• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Kampus Desa Indonesia
Advertisement
  • Home
  • News
    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Pemuda, SDGs

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    anak

    Bukan Hanya Kita, Anak Juga Butuh Untuk Didengar

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Memaknai Kemerdekaan: Problem Kebijakan Untuk Kesejahteraan Rakyat

    Kemerdekaan dan Kebebasan

  • Opini
    Girl getting bullied in high school hallway

    Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    hujan

    Mengeja Hujan

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

  • Kuliah Terbuka
    Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

    Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    proses kreatif menulis

    Kreatif dan Kritis dalam Proses Menulis

    pendidikan seks

    Pendidikan Seks Kunci Sukses Progam KB di Masa Pandemi

    pilkada 2020

    Pilkada 2020 Bukan Sekedar Pesta Demokrasi, Tetapi Harus Partisipatif

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

  • Dokter Rakyat
    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Senyum Perawat Indonesia di Tengah Pandemi

    New Normal, Dibalik Penularan Covid-19 Tenaga Medis

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter 

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (2)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

  • Agenda
    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Indonesia Menulis Online Bersama Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

  • Produk
    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Ojol, Buku Ojol, Buku Murah

    Bang Ojol Menulis

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

  • Layanan
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Pemuda, SDGs

    Peran Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    Mronjo Kian Serius Kelola Potensi Desa Wisata

    anak

    Bukan Hanya Kita, Anak Juga Butuh Untuk Didengar

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Review Buku Money – Yuval Noah Harari

    Memaknai Kemerdekaan: Problem Kebijakan Untuk Kesejahteraan Rakyat

    Kemerdekaan dan Kebebasan

  • Opini
    Girl getting bullied in high school hallway

    Bullying, Benarkah Menyisakan Trauma Seumur Hidup?

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Demokrasi di Pilkada itu Bukan Mencoblos, Tapi Memberikan Suara dan Bersuara

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    Ilmu Bukanlah Alat untuk Mencari Kekayaan, Benarkah Intelektualitas Tidak Menjamin Kesuksesan?

    hujan

    Mengeja Hujan

    Emotional Burnout

    Mengenali Emotional Burnout dan Tips Untuk Mengatasinya

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Sejauh Mana Kita Peduli Pada Hobi Orang Tua?

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Gedung Kejaksaan Agung Dibakar, Om Jin Kembali Viral

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Review Singkat Karya Lengkap Nurcholish Madjid

    Bacon, Perintis Empirisme

    Bacon, Perintis Empirisme

  • Kuliah Terbuka
    Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

    Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    Merdeka Belajar dan Mas Mendikbud, Mengapa Banyak Ditentang?

    proses kreatif menulis

    Kreatif dan Kritis dalam Proses Menulis

    pendidikan seks

    Pendidikan Seks Kunci Sukses Progam KB di Masa Pandemi

    pilkada 2020

    Pilkada 2020 Bukan Sekedar Pesta Demokrasi, Tetapi Harus Partisipatif

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Menulis Layaknya Naik Sepeda

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

    Membangun Solidaritas Sosial di Tengah Situasi Pandemi COVID-19

  • Dokter Rakyat
    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Senyum Perawat Indonesia di Tengah Pandemi

    New Normal, Dibalik Penularan Covid-19 Tenaga Medis

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter 

    Pereda Demam Anak Tanpa Obat dari Dokter

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (2)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Suhartono Taat Putra: Begawan Psikoneuroimunologi Berjuta Prestasi dan Rendah Hati (1)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Benarkah Puasa Menjadikan Kita Lebih Sehat? (2)

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Homeostasis Keseimbangan Holistik

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Hipokrisi dalam Penanganan Covid-19

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

    Perawat; Dari Ancaman Paparan Corona, Pisah Ranjang, hingga Perceraian

  • Agenda
    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    I’M COVID-19 (Indonesia Menulis COVID-19): Membasmi Pandemi Melalui Publikasi

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Kenapa Anak Muda atau Mahasiswa Perlu Berinvestasi?

