrudin adalah seorang dalang muda berbakat. Bahkan dia sudah mempunyai sanggar seni budaya. Oleh karena itu, melalui rujukan potensial ini, maka setiap pesantren rakyat disarankan untuk mendirikan sanggar seni budaya. Sanggar ini bisa nunut (menumpang) di rumah-rumah warga. Mengapa sanggar seni penting. Seni memiliki harmoni dan menaungi asah kecerdasan para pelaku seni. Mereka mampu berkumpul dalam keragaman. Keragaman justru menjadi suara indah. Seni juga melatih emosi menjadi lebih matang. Oleh karena itu Sanggar seni budaya adalah varian yang perlu dikembangkan untuk merangsang pengakuan keragaman yang mencerdaskan emosional para warga.

Demikian catatan ini semoga menjadi pemantik dan perekat untuk satu tahun ke depan.

Liputan ini merupakan kegiatan TUTUR DESA dari kampusdesa.or.id bekerjasama dengan pesantrenrakyat.com | gusdurianmalang.net | kotatua | jelajahkampung.com | sambel bledeg mbak atik | caffe literasi oase

Picture of Mohammad Mahpur

Mohammad Mahpur

Ilmuan Psikologi Sosial, Peace Activist and Gusdurian Advisor, Writer, Pemberdaya Masyarakat dan Komunitas. Founder Kampus Desa Indonesia. Memberikan beberapa pelatihan gender, moderasi beragama, dan metodologi penelitian kualitatif, khusus pendekatan PAR

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.