• Call: +62 858-5656-9150
  • E-mail: [email protected]
Education Blog
  • Home
  • Artikel
    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    6 Jenis Konsentrasi yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Anak

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Semua Orang Adalah Guru Bagi Siswa Merdeka Belajar

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Media Sosial dalam Pembelajaran: Masih Relevankah Penolakan?

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Mental Passenger, Problem Laten Dunia Pendidikan Kita

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Pandemi COVID-19 Mampu Membangun Percaya Diri dalam Melaksanakan Belajar Dari Rumah

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Menanya Ulang Tujuan Pendidikan Modern

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Trending Tags

    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Ngaji Tani

Karantina Hewan, Biogas dan Kemaslahatan Umat

Agus Mulyono by Agus Mulyono
March 25, 2022
in Ngaji Tani
189 12
0
Karantina Hewan, Biogas dan Kemaslahatan Umat
Share on FacebookShare on Twitter

Masalah menjadi peluang. Masalah menumpuknya kotoran sapi di Karantina Hewan di pelabuhan Kalbut, Situbondo, Jawa Timur, berbuah manis setelah kotoran tersebut diambil energinya melalui optimalisasi reaktor biogas. Al-hasil, reaktor biogas dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat. Jadilah biogas yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar kompor.

Setiap hari kamis sore, puluhan sapi, kerbau, kambing datang dari pulau Sepudi lewat pelabuhan Kalbut, Situbondo, Jawa Timur. Sapi-sapi tersebut transit di karantina hewan yang letaknya persis sebelahan rumah kami. Hanya dibatasi dengan pagar pendek.

Sapi sapi tersebut kemudian didistribusikan ke beberapa tempat dalam beberapa hari. Tentunya selama penampungan di sini, sapi-sapi itu keluar masuk untuk di kirim ke berbagai lokasi.

Hari Kamis sore, datang lagi puluhan sapi, kerbau dan kambing. Begitu seterusnya. Karena saking banyaknya distribusi tersebut, tempat ini seperti penampungan sapi yang menyisakan berbagai sampah yang tentunya menggangu. Termasuk kotoran sapi.

Kotoran sapi begitu menumpuk. Dibiarkan mengering. Selanjutnya dibakar oleh petugas karantina. Begitulah rutinitas yang dilakukan oleh petugas. Kotoran dianggap mengganggu dan pada akhirnya ditempatkan kedalam persepsi sebagai obyek persampahan. Yah, di lokalisir, ditimbun lalu di bakar.

Namun, ketika hal-hal yang dianggap sampah dan mengganggu, ternyata seluruh kotoran sapi tersebut bisa lo diambil manfaat. Wah, keren kan kalau kita bisa memanfaatkan kembali sesuatu yang kita sampahkan menjadi tidak lagi dianggap sampah. So pasti. Apalagi pengubahan manfaat itu bisa untuk orang banyak, bahkan mampu membantu menekan biaya pengeluaran. Ini akan hebat sekali.

Baca juga : Terapi Gratis dengan Air Laut untuk Berbagai Kesehatan Tubuh

Nah, kotoran sapi yang awalnya hanya dibakar dan menambah polusi, lalu dicoba dimanfaatkan dengan baik. Potensi menarik dari kotoran sapi tersebut yakni dimanfaatkan untuk biogas atau juga untuk pupuk organik.

Disinilah kemudian kami membuat sendiri reaktor biogas skala rumah tangga guna memanfaatkan kotoran sapi yang sangat melimpah. Perlahan, kotoran sapi mulai jadi barang yang berguna, dari semula hanya sebatas sampah belaka menjadi barang yang bernilai tinggi dan bermanfaat bagi siapapun.

Setelah berbagai pendukung berhasil dirakit, instalasi reaktor biogas berhasil terwujud di area sekitar karantina hewan di Kalbut, Situbondo. Sebuah keajaiban yang luar biasa. Dengan adanya reaktor biogas ini, beberapa orang pada akhirnya bisa menggunakannya untuk bahan bakar kompor-gas. Dengan demikian, beberapa orang yang mengambil manfaat dari situ mereka sudah tidak perlu lagi membeli gas untuk menyalakan kompor.

Dan yang lebih penting lagi, reaktor biogas yang kami buat bisa dilihat dan kemudian dicontoh oleh para peternak sapi di sekitar tempat kami. Hampir setiap rumah rata rata memelihara dua sapi ssehingga berikutnya tidak tergantung lagi pada tabung tabung gas melon yang kadang kadang langka dipasaran.

Memberi contoh lebih dahulu untuk hal-hal perubahan masyarakat jauh lebih penting daripada mengajak masyarakat. Apalagi masyarakat yang sudah terbiasa dengan perilaku yang menetap atau sama sekali baru. Sangat sulit dan butuh banyak waktu untuk menumbuhkan kesadaran baru, seperti pembuatan olahan biogas dari kotoran sapi ini.

