• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Kampus Desa Indonesia
Advertisement
  • Home
  • News
    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Pemuda, SDGs

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    anak

    Bukan Hanya Kita, Anak Juga Butuh Untuk Didengar

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Memaknai Kemerdekaan: Problem Kebijakan Untuk Kesejahteraan Rakyat

    Kemerdekaan dan Kebebasan

  • Opini
    Girl getting bullied in high school hallway

    Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    hujan

    Mengeja Hujan

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

  • Kuliah Terbuka
    Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

    Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    proses kreatif menulis

    Kreatif dan Kritis dalam Proses Menulis

    pendidikan seks

    Pendidikan Seks Kunci Sukses Progam KB di Masa Pandemi

    pilkada 2020

    Pilkada 2020 Bukan Sekedar Pesta Demokrasi, Tetapi Harus Partisipatif

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

  • Dokter Rakyat
    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Senyum Perawat Indonesia di Tengah Pandemi

    New Normal, Dibalik Penularan Covid-19 Tenaga Medis

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter 

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (2)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

  • Agenda
    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Indonesia Menulis Online Bersama Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

  • Produk
    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Ojol, Buku Ojol, Buku Murah

    Bang Ojol Menulis

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

  • Layanan
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Pemuda, SDGs

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    anak

    Bukan Hanya Kita, Anak Juga Butuh Untuk Didengar

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Memaknai Kemerdekaan: Problem Kebijakan Untuk Kesejahteraan Rakyat

    Kemerdekaan dan Kebebasan

  • Opini
    Girl getting bullied in high school hallway

    Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    hujan

    Mengeja Hujan

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

  • Kuliah Terbuka
    Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

    Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    proses kreatif menulis

    Kreatif dan Kritis dalam Proses Menulis

    pendidikan seks

    Pendidikan Seks Kunci Sukses Progam KB di Masa Pandemi

    pilkada 2020

    Pilkada 2020 Bukan Sekedar Pesta Demokrasi, Tetapi Harus Partisipatif

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

  • Dokter Rakyat
    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Senyum Perawat Indonesia di Tengah Pandemi

    New Normal, Dibalik Penularan Covid-19 Tenaga Medis

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter 

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (2)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

  • Agenda
    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Indonesia Menulis Online Bersama Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

  • Produk
    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Ojol, Buku Ojol, Buku Murah

    Bang Ojol Menulis

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

  • Layanan
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Kita Belajar Menulis

Komunitas Suket Indonesia (KSI); sebuah catatan kecil dari seorang warga belajar di KSI

Kopri Bestari by Kopri Bestari
09/03/2020
in Kita Belajar Menulis
0 0
0
Komunitas Suket Indonesia (KSI); sebuah catatan kecil dari seorang warga belajar di KSI

proses negeri sungsang KSI. Courtessy of Riris D. Nugrahini

0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

0Shares
0

Upaya yang dilakukan Komunitas Suket Indonesia ini adalah sebuah bentuk upaya untuk memanusiakan manusia, upaya dalam menempatkan pihak lain diposisi yang bermartabat. Kemudian tidak berlebihan rasanya jika saya menyebutnya sebagai sebuah upaya yang bermartabat pula.

Kampusdesa.or.id–Tidak ada yang menarik dari Komunitas Suket Indonesia(KSI), selain karena mereka bersifat sangat cair, terbuka dan selalu komunal; mungkin karena mereka adalah sebuah komunitas. Saya mengenal KSI di akhir tahun belajar saya di sebuah perguruan tinggi swasta di Tuban, 2001. Sepintas saja dan sangat tidak intens, karena setelah itu saya mulai disibukkan dengan aktifitas baru saya di Yogyakarta. Mungkin takdir, yang kemudian justru malah mendekatkan saya pada KSI. Setahu saya, kebetulan banyak personil-nya yang berdomisili di Jombang, karena itu kegiatan mereka banyak berpusat di Jombang-Jawa Timur.

