Gerakan Literasi Desa Wujudkan Desa Tangguh dan Sejahtera

330
SHARES
2.5k
VIEWS

Rasulullah SAW pernah bersabda, “menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi muslim laku-laki dan muslim perempuan.”(HR. Ibnu Majah). ”Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat” (Al Hadits). Dari dua hadist tersebut maupun riwayat lainnya, sebagai seorang muslim yang taat kita mempunyai kewajiban yang sama dalam menuntut ilmu atau belajar, baik itu ilmu agama maupun ilmu pengetahuan lainnya, baik itu ditempuh dengan pendidikan formal maupun non formal.

Seiring dengan kewajiban yang diamanhkan terhadap setiap umat beragama untuk menuntut ilmu, ada pula keutamaan yang didapatkan bagi setiap insan yang besungguh-sungguh dalam menunaikan kewajibannya dalam menuntut ilmu,  diantaranya Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu atau yang menuntut ilmu. Sesuai dengan firman Tuhan yang tertuang pada Al-Qur’an Surat Al Mujadalah Ayat 11 yang artinya Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”

RelatedPosts

Selain itu, dari beberapa riwayat hadist menyebutkan bahwa orang yang berilmu atau yang sedang menuntut ilmu itu lebih mulia dibandingkan dengan ahli ibadah, dan apabila pada saat menuntut ilmu atau sedang mengajarkan ilmunya dia meninggal, maka dia terhitung khusnul khatimah dan tergolong sama derajatnya dengan orang-orang yang mati syahid atau orang yang mati karena perang memperjuangkan agama Allah SWT. Juga dengan bekal ilmu, diharapkan mampu membuat seseorang lebih mengenal tentang alam, kehidupan sosial, dan juga kemanusiaan.

Menuntut ilmu tidak hanya bisa ditempuh dari jalur pendidikan formal seperti di sekolahan maupun perkuliahan saja, ilmu bisa datang dari manapun, baik melalui buku bacaan, pengalaman diri sendiri, atau belajar secara otodidak. Bahkan ketika hanya mengandalkan pendidikan formal ada beberapa aspek yang menjadi batasan, yaitu mengenai usia, jam belajar, maupun penyesuaian dengan kurikulum pendidikan yang sudah diatur oleh pemerintah.

Tanpa bermaksud mengurangi esensi maupun peran serta lembaga pendidikan formal dalam upaya mencerdaskan generasi penerus bangsa dan mencetak generasi intelektual yang beradab, terkadang dengan semakin banyaknya peserta didik di suatu lembaga pendidikan formal yang tidak diimbangi dengan jumlah sumber daya pengajar yang memadai baik secara kuantitas maupun kualitas, imbasnya ada banyak pula peserta didik yang kurang mendapatkan perhatian penuh dalam proses menuntut ilmu, dan apabila itu kurang disertai dengan sikap proaktif dari peserta didik untuk mencari bahan atau instrumen belajarnya sendiri, dapat berdampak pada rasa frustrasi para peserta didik karena kurang mendapatkan pengetahuan  yang cukup di bangku pendidikan formalnya.

Apalagi salah satu aspek penting dalam menunjang kemajuan suatu daerah khususnya di desa yaitu pemerataan pendidikan bagi generasi penerusnya. Untuk itu masyarakat Desa Kendal kemlagi khususnya yang tergabung dalam Paguyuban Ibu-ibu beserta Pemuda Karang Taruna RW 02 menginisiasi berdirinya Taman Belajar Calistung (Membaca, Menulis, dan Berhitung) dalam upaya memberikan ruang belajar baru yang menyenangkan bagi anak-anak di usia dini hingga sekolah dasar untuk dapat belajar bersama, mulai dari membaca, menulis, dan berhitung.

Taman Belajar Calistung (Membaca, Menulis, dan Behitung) diresmikan oleh Kepala Desa Kendalkemlagi pada tanggal 01 Agustus 2021 yang lalu, dengan sudah menggaet sebanyak 50 an peserta didik mulai tingkat PAUD hingga Sekolah Dasar yang difasilitasi oleh Paguyuban Ibu-Ibu dan Pemuda Karang Taruna RW 2. Dengan semangat gotong royong dan kesukarelaan dari para relawan, Taman Belajar ini tetap berjalan meskipun dari segi tempat maupun fasilitas yang terbilang seadanya. Tapi itu tidak lantas mengurangi semangat para relawan dengan harapan Taman Belajar Calistung mampu menjadi tempat belajar alternatif untuk menunjang proses belajar generasi penerus bangsa khususnya di RW 02 Dusun Kemlagi Desa Kendalkemlagi Kec. Karanggeneng Kab. Lamongan.

Proses belajar dan mengajar di Taman Belajar Calistung tidak hanya berkutat pada pembelajaran formal saja, tapi juga dikombinasi dengan pembacaan Asmaul Husna, game, nonton bareng film edukasi, serta sesi motivasi guna pemantapan tujuan belajar yang sebagian besar dalam praktik keseharian para siswa kurang dapat perhatian penuh dari orang tua masing-masing siswa, bisa jadi karena kesibukan menafkahi dan mengurusi rumah tangga yang menjadi alasannya.

Kedepanya jika sudah berjalan dengan baik, para relawan mempunyai keinginan untuk menambah metode pembelajaran, salah satunya dengan sesi “mendongeng” serta “bercerita” menggunakan serial komik atau referensi lain yang disesuaikan dengan tingkat usia maupun kelas dari peserta didik. Agar kedepannya bisa menumbuhkan rasa kecintaan terhadap buku bacaan dan juga meningkatnya tingkat ke-Pede-an dari para siswa yang kemudian dapat menunjang skill-skill yang mereka butuhkan di masa yang akan datang.

Tidak hanya itu, jika sudah terbiasa menyukai buku sejak dini, diharapkan kedepandannya Taman Belajar Calistung yang kemudian juga akan dikembangkan menjadi Taman Baca/Perpustakaan Masyarakat ini tidak sepi peminat, karena generasi penerusnya sudah dikenalkan dan diajak mencintai buku sejak dini, yang kemudian juga dapat dimanfaatkan menjadi sumber pengetahuan yang bisa menunjang kehidupan masyarakat yang berdaulat guna terwujudnya Desa yang Tangguh dan Sejahtera. []

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.