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Tutur Desa II: Menuturkan Pesantren Rakyat

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Bedah Web Kampus Desa for Digital Literacy

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Manajemen Lembaga WOW, Oleh-oleh Konvensi

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Konvensi Pendidikan VIII: Dalam Keberbedaan Merajut Kebersamaan Melalui Pendidikan

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Turba Literasi, Seri Jitu Merensi Buku

    Indonesia Menulis Online Bersama Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

    Program Magang 6 Bulan Sebagai Web Content Kampus Desa

  • Produk
    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

    pandemi; covid-19

    Menalar Covid-19: Ragam Gagasan Menyikapi Pandemi

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Open PO Buku Kumpulan Cerpen “Bukan Kehilangan” Buruan Sebelum Kehabisan!

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Proyek Nulis Buku Bareng Diaspora Muda Lamongan

    Ojol, Buku Ojol, Buku Murah

    Bang Ojol Menulis

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Islam Jalan Hidup, Bukan Gaya Hidup

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Pendidikan yang Membebaskan Ternyata Ada di Indonesia

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Mengapa Jadi Sales Marketing Lebih Menarik daripada Jadi Guru?

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

    Revolusi Kecerdasan Digital, Meningkatkan Branding Ala Kampus Desa

  • Layanan
No Result
View All Result
Kampus Desa Indonesia
No Result
View All Result
Home Psikologi Hari Ini

Kesalahan Berpikir Netizen 4.0, Lima di antaranya Sering Kamu Alami.

Maulana Arif Muhibbin by Maulana Arif Muhibbin
04/11/2019
in Psikologi Hari Ini
0 0
0
Sumber : goodnewsfrom.wordpress.com. Apa itu distorsi kognitif dan beberapa jenisnya.

Sumber : goodnewsfrom.wordpress.com. Apa itu distorsi kognitif dan beberapa jenisnya.

0
SHARES
2
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Secuil fakta yang buruk akan mampu menutupi segudang fakta kebaikan seseorang. Hal itu terjadi ketika individu mengalami Distorsi Kognitif, yaitu pembenaran irasional tak sesuai realita. Rupanya leluhur bangsa ini sudah menyadari akan kesalahan berpikir yang turun temurun akan sering terjadi dengan mengabadikannya dalam sebuah seni kata ” Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga “.

Kampusdesa.or.id-Otomasisasi teknologi cyber 4.0 terhadap setiap inchi kehidupan membuat individu di masa ini cepat dalam membagikan informasi. Akan tetapi adaptasi masyarakat untuk mengelola kecepatan jaringan komunikasi perlu dipertanyakan dan dibahas mendalam. Jika tidak, pecahan informasi yang salah pemaknaan dapat menjadi Hoaks dan sentimen emosi antar netizen. Terlalu remeh jika bangsa ini masih berkutat soal Hoaks dan Isu isu sensasional. Saat nya belajar mandiri dengan mengenali kesalahan berpikir sehingga kita bisa bangkit lebih produktif menjajaki peluang Revolusi Industri di Pemerintahan yang baru ini.

Berpikir adalah sesuatu yang pasti dilakukan oleh manusia bahkan menjadi pembeda yang paling mendasar antara hewan dengan manusia. Kesalahan berpikir dapat terjadi pada seluruh jenjang usia, dari anak sekolah, pegawai bahkan ilmuwan pun bisa terjebak dalam kelalaian berpikir. Akan selalu ada kejadian yang tidak diharapkan dan mood negatif disetiap masa kehidupan sehingga setiap individu pasti pernah mengalami kesalahan berpikir. David Burns seorang Psikiater dan ahli Cognitive Behavioral Therapy dari Stanford University menyebutnya sebagai Thinking Errors Pattern atau dalam istilah psikologi disebut Cognitive Distortions.

Bagaimana kesalahan berpikir terjadi?

Karunia tuhan yang pertama kali digunakan untuk menerima informasi adalah panca indera. Melalui indera tersebut informasi dilangsungkan ke dalam internal map, otak akan memberikan makna terhadap masing masing informasi yang kita terima. Pemberian makna oleh otak merujuk pada Historical Filesindividu yang berisi tentang keyakinan suatu norma perilaku berdasarkan pengalaman masa lalu.

Keyakinan masa lalu ini menciptakan nilai atau frame of mind yang terulang ulang di bawah alam sadar manusia. Makna yang diproses melalui otak tadi akan berhubungan dengan central nervous system atau pusat syaraf. Dari pusat syaraf akan menghasilkan sebuah perasaan yang menghantarkan individu pada suatu reaksi berbentuk perilaku. Dapat disimpulkan bahwa tindakan kita saat ini dalam pengambilan keputusan sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu.