Tahun 2003 sebuah garapan keliling KSI yang kedua mungkin, membuka mata saya. Beberapa pertanyaan sepele mengganggu ruang pikir saya. Pilihan-pilihan bentuk pementasan, pilihan tempat pertunjukan, sasaran penonton dan jugaside-eventsyang mereka desain sangat diluar bayangan saya. Alih-alih membuat pertunjukan di gedung pertunjukan, mereka memilih balai desa, lapangan/aloon-aloon, halaman parkir dan beberapa tempat lain yang tidak lazim bagi sebuah pertunjukan teater. Disaat banyak seniman mencari ruang untuk unjuk karya, KSI mencipta ruang mereka sendiri bukan hanya secara fisik, tetapi juga ruang yang tak kasat mata, di hati penikmat. Dalam peristiwa pemanggungan itu, KSI tidak melulu mengajak kita bersintesa dalamissueyang dibawa pada naskah (yang hingga saat catatan ini saya release-pun, naskah yang mereka bawakan selalu karya mereka, bukan karya teaterawan lain yang terkenal) melainkan mereka juga mengadakan beberapa workshop. Mungkin akan jadi biasa jika workshop mereka adalah workshop tentang penulisan naskah, keaktoran, penyutradaraan atau hal-hal lain yang tidak jauh dari teater dan pemanggungan. Tapi saat itu, workshop yang mereka inisiasi adalah workshop kerajinan bersama anak-anak warga desa setempat. Saat itu saya pikir, teman-teman ini iseng atau kurang kerjaan.

Saya datang seorang diri berkereta dari Yogya menuju sebuah desa yang agak terpencil di kabupaten Nganjuk-Jawa Timur. Dari stasiun kereta, harus berjalan kaki sedikit kearah timur untuk kemudian bisa naik angkutan pedesaan yang lumayan jaraknya menuju ke sebuah terminal kecil. Tidak berhenti disitu, karena saya masih harus naik becak menuju ke balai desa tersebut. Malam itu juga saya diajaknglesetdi balai pertemuan warga menyaksikan sebuah pertunjukan teater diantara ratusan warga desa yang mungkin, belum pernah menyaksikan sebuah pertunjukan teater. Blits menyala, tulat-tulit suara dering HP, tertawa cekikikan, saling celetuk dan banyak lagi sikap penonton yang membuat saya benar-benar yakin bahwa mereka publik yang belum pernah melihat pertunjukan teater.

Selepas pertunjukan, karena memang sudah sulit mencari transportasi umum untuk kembali ke pusat kota, saya putuskan menginap bersama puluhan teman KSI lain di balai pertemuan warga tersebut. Esok paginya, saya dikejutkan dengan teriakan beberapa anak belia seusia 8-10 tahun. Mereka berkumpul di ruang yang sama dengan membawa beberapa bahan bekas seperti kardus sedotan dan tali rafia, serta beberapa tangkai/batang daun singkong. Saya terkaget-kaget, karena teman-teman KSI tidak mengajak anak-anak itu melakukan aktifitas teater tetapi malah mengajarkan beberapa anak itu membuat beberapa jenis kerajinan dan mainan dari bahan-bahan yang mereka bawa. Sepanjang perjalanan saya kembali ke Yogyakarta, saya sibuk mencari penjelasan yang logis tentang korelasi antara teater dan workshop kurang kerjaan itu.

Mungkin agak lambat saya pahami itu sebagai sebuah idealisme komunitas. Pilihan laku. Naskah-naskah mereka saya pahami sebagai sebuah antena yang memancar-teruskan beragam peristiwa di negri ini. Mulai dari konflik personal hingga konflik politik bangsa kita. Tempat pertunjukan, menjadi tidak penting ketika KSI lebih memilih untuk membeber karya mereka agar bisa dinikmati dan diakrabi oleh masyarakat awam. Bagi KSI, semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali, berhak mendapatkan sebuah tontonan atau sajian pertunjukan alternatif yang tidak bersifat instan seperti yang banyak didapatkan di sinetron atau tayangan-tayangan TV yang lain. Tidak hanya konsumen ruang pertunjukan yang bisa meng-apresiasi sebuah peristiwa pemanggungan. Menurut saya, ini adalah sebuah bentuk upaya untuk memanusiakan manusia. Upaya menempatkan pihak lain diposisi yang bermartabat. Dan kemudian tidak berlebihan rasanya jika saya menyebutnya sebagai sebuah upaya yang bermartabat pula.

