• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Opini

Nasib Dunia Pendidikan Dalam Debat Pilpres 2019

Muhammad N. Hassan by Muhammad N. Hassan
March 30, 2022
in Opini
196 12
0
Nasib Dunia Pendidikan Dalam Debat Pilpres 2019
Share on FacebookShare on Twitter

Saya membayangkan suatu hari ke depan, wujud pendidikan Indonesia nanti lebih baik lagi. Bagaimana siswa maupun mahasiswa sudah bisa mandiri. Sekolah dan kampus sejalan dengan pemerintah dan industri. Bukan malah berjalan sendiri-sendiri.

Kampusdesa.or.id–Pada Minggu (17/3) malam dua calon wakil presiden yaitu Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno saling beradu pandangan dalam debat calon wakil presiden di Pilpres 2019. Jika di sesi debat sebelumnya mengangkat tema Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme (debat pertama) serta tema Energi dan Pangan, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, dan Infrastuktur (debat kedua). Tema yang ditentukan dalam debat ketiga ini adalah tentang Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sosial, dan Kebudayaan.

Dalam lima debat yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), kali ini adalah satu-satunya debat yang hanya mempertemukan calon wakil presiden, yang digelar di Hotel Sultan Jakarta. Malam itu saya turut menyaksikan live streaming debat pilpres 2019 tahap ketiga ini. Cukup seru dan menarik.

Namun saya sebagai seorang akademisi yang pernah kerja di industri sebenarnya menanti gagasan baru terkait kebijakan untuk link dan match antara pendidikan dan dunia kerja. Berikut beberapa poin program kerja yang ditawarkan oleh kedua perwakilan paslon di bidang Pendidikan. Kubu Jokowi-Maruf Amin tampak memaparkan program-program yang sudah dijalankan presiden Jokowi di periode pertama. Program-program ini cenderung fokus lebih ke fisik bangunan (infrastruktur) seperti apa yang selama ini diprioritaskan Pak Jokowi.

Berikut program yang ditawarkan: 1. Kartu Indonesia Pindar (KIP) Kuliah; 2. Mempercepat pemerataan penyediaan sarana-prasarana pendidikan dan infrastruktur pendukungnya, termasuk untuk madrasah, pesantren, dan lembaga pendidikan keagamaan; 3. Memepercepat pemerataan kualitas pendidikan dengan peningkatan standar pendidikan dan BOS berdasarkan kinerja; 4. Mempercepat gerakan literasi masyarakat dengan memperbanyak perpustakaan dan taman-taman baca serta pemberian intensif bagi industri perbukuan nasional; 5. Meneruskan revitalisasi pendidikan vokasi untuk peningkatan kualitas SDM dalam mengahdapi dunia kerja.

Dikarenakan background Maruf Amin adalah seorang Kyai, beliau tidak lupa memasukan poin konsentrasi ke lembaga pendidikan agama. Sedangkan untuk upaya integrasi dengan ranah dunia kerja, paslon 01 lebih memilih memperbaiki program pendidikan vokasi yang sudah ada di Indonesia. Jadi anak-anak sekolah dididik agar mampu dan terserap di dunia industri.

Adapun di kubu Prabowo-Sandiaga Uno disampaikan bahwa program-program kerja yang dapat ditawarkan nantinya jika terpilih di antaranya: 1. Meningkatkan kualitas dan kompentensi guru, diimbangi peningkatan kesejahteraan untuk guru; 2. Mengangkat status guru honorer menjadi pegawai tetap; 3. Pendidikan tidak sekedar mengejar prestasi, tapi berbasis peningkatan kecerdasaan dan karakter moral; 4. Mengintegrasikan sektor idustri dengan pendidikan SMK untuk menciptakan lapangan kerja baru; 5. Memberikan beasiswa untuk masyarakat kurang mampu seperti anak petani, bunuh, nelayan, guru, dan santri untuk pemerataan kualitas pendidikan.

