Makna Emansipasi dan Kartini di Era Millenial

359
SHARES
2.8k
VIEWS

Selamat Hari Kartini 2020. Semoga para perempuan jaman sekarang bisa berperan sebagaimana mestinya seorang perempuan. Menjadi calon generasi ibu dan pemimpian perempuan yang hebat di masa yang akan datang. Karena perempuan ibarat tiang keluarga, negara, bahkan agama. Ketiganya dapat kokoh dan kuat diakibatkan oleh perempuan yang baik. Pun jika sebaliknya, maka baik itu sebuah tatanan keluarga, peradaban negara, maupun ajaran agama akan hancur seketika.

Kampusdesa.or.id–Apa yang Anda pikirkan jika mendengar nama Raden Adjeng (RA) Kartini??? Seorang pejuang emansipasi wanita, salah satu pahlawan nasional Indonesia, atau langsung teringat dengan lagu “Wahai ibu kita Kartini putri yang mulia, sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia…”

Mungkin kita masih ingat saat Sekolah Dasar dulu mempelajari sejarah RA. Kartini dan menyanyikan lagu “Ibu Kita Kartini” karya WR. Supratman yang dipersembahkan untuk kemuliaan dan perjuangannya demi emansipasi wanita. Mengingat RA. Kartini dikenal sebagai pelopor lahirnya kebangkitan kaum hawa dengan prinsipnya memperjuangkan emansipasi semasa hidupnya.

RelatedPosts

Buah pemikiran RA. Kartini dapat dilihat pula seperti termaktub di dalam surat-surat yang dibukukan oleh J.H. Abendanon berjudul Door Duisternis tot Licht atau lebih dikenal dengan versi bahasa Melayu “Habis Gelap Terbitlah Terang”, berkat diterjemah oleh tokoh sastra pujangga baru bernama Armijn Pane.

Berbicara soal Hari Kartini, alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu kenapa selalu diperingati pada tanggal 21 April setiap tahunnya. Mengutip sumber dari Tribunnews, Hari Kartini ditetapkan pertama kali saat Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini karena bertepatan dengan tanggal lahir RA. Kartini.

Lantas di era sekarang ini, apa makna emansipasi para Hari Kartini bagi para perempuan generasi millenial? Apakah peringatan hari Kartini saat ini masih seperti dulu. Sebatas memakai busana tradisional jawa ala-ala ibu Kartini?

Lantas di era sekarang ini, apa makna emansipasi para Hari Kartini bagi para perempuan generasi millenial? Apakah peringatan hari Kartini saat ini masih seperti dulu. Sebatas memakai busana tradisional jawa ala-ala ibu Kartini? Mungkin dengan kemudahan akses internet dan teknologi, perempuan di era generasi millenial seharusnya bisa semakin bebas berkarya. Jika ingin meneladani RA. Kartini hanya sekedar mengikuti tampilan fisiknya saja tanpa diberikan edukasi tentang sejarah siapa RA. Kartini dan bagaimana implementasinya dalam kehidupan, menurut pendapat saya sih sangat sayang jika sebatas itu saja.

Sesungguhnya makna emansipasi yang pernah diperjuangkan oleh RA. Kartini tidak sekedar sesederhana itu. Perempuan millenial mampu mengaplikasikan dengan cara menerapkan nilai-nilai emansipasi di era modern ini secara luas. Mereka bisa ikut serta memerangi kebodohan lewat pendidikan tinggi, bergerak di bidang sosial – perekonomian melalui, lebih-lebih bisa menjadi pemimpin atau menempati posisi strategis sebuah lembaga sehingga berperan dalam pengambil keputusan atau kebijakan yang berkenaan dengan nilai-nilai pemikiran RA. Kartini.

Di lain sisi hasil pengamatan saya belakangan ini. Khususnya bagi para perempuan pegiat media sosial, di era digital menjadikan perempuan millenial bisa lantang meminta keadilan salah satunya adalah menentang praktik poligami, menjadi aktivis gender dan gencar menuntut kesetaraan melalui dukungan gerakan yang berbau feminimisme. Mereka mengambil alih peran dengan mengisi konten mengenai isu-isu tersebut.

Bila diperlukan saya boleh usul kepada perempuan millenial untuk mengundang para pakar di Indonesia seperti Prof. Mufidah Ch., Prof. Musdah Mulia, Dr. Nur Rofi’ah, atau tokoh-tokoh gender lainnya. Forum kajian dan diskusi ini nantinya bertujuan agar dapat dijadikan sebagai wawasan dan tentu arahan sebenarnya apa makna emansipasi yang dulu digaungkan oleh RA. Kartini, serta mendorong semangat para perempuan millenial dalam memperjuangkan hak-hak perempuan serta mendapat kesetaraan terhadap laki-laki (kaum maskulin).

Sebagaimana dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 35 dan QS. An-Nahl ayat 97, diketahui bahwa Agama Islam juga memiliki pandangan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Bahkan sebagaian ayat maupun hadits sangat meninggikan derajat perempuan. Karena banyak hal yang dimiliki perempuan secara sunnatullah tidak bisa dilakukan oleh seorang laki-laki. Seperti menstruasi, hamil, menyusui, dan keistemewaan perempuan lainya.

Melalui tulisan ini, penulis ingin mengucapkan Selamat Hari Kartini 2020. Semoga para perempuan jaman sekarang bisa berperan sebagaimana mestinya seorang perempuan. Menjadi calon generasi ibu dan pemimpian perempuan yang hebat di masa yang akan datang. Karena perempuan ibarat tiang keluarga, negara, bahkan agama. Ketiganya dapat kokoh dan kuat diakibatkan oleh perempuan yang baik. Pun jika sebaliknya, maka baik itu sebuah tatanan keluarga, peradaban negara, maupun ajaran agama akan hancur seketika.

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.