Suket, Semangat dan Pilihan.

Komunitas Suket Indonesia, yang kemudian akrab dengan sebutan KSI, menurut beberapa pelaku didalamnya adalah kependekan dari beberapa hal yang mereka alami;Sukar/Sulit untukKetemu sampai denganSukur bisaKetemu. Karena memang personilnya menyebar di beberapa kota di wilayah Jawa Timur. Proses mereka diawali dari sebuah keinginan atau semangat untuk sebuah reuni dari beberapa personil yang dulunya sempat bergiat di almamater yang sama di Universitas Muhammadiyah Malang. Mereka mencoba menggagas sebuah pertemuan yang bukan hanya “sekedar” acara temu kangen, namun lebih kepada sesuatu yang bisa memberi manfaat bagi banyak pihak. Angan-angan untuk tetap berkarya dalam teater tanpa harus meninggalkan aktifitas ekonomi yang saat itu sedang mereka jalani.

Kesepakatan untuk berproses pada sebuah naskah-pun diambil. Pada akhirnya komunikasi dan diskusi tentang naskah dijalin hanya melalui e-mail, sms maupun telepon. Kualitas keaktoran menjadi tanggung jawab masing-masing pihak untuk tetap menjaga dan mengembangkannya. Pada suatu waktu dan tempat yang telah disepakati bersama, mereka berkumpul untuk kemudian menjajal ide pemanggungan. Biaya produksi menjadi tanggung jawab bersama, atau istilah mereka ‘bantingan’, tanpa harus mengandalkan hasil “penjualan” proposal ke beberapa pihak donatur.

Terlepas dari itu, spirit suket (=rumput dalam bahasa Jawa) merupakan tanaman yang masuk dalam kategori gulma, bisa tumbuh dimana saja dan tetap tumbuh meskipun dibasmi dengan banyak metode dan pestisida (mulai dari kimia hingga organik). Bertemunya idealisme-idealisme pelaku yang kemudian disatukan dalam sebuah wadah komunitas sama sekali tanpa harus meninggalkan personil/pelaku masing2. Suket, dalam arti sebuah semangat, sebuah idealisme, adalah saat mereka bertemu, berkumpul dan berproses bersama. Diluar itu, mereka tetap pribadi dengan idealisme dan lakon yang mereka bawakan sendiri. Harapan mereka melalui KSI sudah bisa dipastikan bahwa melalui proses yang mereka jalani, akan selalu memberikan provokasi bagi pelaku-pelaku teater, kesenian, atau bahkan pelaku kebudayaan yang dalam hal ini adalah masyarakat itu sendiri, untuk tetap konsisten dan menyadari peran mereka dalam proses penciptaan kebudayaan itu sendiri.

KSI sangatlah sederhana dan bahkan terkesanora mbejaji, tapi justru disitulah letak kekuatan mereka. Sebuah kekuatan untuk membaur dalam masyarakat, untuk kemudian menjadi bagian dalam masyarakat itu dan bersama-sama membangun kesadaran akan esensi darilaku kabudayanitu sendiri.

Mengingat itu, saya seperti sedang membaca kembali tulisan-tulisan Paolo Freire. Dimana dalam salah satu tulisannya, Freire menempatkan masyarakat sebagai subyek pencipta kebudayaan itu sendiri. Mungkin pada kenyataannya apa yang dilakukan oleh teman-teman di KSI sangatlah sederhana dan bahkan terkesanora mbejaji, tapi justru disitulah letak kekuatan mereka. Sebuah kekuatan untuk membaur dalam masyarakat, untuk kemudian menjadi bagian dalam masyarakat itu dan bersama-sama membangun kesadaran akan esensi darilaku kabudayanitu sendiri.

Sebuah organisasi yang terkesan tanpa bentuk, sangat cair. Tidak ada kepengurusan yang pasti, siapa ketua, pengurus inti, pengurus harian, atau direktur atau sebutan apa saja yang biasa mewarnai sebuah organisasi. Keanggotaannya sangat tebuka, sehingga ini memungkinkan banyak pihak untuk masuk dan turut serta dalam proses mereka.

