An Overview: Beijing +25 Women, Peace, and Security – Youth, Peace, and Security Action Coalition

325
SHARES
2.5k
VIEWS

Bukan tanpa alasan pula kemudian pertemuan ini dilaksanakan pada Desember 2019, tepat sebelum memasuki tahun 2020. Memperingati sekaligus lahirnya dua bentuk resolusi PBB yaitu UNSCR (United Nations Security Council Resolution) 1325 yang ke-dua puluh tahun dan UNSCR 2250 yang ke-lima tahun membuat urgensi atau keharusan dilaksanakannya pertemuan yang membahas sejauh mana tiga dokumen utama ini bekerja begitu penting untuk segera dilaksanakan. Kembali pada paragraf pertama, tidak banyak dari kita yang mengetahui deklarasi penting ini. Kita, anak muda dan perempuan yang menjadi elemen utama mengapa kemudian deklarasi ini dibuat. Itu adalah masalah yang terbilang sepele tapi tidak sederhana.

Kampusdesa.or.id–New York (20/12), enam hari dengan lima kali meeting untuk Deklarasi Beijing dan kelanjutannya. Tapi sebentar, sebelum bicara ngalor ngidul mengenai Deklarasi Beijing. Sudah pernah dengar apa itu Deklarasi Beijing? Berani bilang, 90% dari pembaca tulisan ini pasti belum pernah mendengar apa itu Deklarasi Beijing? Karena alasan itulah kenapa meeting launch sampai dengan billateral meeting perlu dilaksanakan bersama para stakeholders. Sebab memasuki usianya yang ke 25 tahun 2020 ke depan, Deklarasi Beijing yang memegang peran begitu penting dalam terciptanya kebijakan yang mengangkat kesetaraan partisipasi gender dan generasi dibuat belum begitu banyak dikenal bahkan oleh anak muda dan perempuan dari seluruh dunia. Penguatan platform pada partisipasi anak muda dan perempuan muda adalah poin yang dilingkari untuk menjadi alasan dibuatnya pertemuan-pertemuan ini.

RelatedPosts

Akses informasi masa kini menjadi begitu mudah untuk dijangkau. Namun tersedianya kemudahan ini tidak menjamin terjangkaunya pengetahuan secara merata. Bisa jadi banyak hal-hal penting terlewat untuk diketahui, dan sebagian orang jauh lebih mengetahui hal-hal yang sifatnya sekunder. Dalam contohnya adalah Deklarasi Beijing ini. Pendek sejarah, Deklarasi Beijing lahir dari duduknya 30.000 aktivis dari 189 negara dalam bidang gender dan kepemudaan dalam advokasi yang diselenggarakan di Beijing selama dua minggu pada September 1995. Waktu yang lama, tenaga, dan pikiran yang dicurahkan oleh sekian banyak aktivis tentu telah melahirkan sebuah deklarasi yang tak hanya bernilai historis tinggi tapi juga sangat penting bagi perempuan dan anak muda di seluruh dunia.

Kenapa Deklarasi Beijing begitu penting? The Beijing Declaration and Platform for Action atau Deklarasi dan Landasan Aksi Beijing punya arti penting karena didalamnya memuat dokumen strategis dan kerangka aksi pemberdayaan dan kemajuan perempuan, penegakan hak asasi manusia dan keterlibatan dalam pembangunan. Terdapat 12 bidang kritis beserta langkah strategis dan indikatornya yang perlu diketahui dan harus menjadi pusat perhatian dan sasaran strategis bagi pemerintah, masyarakat dalam cakupan nasional, regional, maupun internasional serta LSM dan sektor swasta agar penerapan Deklarasi Beijing dan Landasan Aksi ini dapat dilakukan.

Keduabelas bidang kritis tersebut adalah perempuan dan kemiskinan, pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi perempuan, perempuan dan kesehatan, kekerasan terhadap perempuan, perempuan-perempuan dan konflik senjata, perempuan dan ekonomi, perempuan dalam kedudukan kekuasaan dan proses pengambilan keputusan, mekanisme-mekanisme institusional untuk kemajuan perempuan, hak-hak asasi perempuan, perempuan dan media massa, perempuan dan lingkungan, serta anak-anak perempuan.

Bukan tanpa alasan pula kemudian pertemuan ini dilaksanakan pada Desember 2019, tepat sebelum memasuki tahun 2020. Memperingati sekaligus lahirnya dua bentuk resolusi PBB yaitu UNSCR (United Nations Security Council Resolution) 1325 yang ke-dua puluh tahun dan UNSCR 2250 yang ke-lima tahun membuat urgensi atau keharusan dilaksanakannya pertemuan yang membahas sejauh mana tiga dokumen utama ini bekerja begitu penting untuk segera dilaksanakan. Kembali pada paragraf pertama, tidak banyak dari kita yang mengetahui deklarasi penting ini. Kita, anak muda dan perempuan yang menjadi elemen utama mengapa kemudian deklarasi ini dibuat. Itu adalah masalah yang terbilang sepele tapi tidak sederhana.

Lebih mudah dipahami kemudian, bagaimana suatu deklarasi yang mengandung poin-poin penting mengenai kesetaraan gender dan generasi diterapkan jika elemen utama pelaksanaanya saja tidak mengerti atau tidak mengetahui keberadaannya? Atau dalam langkah paling dasarnya saja, bagaimana kepekaan terhadap poin-poin tersebut dibangun jika para elemen pelaksana utama tidak mengetahuinya?

Lanjut ke tulisan A Report: Beijing +25 Women, Peace, and Security – Youth, Peace, and Security Action Coalition

Nur Aisyah Maullidah

Nur Aisyah Maullidah

Berasal dari Lamongan, Aisy merupakan mahasiswi yang menempuh pendidikan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Minatnya yang besar terhadap isu gender dan keamanan telah membawanya aktif di beberapa organisasi dengan berbagai fokus seperti perempuan, perdamaian, dan keamanan yaitu GA4P Indonesia, Pengembangan Pemuda yaitu DYPLO, Kepemudaan yaitu Diaspora Muda Lamongan, Grup Aktivisme HAM yaitu Amnesty International Indonesia Chapter UIN Jakarta, Hubungan Internasional yaitu FPCI UIN Jakarta, dan Komunitas pemuda berbasis program PBB yaitu UNA Indonesia. Aisy dapat dihubungi melalui email nuraisyahmaullidah@gmail.com.

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.