Motivasi Sukses dan Dewasa Menyikapi Kegagalan

326
SHARES
2.5k
VIEWS

Usia dewasa ditandai dengan kemandiri. Itu artinya seseorang bisa disebut sukses, meski kadarnya berbeda-beda. Ada yang selalu terjebak dalam kegagalan. Ada yang menjadikan perkembangan diri sebagai proses memupuk motivasi untuk sukses. Di lain pengalaman, sebagian orang selalu berada dalam kisah-kisah gagal. Menggerutu dan menjadikan kegagalan bukan sebagai pelajar menjadi dewasa, tetapi menjadikannya sebagai kisah kelam yang membentuk pribadinya. Wow, kok bisa.

Kampusdesa.or.id–Selamat hadir di masa penuh rotasi dan transisi, masa penuh peralihan antara menjalani atau meninggalkan, memikirkan atau melupakan, menghidupkan atau menghentikan, menerima atau mengikhlaskan, merelakan atau menyesali.

Masa penuh pertimbangan dalam segala hal, itulah dewasa. Banyak hal yang yang harus diputuskan dengan cepat dan setepat mungkin. dulu waktu kecil mungkin kita sering membayangkan menjadi dewasa itu menyenangkan, banyak yang bisa dilakukan dan tentunya bisa bebas dalam mengambil segala sikap (tidak dipaksa untuk melakukan kehendak orang lain, misalnya mempelajari hal yang tidak kita senangi, dipaksa mengerjakan tugas sekolah, tugas rumah dan tugas-tugas lainnya.

RelatedPosts

Baca juga:

Rumahku Gua Hira-ku, Latihan Mindfulness di Rumah Saja
Nyamannya Menunda Pekerjaan Membuat Kecemasan Meningkat

Banyak larangan dan aturan yang harus dijalani, tuntutan menjadi rajin, cerdas, dan tuntutan-tuntutan lainnya). Namun, nyatanya semua adalah proses. Menjadi mudah ketika kita mampu melalui setiap tahapan perkembangan secara optimal dan tentunya mendapat dukungan yang maksimal, namun jika tidak, maka akan menjadi sebaliknya (#tentu masa kecillah yang paling menyenangkan, lebih bebas dan tidak banyak beban yang harus dipikirkan).

Dan ternyata, menjadi dewasa itu ditandai dengan kematangan, kemandirian, baik kemandirian secara ekonomi maupun kemandirian dalam mengabil keputusan. Dengan hal tersebut semakin banyak bahaya yang harus dihadapi. Baik itu bahaya secara personal maupun bahaya secara sosial. Penyebabnya adalah ketidakmampuan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Dan hal ini juga akan berpengaruh kepada kesuksesan ataupun kegagalan dalam memenuhi harapan-harapannya.

Ada beberapa rintangan yang dapat menghambat tugas perkembangan di masa dewasa. diantaranya adalah kemampuan dasar yang kurang memadai, hambatan secara fisik, latihan yang tidak runtut dilakukan, perlindungan yang berlebihan, pengaruh teman yang berkepanjangan dan aspirasi yang tidak realistik.

Hurlock (1990) dalam Development psychology a life-span approach mengatakan bahwa ada beberapa rintangan yang dapat menghambat tugas perkembangan di masa dewasa. diantaranya adalah kemampuan dasar yang kurang memadai, hambatan secara fisik, latihan yang tidak runtut dilakukan, perlindungan yang berlebihan, pengaruh teman yang berkepanjangan dan aspirasi yang tidak realistik. Keadaan-keadaan tersebutkan yang dapat mengganggu emosional pada seseorang dan berpengaruh pada terealisasi atau tidaknya harapan.

Kemampuan dasar yang kurang memadai menjadi faktor utama kesulitan menghadapi tugas kedewasaan. Kemampuan dalam menyesuaikan diri, kemampuan mengatur emosi, konsep diri dan penerimaan diri yang baik akan mejadikan individu lebih siap melaksanakan tugas-tugas kedewasaan. Tanpa bekal kemampuan dasar yang memadai, banyak orang dewasa yang merasa gagal dalam meraih asanya. Kemungkinan besar yang terjadi adalah sulit kembali menerima dirinya, patah semangat dan hilang motivasi untuk bangkit kembali.

