• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Kampus Desa Indonesia
Advertisement
  • Home
  • News
    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Pemuda, SDGs

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    anak

    Bukan Hanya Kita, Anak Juga Butuh Untuk Didengar

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Memaknai Kemerdekaan: Problem Kebijakan Untuk Kesejahteraan Rakyat

    Kemerdekaan dan Kebebasan

  • Opini
    Girl getting bullied in high school hallway

    Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    hujan

    Mengeja Hujan

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

  • Kuliah Terbuka
    Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

    Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    proses kreatif menulis

    Kreatif dan Kritis dalam Proses Menulis

    pendidikan seks

    Pendidikan Seks Kunci Sukses Progam KB di Masa Pandemi

    pilkada 2020

    Pilkada 2020 Bukan Sekedar Pesta Demokrasi, Tetapi Harus Partisipatif

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

  • Dokter Rakyat
    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Senyum Perawat Indonesia di Tengah Pandemi

    New Normal, Dibalik Penularan Covid-19 Tenaga Medis

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter 

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (2)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

  • Agenda
    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Indonesia Menulis Online Bersama Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

  • Produk
    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Ojol, Buku Ojol, Buku Murah

    Bang Ojol Menulis

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

  • Layanan
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Pemuda, SDGs

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    anak

    Bukan Hanya Kita, Anak Juga Butuh Untuk Didengar

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Memaknai Kemerdekaan: Problem Kebijakan Untuk Kesejahteraan Rakyat

    Kemerdekaan dan Kebebasan

  • Opini
    Girl getting bullied in high school hallway

    Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    hujan

    Mengeja Hujan

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

  • Kuliah Terbuka
    Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

    Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    proses kreatif menulis

    Kreatif dan Kritis dalam Proses Menulis

    pendidikan seks

    Pendidikan Seks Kunci Sukses Progam KB di Masa Pandemi

    pilkada 2020

    Pilkada 2020 Bukan Sekedar Pesta Demokrasi, Tetapi Harus Partisipatif

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

  • Dokter Rakyat
    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Senyum Perawat Indonesia di Tengah Pandemi

    New Normal, Dibalik Penularan Covid-19 Tenaga Medis

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter 

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (2)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

  • Agenda
    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Indonesia Menulis Online Bersama Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

  • Produk
    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Ojol, Buku Ojol, Buku Murah

    Bang Ojol Menulis

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

  • Layanan
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home News

Menggugat Jejak Tentara Santri yang Dibuang

Mohammad Mahpur by Mohammad Mahpur
01/11/2017
in News
0 0
0
Menggugat Jejak Tentara Santri yang Dibuang
0
SHARES
2
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kampus Desa Indonesia — Kaget rasanya mendengar kesimpulan bahwa para santri sebenarnya telah berkonstribusi dalam mempertahankan kedaulatan bangsa ini, tetapi ternyata demi perbedaan pemikiran, sejarah kaum santri disingkirkan dari historiografi tentara Indonesia. Bagaimana bisa begitu ?

Menarik mengikuti diskusi di hotel Grand Palace Malang (19/10/2017) tentang sejarah hidup KH Masykur (1902 – 1992), Seorang Kyai dan Panglima Sabilillah dari Arema (Malang) yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Malang. Diskusi ini dilakukan untuk mengaji kelayakan KH. Masykur sebagai Pahlawan Nasional. Pengajuan ini didasari jasa semasa revolusi kemerdekaan. Apalagi, KH. Masykur pernah menjabat menteri agama zaman Soekarno. Siapa KH. Masykur ? KH. Tholhah Hasan dan KH. Agus Sunyoto membantu para audiens memahami sudut pandang yang menjadikan KH. Masykur sebagai sosok penting yang layak diberikan gelar Pahlawan Nasional.

