• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Memaknai Sosok Warok Dalam Perayaan Hari Besar Kemerdekaan

Mahalasari Mahalasari by Mahalasari Mahalasari
March 30, 2022
in Uncategorized
202 2
0
Memaknai Sosok Warok Dalam Perayaan Hari Besar Kemerdekaan
Share on FacebookShare on Twitter

Reog Ponorogo adalah salah satu kekayaan bangsa Indonesia. Di mana-mana kita bisa menjumpai pertunjukkan seni budaya Reog dengan gagah. Reog sebenarnya menjelmakan suatu kearifan lokal tentang wewarah. Wewarah tidak lain merupakan petuah kebajikan yang selalu dibutuhkan oleh orang lain. Inilah substansi arti dari Warok. 

Kampusdesa.or.id–Perayaan tahunan dalam rangka Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) Kemerdekaan Republik Indonesia selalu menjadi perayaan tahunan yang begitu meriah di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan beragam ide, kreasi dan inovasi peragaan yang ditampilkan sebagai ajang perlombaan. Berbagai macam jenis perlombaan menjadi kewajiban sebagai keikutsertaan dalam memeriahkan kegiatan. Sudah barang tentu perayaan  diikuti oleh beberapa lembaga pendidikan mulai dari tingkat PAUD hingga tingkat SLTA, serta instansi-instansi lain hingga perwakilan antar desa yang masuk kategori umum.

Antusiasme masyarakat setiap tahunnya bisa dipastikan mengalami peningkatan. Gagasan-gagasan kreatif selalu muncul guna terciptanya semangat nasionalisme kebangsaan yang membara, tentu saja dalam rangka meningkatkan rasa kecintaan dan kepemilikan terhadap bangsa. Keberagaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia mampu direproduksi dalam memaknai Indonesia. Tidak terkecuali dengan antusiasme seluruh warga SMK Negeri 1 Panggul.

Sekolah yang berjalan baru hampir 2 tahun ini ikut memeriahkan perayaan kembali, setelah tahun 2018 lalu keikutsertaannya tercatat dalam pawai seni di kecamatan Panggul. Terlebih dalam ajang baris-berbaris atau istilahnya lebih populer dengan sebutan Gerak Jalan. Meskipun termasuk sekolah rintisan yang belum berusia lama, tidak lantas membuat seluruh warganya menjadi ciut nyali.

Melihat antusiasme bapak/ibu guru beserta staf karyawan SMKN 1 Panggul tahun kemarin dengan berani mengambil tema pakaian adat jawa ‘Surjan’ beserta dengan aba-aba yang memakai bahasa jawa, kali ini mereka dengan berani kembali menampilkan hal yang tidak biasa dengan mengambil tema pakaian yang berbeda. Bersama dengan gerakan uniknya, keluarga besar SMKN 1 Panggul ini mengambil tema pakaian salah satu kesenian rakyat dengan tokoh bernama Warok yang tidak lain adalah sosok yang terdapat dalam tarian khas Reog Ponorogo lengkap dengan aba-aba berbahasa jawa.

Menurut beberapa sumber, munculnya sosok warok tidak bisa dilepaskan dari sejarah Kerajaan Majapahit abad ke-15. Sebut saja Ki Ageng Kutu yang kala itu menjadi penguasa Wengker dan mendirikan padepokan yang mengajarkan ilmu kanuragan. Tujuan dari pendirian padepokan tersebut tidak lain untuk mencetak pemuda-pemuda sakti mandraguna. Namun ketika Ki Ageng Kutu dikalahkan oleh utusan Majapahit, kemudian muncul tokoh bernama Raden Bathoro Katong yang menjabat sebagai Bupati pertama Ponorogo di kemudian hari. Sehingga, beberapa bekas murid Ki Ageng Kutu yang telah menyerah dihimpun menjadi manggala (atau istilah lain yaitu prajurit) negeri. Para prajurit inilah yang kemudian disebut dengan warok dan didaulat untuk mempertahankan Ponorogo.

Istilah warok sendiri berasal dari bahasa jawa wewarah yang artinya mampu memberi tuntunan dan ajaran perihal kehidupan. Terkadang ia diterjemahkan sebagai sosok yang dikenal sebagai seseorang yang ‘menguasai ilmu’,

Istilah warok sendiri berasal dari bahasa jawa wewarah yang artinya mampu memberi tuntunan dan ajaran perihal kehidupan. Terkadang ia diterjemahkan sebagai sosok yang dikenal sebagai seseorang yang ‘menguasai ilmu’, atau dalam istilah kejawen disebut dengan ngelmu. Selain itu, warok juga dikenal memiliki sifat ksatria di antaranya berbudi luhur, jujur, bertanggungjawab, rela berkorban untuk kepentingan orang lain, bekerja keras tanpa pamrih, adil dan tegas, dan tentu saja sakti madraguna.

Begitulah kiranya tujuan bapak/ibu guru beserta staf karyawan SMKN 1 Panggul pada kesempatan perayaan PHBN ke-74 tahun ini mengambil sosok warok sebagai salah satu atribut dalam kegiatan Gerak Jalan. Selain sifat-sifat ksatria yang dimiliki warok yang secara tidak langsung mencerminkan sosok pendidik dan tenaga kependidikan yang tidak boleh lelah belajar dan harus terus belajar, hal ini juga sebagai wujud cinta, menjaga serta merawat budaya Nusantara yaitu warok yang merupakan salah satu tokoh dalam tarian Reog Ponorogo.