Dapat disimpulkan bahwa tindakan kita saat ini dalam pengambilan keputusan sangat dipengaruhi oleh kejadian masa lalu.

Dalam proses pemberian makna yang sudah di jelaskan tersebut, terdapat celah terjadinya suatu kesalahan dalam penerjemahaan makna yang disebut thinking error pattern. Terdapat foggy atau kabut yang menyebabkan otak meleset dalam pemberian makna sehingga sesuatu yang kita yakini tidak sesuai dengan realita. Banyak faktor yang memicu terbentuknya foggy, selain berasal dari ingatan realita masa lalu, foggy bisa disebabkan oleh stress, kurang energi, gaya berpikir childish, cemas dan kondisi negatif.

Ketika gaya berpikir individu semakin dominan dalam melibatkan masa lalu maka foggy akan semakin tinggi, sebab realita masa lalu dan kini merupakan hal yang berbeda. Masa lalu memang bisa digunakan sebagai prediksi pengambilan keputusan namun perlu diimbangi dengan identifikasi fakta dan realita yang sedang terjadi sehingga kesalahan interpretasi informasi bisa dihindarkan.

Menurut Mahrus Affif seorang Behavioral Specialist dalam seminar Online “ Thinking Error Pattern and Teenager “ (Inmed, 25 Oktober 2019), Kurang lebih 80 % orang yang mengalami Distorsi Kognitif disebabkan karena individu mengambil keputusan dalam keadaan emosi yang tidak stabil. Jika hal ini tidak dibenahi, individu akan larut dalam kesalahan berpikirnya dimana kesalahan berpikir itu dijadikan argumen utama untuk membenarkan perilaku individu yang salah tersebut. Orang akan mengambil sudut pandang irasional terhadap peristiwa tertentu sehingga menyebabkan pikiran dan emosi yang tidak dapat dikendalikan, parahnya hal ini bersifat kebiasaan. David Burns dalam bukunya The Feeling Good menjelaskan sepuluh jenis kesalahan berfikir, lima diantaranya akan diulas dalam tulisan ini.

Kurang lebih 80 % orang yang mengalami Distorsi Kognitif disebabkan karena individu mengambil keputusan dalam keadaan emosi yang tidak stabil.

Yang pertama adalah Over Generalization. Hal ini terjadi ketika anda menyimpulkan suatu perkara yang buruk berdasarkan satu buah bukti saja. Tidak hanya itu, anda akan membesar besarkan masalah itu dan melabeli hal tersebut dengan rumor negatif. Jenis kesalahan berpikir ini akan membuat orang menggunakan kata “ Biasanya” atau “ tidak pernah “ sebagai kata kunci.

Contoh: ketika anda melihat berita seorang artis sedang menangis karena tertimpa suatu musibah. Kemudian terbesit dalam pikiran anda “ wah biasanya itu cuman akting saja” sehingga kemudian anda mencibir dan merendahkan artis tersebut.

Suatu ketika anda melihat Bapak Paruh baya yang tidak rupawan menjemput wanita muda cantik di sebuah caffe. Kemudian terbesit dalam pikiran anda “ wahh jangan jangan wanita simpanan nih, biasanya seperti itu”. Lantas anda berbisik bisik dengan teman nongkrong dan menganggap wanita tersebut seorang yang gampangan.

Kedua adalah Black and White Thinking. Gaya berpikir ini terjadi ketika individu membagi dirinya dalam dua kategori yaitu “ aku benar benar baik” atau “ aku benar benar buruk”. Hal ini teradi karena sikap perfeksionis yang dominan, memikirkan diri sendiri ditambah lagi merasa dirinya harus berpengaruh dalam kelompoknya, sehingga ketika suatu hal terjadi tidak sesuai standar atau ekpektasi, maka individu akan menganggap dirinya tidak berguna. Tidak ada pilihan ketiga dan tidak ada tempat untuk berbuat salah.

Contoh: Arif adalah seorang ketua team player basket. Saat pertandingan, Arif tidak berhasil membawa teamnya menuju kemenangan. Akhirnya ia murung dan merasa bahwa ia adalah orang yang tidak berguna. Ia malu dan menganggap semua itu terjadi karena kesalahannya semata.