Baca juga : Manakib tradisi keilmuan Santri untuk Indonesia emas

Bahkan, KH. Masykur adalah tokoh penting yang terlibat menjadi salah satu panitia persiapan kemerdekaan di BPUPKI. Peran-peran dalam pemerintahan Soekarno telah menjadikan KH. Masykur adalah tokoh penting. KH. Masykur berasal dari Jepara dan peran penting tersebut tidak bisa dilepaskan dari dinamika hidupnya di Malang. Peran kenegarawanan tersebut bahkan sampai di masa Orde Baru, yang mana KH. Masykur perenah menjaba sebagai wakil ketua DPR-RI.

Masykur tumbuh dari pesantren ke pesantren termasuk akhirnya menjadi salah satu menantu KH Rohim dari Bungkuk Singosari. Selain itu, hubungan pengetahuan keagamaan KH. Masykur tidak bisa dilepaskan persinggungannya dengan para Kyai yang membidani lahirnya NU, seperti Kyai Kholil Bangkalan, KH. Wahab Chasbullah dan KH. Hasyim Asyari, termasuk persinggungannya dengan pesantren Jamsarena Solo yang banyak melahirkan tokoh-tokoh penting nasional zaman kemerdekaan.

Menurut KH. Tholhah Hasan, sejak bersinggungan dengan para kyai dan keluar masuk pesantren tersebut, KH. Masykur mulai tumbuh minat dalam dirinya untuk cinta agama, cinta negara dan cinta bangsa yang pada akhirnya menentukan arah perjuangan KH. Masykur untuk berkhidmat demi agama dan negara.

Beliau adalah pengurus NU Cabang Malang hingga PBNU yang tahun 51an sudah terlibat dalam perhatian kebangsaan. Beliau juga pernah menjabat Menteri Agama empat kali. Dan beliau terlibat masalah-masalah keagamaan. Dalam bidang keagamaan, KH. Masykur adalah sosok penting yang jejaknya tidak bisa dipisahkan dari pergumulan organisasi di NU. Beliau adalah pribadi yang besar mulai dari Anshor, menjadi ketua NU Cabang Malang sampai dengan menjabat ketua PBNU terlama, empat periode.

Di bidang perjuangan kemerdekaan, KH. Masykur pun satu diantara kyai yang turut serta menjadi bagian dari pasukan perang gerilya bersama Panglima Besar Jendral Soedirman. Pengalaman inilah yang akhirnya menempatkan KH. Masykur adalah sosok yang memiliki pengalaman berjuang memanggul senjata. Bahkan, KH. Masykur kemudian menjadi salah satu tokoh sentral dalam barisan pasukan perjuangan di bawah pasukan Sabilillah sebagai salah satu dari anak kandung pasukan Hizbullah yang bergerak melawan agresi Inggris dan Belanda di masa revolusi kemerdekaan, terutama untuk agresi menjelang perlawanan 10 November. KH. Masykur lah yang diamanati KH. Hasyim Asyari untuk mengawal resolusi jihat melawan agresi militer Inggris di Jawa Timur.

Ada dua catatan penting jejak KH. Masykur di Malang, yakni produk pemikirannya bisa disaksikan dengan berdirinya Perguruan Tinggi dan RSI Unisma. KH. Masykur mendorong bahwa pendidikan dan kesehatan perlu dikembangkan untuk melayani masyarakat umum. Sebagaimana disampaikan KH. Tholhah Hasan, pusat pendidikan Ma’arif yang ada di Singosari pun bagian dari buah pikir KH. Masykur.

10 November dan Santri Terbuang

Penuturan menarik tentang historiografi pahlawan santri mengagetkan. KH. Agus Sunyoto, Pengasuh Pesantren Global Malang dan Ketua Lesbumi PBNU, menyatakan, telah terjadi beberapa usaha yang sistematis menghilangkan peran penting para santri dan kyai dalam poros penting pembentukan kemerdekaan Indonesia dan setelahnya.

Agus Sunyoto membongkar beberapa historiografi kyai dan santri yang terkubur oleh dampak kebijakan dan dimulainya pengelolaan negara menggunakan rasional birokratis. Agus Sunyoto memiliki data-data akurat yang menyatakan bahwa peran kyai dan santri sangat besar, terutama dalam membangun kekuatan perjuangan melawan penjajah.