Menurut saya program-program paslon 02 lebih ideal menjawab harapan dan problematika yang memang sekarang ada di lapangan. Tim BPN cukup jeli membaca kekurangan dari pemerintahan Presiden Jokowi di periode pertama. Atau mungkin karena menampung beberpa aspirasi masyarakat yang merasakan realitas  pendidikan dan dunia kerja di Indonesia.

Calon wakil presiden RI Sandiaga Uno juga menawarkan konsep yang selama ini menjadi usulan banyak akademisi yakni adanya penggabungan (merger) antara dunia pendidikan dan industri untuk mengentaskan persoalan pengangguran di Indonesia.

Namun di sisi lain, salah satu hal yang mereka tawarkan dalam konsep link and match, yang tujuannya untuk menyelaraskan dunia pendidikan dan industri malah dinilai oleh Dewan Pembina Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) Najeela Shihab sebagai solusi jangka pendek. Disebut solusi jangka pendek karena mereka hanya dilatih untuk menghadapi dunia industri saat ini, sementara perkembangan industri itu sendiri sangat dinamis.

“Karena dalam revolusi industri ini yang dibutuhkan bukan hanya keterampilan, tapi juga kemampuan beradaptasi, berpikir jitu, dan memahami informasi,” ujarnya seperti  dikutip oleh Tirto.id (19/03)

Najeela menilai pembahasan tema pendidikan oleh kedua cawapres hanya menyempitkan makna pendidikan itu sendiri. Meski begitu, pendiri Kampus Guru Cikal  ini memakluminya karena debat pilpres tak ubahnya semata-mata hanya kepentingan politik untuk menarik simpati pemilih saja. Jadi isu yang dibicarakan kurang adanya tawaran konsep berupa program pelatihan skill untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri itu lebih baik daripada dilatih untuk mencetak tenaga kerja-tenaga kerja baru.

Meski demikian saya selaku pemilih dari kalangan generasi muda, dengan harapan besar bahwa apa yang telah diutarakan dalam debat ini tidak hanya sekedar wacana belaka. Saya membayangkan suatu hari ke depan, wujud pendidikan Indonesia nanti lebih baik lagi. Bagaimana siswa maupun mahasiswa sudah bisa mandiri. Sekolah dan kampus sejalan dengan pemerintah dan industri. Bukan malah berjalan sendiri-sendiri. []

Tags: Debat PilpresIndonesia 4.0industriKetenagakerjaanPendidikanPilpres 2019
Previous Post

Sebelum Ibu Terpapar Radikalisme, Apa yang Seharusnya Dilakukan?

Next Post

Korelasi Problema Masyarakat Non Produktif dalam Bidang Pendidikan dengan Kampus Desa

Muhammad N. Hassan

Muhammad N. Hassan

RelatedPosts

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan
Opini

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

by Astatik Bestari
November 24, 2022
0
24

Kampusdesa.or.id -- Pernahkan kita mendengar larangan begini, "jangan sering absen mengajar, nanti diiri guru yang lain!" Larangan ini sering  diperdengarkan...

Read more
Kawula muda  bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti
Opini

Kawula muda bijaklah dalam bermelodi, karena musik itu sugesti

by Maulana Arif Muhibbin
March 30, 2022
0
212

Ini tentang musik, sifatnya yang universal terkadang mereduksi pemikiran rasional. Lantas bagaimana dengan hal yang bersifat emosional? Bisa dibilang musik...

Read more
Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut
Lifestyle

Apakah Olimpiade Tokyo 2020 Paling Ramah Gender ? Simak Fakta Berikut

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
204

SOBAT! YUK FLASHBACK SEJENAK KE GELARAN OLIMPIADE OLAHRAGA DUNIA TAHUN 2020. PADA MOMENT ITU TOKYO MENJADI TUAN RUMAH YANG MENYELENGGARAKAN...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

March 27, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In