Ketiga ialah Jumping to Conclusion atau labeling. Pernahkah anda menjustifikasi orang lain tanpa di dukung informasi yang jelas? itulah yang disebut labeling. Individu mendeskripsikan seseorang dengan fakta yang tidak sempurna, ada sebagian realita seseorang yang disembunyikan. Hal ini adalah proyeksi bahwa diri kita sedang marah , cemas , frustasi atau sedang tidak percaya diri. Bahkan, ketika anda memberi label negatif kepada seseorang, hal itu akan membuat anda tidak nyaman dan sulit membangun komunikasi yang positif. Pada kasus ekstrim, memberi label negatif terhadap seseorang mampu mengubah identitas sosial dan konsep diri individu.

Contoh: Ulum adalah mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, ia dibimbing oleh Dosen A. Setiap kali bimbingan, Dosen A selalu emosi dan memarahi ulum yang selalu datang terlambat. Akhirnya Ulum menyebarkan rumor kepada temannya bahwa Dosen A adalah Dosen yang Killer. Nah, ini lah yang disebut Jumping to Conclusion, ulum hanya mensifati Dosen A berdasarkan perasaan yang mewakili dirinya bahwa dosen A selalu memarahi Ulum. Padahal Jika mahasiswa datang tepat waktu, Dosen tersebut akan bersikap ramah dan lembut. Nah Sifat ramah dan lembut disembunyikan oleh Ulum sehingga terbentuklah labeling yang tidak adil.

Apakah kita tidak boleh melabeli seseorang? boeh asal dengan fakta yang jelas dan adil. Contoh: Dosen ini killer ketika melihat mahasiswa yang melanggar aturan. nah ini labeling yang diperbolehkan.

Ke Empat adalah Victim Mentality atau Blaming. Kesalahan berfikir pada jenis ini akan membuat orang hidup dengan sejuta keluhan. Individu akan mengkritik dan menyalahkan orang lain atas hal buruk yang menimpa dirinya. Artinya tidak ada niatan untuk memperbaiki diri justru menganggap orang lain lah akar dari semua masalah.

Contoh : Yoyo adalah pengangguran, setiap bertemu teman temanya ia selalu mengkritik pemerintah atas kondisinya, seakan akan Yoyo dirugikan oleh Negara. (Padahal Yoyo terlalu cepat menyerah mencari pekerjaan dan tidak mau meng upgrade skillnya).

Amin mendapat nilai jelek di bidang Matematika, ia menyalahkan gurunya bahwa gurunya tidak cermat dalam mengajar. (Padahal Amin sendiri sering bolos sekolah).

Ke Lima adalah Discounting, orang yang memiliki kecenderungan seperti ini akan selalu mengeluarkan statement negatif tentang kelebihan dirinya. Maksudnya ialah individu tidak apresiatif terhadap prestasinya sendiri, mendiskon segala pencapaian yang ia buat. Pribadi ini menunjukkan bahwa ia memiliki konsep diri yang lemah dan kepercayaan diri rendah.

Contoh: Arif mendapat nilai 70 dalam pelajaran Bahasa, kemudian gurunya memberi pujian “ wah arif kamu hebat ya, pintar dan cerdas”. Akan tetapi Arif berfikir dalam hati “ aiiih apa apaan sih, pasti bohong itu bu guru. Padahal yang lain banyak yang lebih pinter”.

Kecepatan sistem informasi yang setiap detik dapat berubah, tanpa batas dan selalu ada identitas anonim akan menyebarkan ranjau ranjau Distorsi Kognitif bagi Netizen. Terutama bagi Rakyat +62 yang minat bacanya masih tergolong rendah. Lantas apa yang bisa dilakukan untuk mengindari kesalahan berfikir?.

Mulailah dengan membudayakan One Day One Page, membaca buku akan melatih reasoning otak kita menjadi lebih awas dalam mengelola informasi. Kemudian gunakan aturan Lima menit, gunakan waktu tersebut untuk mengecek informasi di media atau fakta di lapangan melalui sumber yang kredibel dan selama lima menit tersebut usahakan untuk tidak mengomentari apapun.