Agus Sunyoto dalam risetnya menemukan data bahwa, banyak sekali nama-nama komandan pasukan, tentara zaman kemerdekaan atau sebelumnya yang namanya ada sebutan KH, sekarang sebutan tersebut lenyap, seperti nama KH. Sam’un, KH Sandar Sulaiman. Nama-nama tersebut merupakan di antara komandan gerakan nasional, atau Tentara Rakyat Indonesia. Keterlibatan kyai dan santri tersebut tidak hanya di komandan tentara, tetapi juga sebagai prajurit.

Mengapa kok para kyai dan santri mendominasi ? Saat membangun negara kemerdekaan, pembentukan alat kelengkapan negara tentunya membutuhkan biaya. Lalu, siapa yang mau jikalau negara merekruit tentara tanpa dibayar. Kata Agus Sunyoto, jawabannya ya santri. Santri sudah sangat terlatih berjuang demi negara ini, apalagi perjuangan negara juga sepadan dengan pengalaman jihad (yakni membela negara juga sama dengan pengalaman beragama), Selain itu, para santri juga memang dididik untuk menyiapkan diri melawan kedhaliman terhadap negeri ini.

Santri yang dapat diorganisir melalui pesantren dan kyainya, tentunya merupakan kekuatan besar yang dapat digerakkan untuk melawan penjajah. Logika inilah mengapa santri menjadi anggota Tentara Rakyat Indonesia waktu itu. “Siapa yang mau melawan penjajah dan mengorbankan diri demi negara Indonesia kalau bukan kyai dan santri,” tegas Agus Sunyoto.

Fakta yang ditemukan tidak hanya itu. Ikhwal posisi KH. Masykur yang berjuang dari Malang. KH. Masykur adalah komandan Sabilillah. Sabilillah itu sama dengan Hizbullah. Pembedaan ini didasari oleh perbedaan antara kyai dan santri. Oleh karena itu, Hizbullah kemudian dipecah, terutama yang kiai dipecah dan diberi nama Sabilillah dan santrinya berada di Hizbullah. Peran kedua pasukan ini tidak bisa diabaikan, terutama zaman revolusi menjelang perang 10 November 2017,

Waktu itu, komandan Tentara Keamanan Rakyat yang dipimpin Sujai, berangkat dari Malang bergerak ke Surabaya. Menurut Agus Sunyoto berdasarkan bukti nyata dari dokumentasi yang dikumpulkan, Sujai didukung juga rombongan pasukan Hizbullah-Sabilillah mulai dari Malang, Singosari, Lawang hingga Surabaya dengan jumlah yang cukup banyak, 10 ribu pasukan Hizbullah-Sabilillah. Sebagian besar adalah pasukan santri. Mengapa ini terjadi ? Tidak mungkin proses transisi kemerdekaan ini langsung merekrut tentara untuk melawan pendudukan Inggris-Belanda. Jawabannya tidak lain adalah mengerahkan pasukan santri melalui Hizbullah-Sabilillah.

Gerakan ini memang sebelumnya diawali oleh komunikasi Soekarno, KH. Hasyim Asyari dan termasuk KH. Masykur. Soekarno meminta pertimbangan bagaimana cara mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan. Mereaksi itu, lalu, KH. Hasyim Asy’ari mengeluargkan fatwa resolusi jihat yang kemudian menggerakkan semua santri menuju Surabaya untuk melawan tentara Inggris. Resolusi jihad dikeluarkan pada 22 Oktober 1945 dan pertempuran dengan tentara Inggris dan Belanda sudah mulai bergerak 26 Oktober 1945. Kedatangan pasukan tersebut juga tidak lepas dari skenario Jepang.

Kata Agus Sunyoto, perang ini langka. Tentara Inggris dan Belanda dilawan tanpa senjata. Tentunya, juga banyak sekali korban di pihak pasukan tanah air, khususnya pasukan yang menjadi satu dengan Sabilillah. Bahkan, ditegaskan, pada 3 Ramadhan, agresi Belanda masuk ke Malang, yang kemudian menelan banyak korban, Mulai dari Lawang sampai dengan Blimbing. Jenazah bertebaran sepanjang jalan tersebut. Menapaki kisah inilah, mengapa sekarang di Blimbling ada masjid Sabilillah.