Maka salah satu metode yang terbaik untuk mengawali perubahan perilaku positif dan produktif di masyarakat tidak lain adalah langsung memberi contoh. Proses ini di sebut sebagai modeling. Seseorang langsung ditunjukkan bukti riil dan manfaat riilnya.

Kita tidak perlu berceramah di sana sini. Ketika bukti itu dianggap menarik dan menjadi barang baru, maka orang-orang akan penasaran dan akhirnya mulai bertanya atau meniru.

Kita tidak perlu berceramah di sana sini. Ketika bukti itu dianggap menarik dan menjadi barang baru, maka orang-orang akan penasaran dan akhirnya mulai bertanya atau meniru. Nah, ketika peristiwa ini terjadi, maka momentum perubahan masyarakat akan bergerak dan menular. Di sini kita bisa langsung terlibat dalam proses-proses kreatif tersebut bersama masyarakat lain. Seperti inilah perubahan itu bisa dilakukan lebih mudah, tanpa riak-riak konflik pemahaman, apalagi konflik kepentingan. Kalau sudah tahu manfaatnya, jelas setiap orang akan berkepentingan atas manfaat biogas tersebut.

Itulah yang disebut sebagai inspirasi.

Dan kedepan, kampung kami bisa menjadi kampung mandiri energi karena banyak potensi yang bisa dimanfaatkan untuk energi alternatif.

Situbondo, 7 Oktober 2018

TULISAN DIEDIT-ULANG DAN DISEMPURNAKAN OLEH MOHAMMAD MAHPUR DARI AKUN INSTAGRAM AGUS MULYONO GM

Tags: biogasenergi alternatif
Previous Post

Unismuh Dukung 652 Dosen Segera Menjadi Profesor

Next Post

Gelar Konser Kemanusiaan untuk Palu, 60 Plus Hadirkan The Virgin dan Ices Triad

Agus Mulyono

Agus Mulyono

RelatedPosts

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit
Kearifan Lokal

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

by Mohammad Mahpur
December 29, 2022
0
1k

Kampusdesa.or.id--Siti Nur Imamah menjadi katalisator penghijauan kelor (moringa oleifera) Nganjuk. Saat pemerintah Nganjuk mengalami beberapa kendala melakukan penghijauan dengan anggaran...

Read more
Pupuk Organik Cair dari Daun Kelor
Ngaji Tani

Pupuk Organik Cair dari Daun Kelor

by Redaksi
September 28, 2022
0
120

Kampusdesa.or.id--Tren pertanian hijau membutuhkan kreasi pupuk organik cair. Sudah banyak sekali dikembangkan secara mandiri atau sebagai produk usaha. Salah satu...

Read more
petani milenial penggerak ekonomi desa
Ngaji Tani

Belajar dari Petani Milenial, Penggerak Ekonomi Pedesaan

by Muhammad N. Hassan
April 28, 2022
0
57

Benu Nuharto, salah satu contoh konkrit pemuda Lamongan yang mau terjun di bidang pertanian. Meski komoditas yang dipilih tidak umum...

Read more

Discussion about this post

Archive Artikel

Most commented

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Metode Pemberdayaan Imamah; Mengubah dari Sense of Budgeting ke Sense of Benefit

Era Berperilaku Baik dalam Dunia Pendidikan

Sehat dengan Hemat Menggunakan VCO Buatan Sendiri

Bunga Kenanga berpadu VCO Bermanfaat untuk Kecantikan Kulit dan Rambut

Kampus Desa Indonesia

Kampus Desa Indonesia

Jl. Raya Candi VI-C Gang Pukesmas No. 4 RT 09 RW 06 Karangbesuki, Sukun, Kota Malang

SK Menkumham No. AHU-01356.AH.02.01 Tahun 2016

Tags

Agenda (36) Aktual (7) Desa Giat (2) Desa Unggul (3) Dokter Rakyat (45) Gubuk Sastra (10) Hari ini (3) Indonesia Menulis COVID 19 (82) Kearifan Lokal (7) Kelas Ekoprinting (3) Kelas Motivasi (1) Kita Belajar Menulis (66) Kopipedia (5) Kuliah Desa (9) kuliah hari ini (2) Kuliah Terbuka (131) Layanan (9) Lifestyle (1) Magang (1) Ngaji Tani (18) Opini (317) Pendidikan Hari Ini (73) Produk (27) Psikologi Hari Ini (126) Refleksi (27) Sepak Bola (6) Uncategorized (146) Wacana (1) World (1)

Recent News

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

Balewiyata dan Gus Dur; Situs Toleransi Malang yang Perlu Dirawat

January 22, 2023
Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

Rembug Komunitas; Gusdurian Malang Tawarkan Peluang Menjadi Aktifis Penggerak

January 9, 2023

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Opini
      • Psikologi Hari Ini
      • Pendidikan Hari Ini
      • Refleksi
      • Gubuk Sastra
      • Sepak Bola
  • Agenda
  • Hari ini
  • Profil Kami

© 2022 Kampusdesa.or.id - Designed with 💕 RuangBit.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In