Kenali pola kesalahan berpikir yang berkembang di masyarakat, setelah mengenali pola , cobalah untuk mengkategorisasikan jenis kesalahan berpikir yang dirasa sangat berpotensi terjadi pada diri anda. Latihlah pikiran anda untuk melawan jenis kesalahan berpikir tersebut, gunakan humor humor untuk membuat pikiran anda stabil. Yang terpenting jadilah pribadi yang suportif, bijak dan sabar dalam segala situasi.

Hubungan Harmonis Netizen sangat mahal harganya, dan sangat remeh jika kesalahan berpikir yang beredar di masyarakat membuat konflik dan buruk sangka . Buku “Feeling Good: the new mood therapy,” dan “When Panic Attacks” yang ditulis David Burns dapat menjadi rujukan bagaimana merawat akal sehat ditengah pusaran peradaban Revolusi 4.0. Bangsa yang hebat berawal dari akal sehat yang selalu dirawat.

 

Tags: +62Akalsehatcognitivedistortionscritical thinkingdampak internetDavid Burnsdistorsi kognitifDistorsikognitifgenerasi millenialgosipIndonesia Menulis OnlinekebiasaanburukkenakalanremajaKomunikasi revolusi industri 4.0merawatakalsehatmindsetnegative thinkingNetizenNetizen+62positive thinkingRevolusi 4.0Thinkingerrorwarganet
Previous Post

Selamat Tinggal Televisi, Selamat Datang Media Sosial

Next Post

Memaknai Hari Pahlawan dengan Gerakan Satu Cinta Untuk Lansia

Maulana Arif Muhibbin

Maulana Arif Muhibbin

Mahasiswa Magister Psikologi Universitas Airlangga. Alumnus Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Santri Baitul Arqom, Jember.

Next Post
Memaknai Hari Pahlawan dengan Gerakan Satu Cinta Untuk Lansia

Memaknai Hari Pahlawan dengan Gerakan Satu Cinta Untuk Lansia

Stay Connected test

  • 832 Followers
  • 79 Followers
  • 22.9k Followers
  • 99 Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

23/01/2021
Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

Empat Pertanyaan Kunci Menulis Artikel Ilmiah

20/06/2020
Rasionalitas dan Harapan Penerapan Dana Desa

Peran BUMDes Sebagai Sarana Kemandirian Ekonomi Desa

24/08/2018
Menanamkan Karakter Disiplin Pada Siswa, Bagaimana Caranya ?

Menanamkan Karakter Disiplin Pada Siswa, Bagaimana Caranya ?

04/03/2018
Kompetensi Tenaga Pendidik dalam Menghadapi Era Pendidikan 4.0

Kompetensi Tenaga Pendidik dalam Menghadapi Era Pendidikan 4.0

6
Surjan, Memaknai Jawa untuk Merayakan Indonesia

Surjan, Memaknai Jawa untuk Merayakan Indonesia

5
Rasionalitas dan Harapan Penerapan Dana Desa

Rasionalitas dan Harapan Penerapan Dana Desa

4
Seri Bisnis 1: MEMBANGUN ASET, Menyiapkan Menjadi Kaya dengan Pemasukan Pasif

Seri Bisnis 1: MEMBANGUN ASET, Menyiapkan Menjadi Kaya dengan Pemasukan Pasif

4
Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

23/01/2021
Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

22/01/2021
12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

30/12/2020
Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

11/12/2020

Recent News

Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

23/01/2021
Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

22/01/2021
12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

12 Ciri Anak dengan Autism yang Wajib Anda Ketahui

30/12/2020
Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

Korupsi Merajalela, Pendidikan Harus Bagaimana?

11/12/2020
Kampus Desa Indonesia

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc. Check our landing page for details.

Follow Us

Browse by Category

  • Agenda
  • Dokter Rakyat
  • Gubuk Sastra
  • Indonesia Menulis COVID 19
  • Kita Belajar Menulis
  • Kopipedia
  • Kuliah Terbuka
  • Layanan
  • News
  • Ngaji Tani
  • Opini
  • Pendidikan Hari Ini
  • Produk
  • Psikologi Hari Ini
  • Refleksi
  • Sepak bola

Recent News

Manajemen fakir, sukses mencapai kesederhanaan meskipun dengan bekal seadanya

Manajemen Fakir, Kiat Sukses dalam Keterbatasan

23/01/2021
Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

Interaksionisme Simbolik; Antara Lonte dan Merdeka Belajar

22/01/2021
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Go to mobile version