Sebuah pilihan yang menurut mereka bukan tanpa alasan. Mengingat mereka sendiri juga punya pertimbangan untuk hal ini. Proses mereka, adalah sebuah proses belajar dan akan sangat berdosa jika kemudian mereka menutup kesempatan belajar yang harusnya menjadi hak semua pihak, tanpa harus berburuk sangka atau memandang latar belakang masing-masing pihak yang bersedia bergabung dalam proses mereka. Hal tersebut diatas saya buktikan dalam beberapa proses yang dijalani KSI yang sempat saya ikuti. Selalu menggandeng personil-personil baru, memberikan kesempatan kepada semua personil yang ingin terlibat atau bahkan mengenal teater lebih dekat, tanpa harus melihat dan memandang kualitas mereka atau apa yang mendasari mereka untuk bergabung dalam setiap proses KSI. Tidak jarang pula malahan KSI meminta teman-teman baru itu untuk sharing atas apa yang mereka miliki. Hal ini menunjukkan bahwa KSI juga sangat terbuka dengan semua hal baru yang mungkin akan menjadi pembelajaran bagi semua pihak. Sebuah komunitas belajar yang kompleks; tanpa batasan tingkatan ataugradesenior-yunior yang biasanya melekat erat pada sebuah komunitas. Sekali lagi, ini adalah pilihan, bukan keterpaksaan.

Riris D. Nugrahini.Warga Belajar Semesta

Tags: Catatan KecilKSIlaku kabudayanTeater Untuk Pemberdayaanwarga belajar
Previous Post

Menakar Ancaman Eksternal dan Kelemahan Internal PTAI

Next Post

Ini Lima Sikap Orangtua yang Menentukan Tumbuhkembang Anak Autisnya

Kopri Bestari

Kopri Bestari

Sebuah akun yang didedikasikan untuk memerkuat budaya literasi digital PKBM Bestari, dengan anak gerakan Korp PMII Putri Jombang. Akun ini menjadi milik kolaborator Kampus Desa Indonesia dan PKBM Bestari guna merangsang tumbuhnya budaya literasi digital di bawah program kerjasama Digital Corner PKBM Bestari dan Kampus Desa Indonesia

Next Post

Ini Lima Sikap Orangtua yang Menentukan Tumbuhkembang Anak Autisnya

Stay Connected test

  • 832 Followers
  • 79 Followers
  • 22.9k Followers
  • 99 Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

20/06/2020
Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

23/01/2021
Merdeka Belajar, Sudah Siapkah Guru Kita?

Merdeka Belajar, Sudah Siapkah Guru Kita?

13/02/2020
Rasionalitas dan Harapan Penerapan Dana Desa

Peran BUMDes Sebagai Sarana Kemandirian Ekonomi Desa

24/08/2018
Kompetensi Tenaga Pendidik dalam Menghadapi Era Pendidikan 4.0

Kompetensi Tenaga Pendidik dalam Menghadapi Era Pendidikan 4.0

6
Surjan, Memaknai Jawa untuk Merayakan Indonesia

Surjan, Memaknai Jawa untuk Merayakan Indonesia

5
Rasionalitas dan Harapan Penerapan Dana Desa

Rasionalitas dan Harapan Penerapan Dana Desa

4
Seri Bisnis 1: MEMBANGUN ASET, Menyiapkan Menjadi Kaya dengan Pemasukan Pasif

Seri Bisnis 1: MEMBANGUN ASET, Menyiapkan Menjadi Kaya dengan Pemasukan Pasif

4
Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

23/01/2021
Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

22/01/2021
12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

30/12/2020
Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

11/12/2020

Recent News

Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

23/01/2021
Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

22/01/2021
12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

30/12/2020
Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

11/12/2020
Kampus Desa Indonesia

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc. Check our landing page for details.

Follow Us

Browse by Category

  • Agenda
  • Dokter Rakyat
  • Gubuk Sastra
  • Indonesia Menulis COVID 19
  • Kita Belajar Menulis
  • Kopipedia
  • Kuliah Terbuka
  • Layanan
  • News
  • Ngaji Tani
  • Opini
  • Pendidikan Hari Ini
  • Produk
  • Psikologi Hari Ini
  • Refleksi
  • Sepak bola

Recent News

Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

23/01/2021
Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

22/01/2021
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Go to mobile version