Gus Dur yang menyebutkan bahwasannya kebudayaan bukan dianggap sebagai produk, melainkan suatu proses negosiasi yang continue dalam berbagai kekuatan yang terus hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.

Lagi-lagi mengambil narasi Gus Dur yang menyebutkan bahwasannya kebudayaan bukan dianggap sebagai produk, melainkan suatu proses negosiasi yang continue dalam berbagai kekuatan yang terus hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Sehingga bisa diterjemahkan bahwa strategi pengenalan kebudayaan sama sekali tidak bertujuan merekayasa atau bahkan mengatur kebudayaan, akan tetapi untuk saling memberi ruang berdialog serta interaksi antar kebudayaan. Dengan demikian, eksistensi masing-masing budaya akan terus terjaga dan berkembang, karena pada dasarnya kebudayaan tidak statis melainkan dinamis.

Di samping pernyataan di atas, Gus Dur juga menyatakan bahwa ‘keseimbangan kekuatan Negara dan masyarakat untuk melahirkan bangsa yang berbudaya mutlak harus diupayakan, dan keseimbangan itu barulah tercipta ketika Negara telah benar-benar meletakkan tanggungjawab dan wewenang kebudayaan di atas pundak masyarakat sendiri’. Maksud dari pernyataan tersebut tidak lain untuk menegaskan bahwa sekali lagi Negara tidak lagi boleh mengklaim mempunyai wewenang mengatur kebudayaan, terlebih agama-agama resmi yang sering mempergunakan otoritas kesuciannya, para kapitalisme yang ingin mengkomodifikasi, hingga para akademisi yang suka berbangga melalui konstruks-konstruks sepihaknya.

Gus Dur mengajukan bahwa proses berkebudayaan yang paling strategis dan mutlak harus dilakukan dengan cara mengembalikan kebudayaan ke pundak dan tanggungjawab warga masyarakat.

Berdasarkan konteks ke-Indonesia-an, benar kiranya jika Gus Dur mengajukan bahwa proses berkebudayaan yang paling strategis dan mutlak harus dilakukan dengan cara mengembalikan kebudayaan ke pundak dan tanggungjawab warga masyarakat. Sehingga dengan begitu maka keseimbangan antara negara dan kekuatan-kekuatan dominan lain dengan masyarakat dapat tercipta. Hal ini selaras dengan tulisan Gus Dur yang termuat di Jawa Pos (November 1992) dengan judul Mendesentralisasi Kebudayaan Bangsa. Wallahu a’lam

Tags: HUT RIPringatan kemerdekaan
Previous Post

Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

Next Post

Kisah Cinta yang Tak Biasa dalam Bumi Manusia

Mahalasari Mahalasari

Mahalasari Mahalasari

RelatedPosts

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah
Uncategorized

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

by Sigit Priatmoko
April 24, 2023
0
208

Kampusdesa.or.id--Pemberian tugas menulis makalah kepada mahasiswa, apalagi dengan berkelompok, sepertinya harus dipikir ulang oleh dosen. Berdasarkan penelusuran saya di beberapa...

Read more
Kuliah Pakar, Kajian al-Qur’an dan Neurosains
Kuliah Terbuka

Kuliah Pakar, Kajian al-Qur’an dan Neurosains

by Kampus Desa Indonesia
September 22, 2022
0
224

Kampusdesa.or.id – Senin (1/8) telah hadir dilaksanakan Kuliah Pakar: Kajian Al-Qur’an dan Neurosains. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Universitas Al-Azhar Indonesia...

Read more
Perdamaian pun Bisa Dimulai dari Perempuan Muda
Uncategorized

Perdamaian pun Bisa Dimulai dari Perempuan Muda

by Nur Aisyah Maullidah
March 25, 2022
0
308

Apa jadinya jikalau perempuan angkat tangan dan kaki menjadi agen perdamaian untuk mencegah lahirnya generasi teroris dan radikal? Ya, tentu...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Waspadai Kandungan Boraks atau Garam Kuning

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (8) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (10) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (133) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (147) Wacana (1) World (1)

Recent News

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

Gagalnya Makalah sebagai Tugas Kuliah

April 24, 2023
Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

Balewiyata-Unisma; Situs Toleransi Gereja-Pesantren di Malang

March 8, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
sex vedio kannada hotindianporn.mobi www tamil nadu sex com servant video beegporn.mobi indian hot girls xxx سكس راهبات مترجم video6tubes.com افلام اجنبي فيها سكس pornky pornozavr.net indian village porn movies new malayalam sex indianpornxvideos.net sex tamil videos download
orc-musume wa ikemen ga o-suki hothentai.net hentai mommy متناكه hdpornofilmler.biz افلام سكس في المنزل movie malayalam pornfactory.info xxindia free sex chat india joysporn.mobi sex between young couple indian sxe vidoes justindianpornx.com india ka sexy video
www thamil sex com 2beeg.me south indian new sex six xnxx pakistanipornx.net nepali news today video juicy porn tubebond.mobi sunnyleone sexy videos bis hq cumporntrends.com playboy hunter super sex indian donfreeporn.mobi bhavana rao