Membincang Pendidikan Kita, Antara FDS vs Madrasah Diniyah

326
SHARES
2.5k
VIEWS

Sebentar dulu ya, kok tambah melebar dalam menanggapi FDS (Full Day School). Awalnya menolak FDS karena alasan anak akan menghabiskan waktu di luar rumah dan memisahkannya dari meso-sistem (lingkungan luar rumah anak) selain sekolah adalah masyarakat yang awalnya diragukan. Anak yang banyak bergaul di luar sekolah dan juga di luar rumah, sementara tidak ada orang tua yang mengawasi karena menurut orang-orang kota, para orang tua lebih banyak waktunya dihabiskan untuk bekerja sehingga anak-anak tidak terawat dengan baik di rumah. Jadi FDS-lah jawabannya. FDS juga jawaban pendidikan karakter yang disodorkan pemerintah melalu Kemendikbud Muhajjir.

RelatedPosts

Sekolah akan menggaransi lebih lama anak tinggal di sekolah, itu berarti karakternya justru semakin baik. Harapan itu ya memang ideal bagi semua warga negara ini. Memang sekolah jadi bengkel manusia Indonesia untuk berkembang lebih baik. Semua orang berharap begitu ? Intinya ini tentang membentuk karakter anak ? Lalu jawabannya adalah anak diminta lebih lama di sekolah sehingga mereka terpantau dengan baik ?

Belum jelas pencarian formulasi bagaimana membangun karakter anak tuntas, FDS sebagian sudah diterapkan dan diujicoba di beberapa kota besar, termasuk Malang (informasi viral media sosial yang berkembang), padahal Presiden sudah mengingatkan Menteri untuk menunda keberlakuan FDS dan kebijakan itu bersifat lokalistik, tergantung kesiapan dan kebutuhan suatu wilayah. Masalah menjadi semakin santer ditambah munculkan penolakan FDS dari kalangan organisasi kemasyarakatan yang menaungi Madrasah Diniyah (Madin) karena anak-anak yang sore hari biasanya mengikuti pendidikan keagamaan yang diselenggarakan oleh masyarakat, tidak lagi pergi ke Madin.

Debatnya beralih dari FDS vs Madin. Lantas menyeruak klise media sosial. Ini sekularisasi, ini tentang Menteri Muhajir yang Muhammadiyah dan Madin yang kebanyakan dimiliki oleh masyarakat Nahdliyin.

Isu FD tidak lagi substansial tentang apakah sekolah telah menjadi pembentuk karakter yang baik ? Apakah jam sekolah yang ditambah-pun juga menjadi jaminan sekolah adalah garansi karakter anak bangsa sedangkan problematika mendasar bukan tentang berapa lama anak-anak tinggal di sekolah, tetapi bagaimana sebenarnya karakter anak dibentuk ? Lalu tugas orang tua seperti apa yang katanya Kak Seto, pendidik dan guru yang sebenarnya itu ya orang tua ?

Ok.. kalau bingung, kami mengundang Anda untuk hadir menjadi panelis untuk mendiskusikan tentang masalah sebenarnya yang perlu dicari jalan keluarnya bagi pendidikan dan karakter anak bangsa ada di mana ?

Lebih lengkap lihat di poster ya… atau hubungin nara-hubung di kegiatan ini

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i yang berminat Jagongan dengan Para Pakar

Menghadapi isu terakhir terkait pendidikan, terutama tentang Full Day School dan benturan dengan Madrasah Diniyah, sepertinya banyak yang masih melupakan masalah sebenarnya pendidikan itu di mana ? Alih-alih sudah menemukan solusi atas berbagai kronik pendidikan hari ini, benturan FDS dan Madin nampaknya akan semakin menambah runyam ke mana arah sebenarnya pendidikan kita itu dibenahi.

Oleh karena itu, kami mewakili dari IKAPMII Kota Malang, Pesantren Rakyat, Gusdurian Malang dan http://kampusdesa.or.id mengajak Bapak/Ibu untuk berkenan menghadiri jagongan para pakar dengan tema Membincang Masalah Pendidikan Kita, Antara FDS versus Madin pada ;

Hari | Senin, 21 Agustus 2017 | Pukul 18.30 | Tempat di Jagong Maton Caffe Jl. Joyo Suko IV, Merjosari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang.

Pemantik diskusi akan diisi pembicara ;
Ilhammudin Nukman | Ilmuan Psikologi Industri/Organisasi UB Malang
Nuruddin (Gus Din) | Kritisi Pendidikan dari Aliansi Petani Indonesia
Abdullah Syam | Praktisi Pendidikan Pesantren Rakyat
Mohammad Mahpur | Pemerhati Pendidikan dari kampusdesa.or.id

Dihadiri oleh Para Panelis ;
1) Angga Teguh Prasetyo, M. Pd | PC LTNU/Dosen FITK
2) Evi Widiya Sukmawati, SE | Kepala PlayGroup OBAMA Malang
3) W Sanavero | Kelompok Liberasi “Musik-Literasi
4) Zidni Chaniago | Kelompok Liberasi “Musik-Literasi”
5) Dedy Kusbiyanto | Dosen Polinema
6) Ahmad Makki Hasan | Lakpesdam NU Kab. Malang, Dosen UIN Malang

Atas berkenannya untuk hadir, kami mengucapkan terima kasih

An. Panitia
Hasan Abdillah

Bagi yang tidak bisa hadir, akan ada livestreaming di media sosial seperti FB @mohammad mahpur

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.