Sebagaimana diungkapkan oleh Agus Sunyoto, jejak santri di pasukan tentara nasional tidak bisa diabaikan. Agus Sunyoto memiliki data faktual di kearsifan tentara, nama-nama sejumlah komandan pasukan adalah nama yang di depannya tersemat gelar KH. Mengapa sekarang menjadi sirna. Ada suatu peristiwa penting yaitu lahirnya kebijakan RERA (Restrukturisasi dan Rasionalisasi Tentara) yang di usung oleh Bung Hatta di tahun 1948. Katanya, kebijakan ini dilihatnya sangat seksis dengan anggota tentara yang kebanyakan santri. Apalagi jika dirunut Bung Hatta memiliki pandangan sosialis. Kebijakan RERA adalah awal dimulainya penerapakan modernisasi birokrasi di tubuh tentara. Untuk itulah, muncul kebijakan bahwa militer harus profesional yang dibuktikan dengan ijazah. Rontoklah para tentara yang dulu gegap gempita melawan penjajah akhirnya rontok, termasuk tentara berlatar belakang santri.

Tags: #HariSantri201710 Novemberhari santri nasionalKemerdekaanPahlawan Revolusipesantrenpondoh pesantrensantriTentara Nasional Indonesia
Previous Post

Dicari, Orang yang Ingin Kaya sebagai Petani

Next Post

Pak Aji Tan, Cuma Singkong dan Pisang yang Bisa Ditunai

Mohammad Mahpur

Mohammad Mahpur

Menyukai aktifitas mengembangkan pengetahuan lokal. Sehari-hari sebagai pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk keahlian Psikologi Sosial dan Penelitian Kualitatif. Turut berpartisipasi dalam kegiatan kemitraan bersama masyarakat dan kegiatan mempromosikan perdamaian

Next Post
Pak Aji Tan, Cuma Singkong dan Pisang yang Bisa Ditunai

Pak Aji Tan, Cuma Singkong dan Pisang yang Bisa Ditunai

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Stay Connected test

  • 832 Followers
  • 79 Followers
  • 22.9k Followers
  • 99 Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

23/01/2021
Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

20/06/2020
Rasionalitas dan Harapan Penerapan Dana Desa

Peran BUMDes Sebagai Sarana Kemandirian Ekonomi Desa

24/08/2018
12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

30/12/2020
Kompetensi Tenaga Pendidik dalam Menghadapi Era Pendidikan 4.0

Kompetensi Tenaga Pendidik dalam Menghadapi Era Pendidikan 4.0

6
Surjan, Memaknai Jawa untuk Merayakan Indonesia

Surjan, Memaknai Jawa untuk Merayakan Indonesia

5
Rasionalitas dan Harapan Penerapan Dana Desa

Rasionalitas dan Harapan Penerapan Dana Desa

4
Seri Bisnis 1: MEMBANGUN ASET, Menyiapkan Menjadi Kaya dengan Pemasukan Pasif

Seri Bisnis 1: MEMBANGUN ASET, Menyiapkan Menjadi Kaya dengan Pemasukan Pasif

4
Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

23/01/2021
Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

22/01/2021
12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

30/12/2020
Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

11/12/2020

Recent News

Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

23/01/2021
Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

22/01/2021
12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

30/12/2020
Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

11/12/2020
Kampus Desa Indonesia

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc. Check our landing page for details.

Follow Us

Browse by Category

  • Agenda
  • Dokter Rakyat
  • Gubuk Sastra
  • Indonesia Menulis COVID 19
  • Kita Belajar Menulis
  • Kopipedia
  • Kuliah Terbuka
  • Layanan
  • News
  • Ngaji Tani
  • Opini
  • Pendidikan Hari Ini
  • Produk
  • Psikologi Hari Ini
  • Refleksi
  • Sepak bola

Recent News

Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

23/01/2021
Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

22/01/2021
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Go to mobile version