Kenapa sulit untuk bangkit? Ketika gagal, kesempatan untuk menghujat diri sendiri menjadi lebih besar dan jika ini terus berlanjut, maka yang menjadi fokus adalah kekurangan yang kita miliki. Kita terus menyalahkan diri kita karena tidak mampu melakukan hal yang berguna kembali. Kita menjadi lupa akan prestasi-prestasi yang dulu telah kita raih. Kita lupa bahwa kita sudah menjadi kuat sejauh ini. Hal inilah yang semakin menjadikan diri kita tidak termotivasi untuk bangkit kembali. Solusinya adalah self talk (berbicara positif pada diri sendiri) dengan memberikan penghargaan-penghargaan positif ketika kita berada pada titik kegagalan sehingga dari sini kita mampu untuk menata diri lebih baik lagi.

Faktor selanjutnya adalah kita juga bisa gagal karena aspirasi yang tidak realistik, membuat harapan atau ekspektasi yang terlalu tinggi, wajar dan boleh saja kita sebagai manusia memiliki angan-angan yang tinggi, akan tetapi jika tidak sebanding dengan usaha yang dilakukan, jatuhnya pasti akan kecewa. Kita selalu menginginkan hasil yang besar, namun lupa akan proses yang kecil. Hal inilah yang banyak tidak disadari oleh sang pembuat ekspektasi tinggi (inginnya cepet-cepet sukses, tanpa merancang dengan baik langkah-langkahnya).

Perlu kita pahami terlebih dahulu bagian-bagian kecil yang akan mengantarkan kita menuju kesuksesan yang kita inginkan. Kalau kita membiasakan diri untuk melakukan perubahan dari hal-hal yang kecil maka kita akan jauh lebih siap menerima segala kemungkinan yang akan terjadi.

Kalau langkah kecil kita remehkan bagaimana kita bisa mendapatkan hasil yang besar dan memuaskan. Perlu kita pahami terlebih dahulu bagian-bagian kecil yang akan mengantarkan kita menuju kesuksesan yang kita inginkan. Kalau kita membiasakan diri untuk melakukan perubahan dari hal-hal yang kecil maka kita akan jauh lebih siap menerima segala kemungkinan yang akan terjadi. Menginginkan hal yang besar namun tidak mau mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kecil? Mungkin saja karena harapan yang terlalu tinggi menjadikan kita malas untuk mengerjakan detail-detail pekerjaan. Terlalu terfokus pada hasil dan melupakan proses akan membuat kita jauh lebih kecewa ketika mengalami kegagalan.

Selanjutkan adalah faktor pengaruh teman yang berkepanjangan, berkawan dengan kawan-kawan yang tidak termotivasi ketika kita dalam kondisi gagal. Ini yang membuat kita merasa punya teman bahwa kita tidak menderita sendirian (sama-sama gagal atau sama-sama belum menemukan jalan dalam meraih kesuksesan). Kalau teman kita sanggup memotivasi kita untuk menjadi lebih baik, tapi jika tidak? Kita akan sama-sama tidak keluar dari lingkup kegagalan dan menjadi merasa menderita bersama, tentu akan semakin sulit jalannya.

Dan terakhir faktor penghambat tugas perkembangan adalah latihan yang tidak runtut dilakukan, terlalu banyak yang ingin kita wujudkan juga mengurangi fokus kita meraih kesuksesan. tidak mampu menggunakan waktu dengan baikpun menjadi salah satu faktor pemicu kegagalan. Ketika kita ingin mewujudkan sesuatu agar meraih hasil maksimal, kunci utamanya adalah fokus dan totalitas.Tidak telalu banyak merancang namun selalu memperbaiki rancangan.

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.