“Jajanan Sembarangan”, Sebuah Telaah Psikologis

325
SHARES
2.5k
VIEWS

Sebagian masyarakat masih saja merasa cita rasa kuliner yang ada di desa adalah tempat yang aman dari segi kesehatan. Sementara makanan berpengawet, penyedap sintesis, zat pewarna dan makanan kurang bergizi nampaknya masih dilekatkan pada pola konsumsi orang kota. Tidak banyak yang menyadari bahwa trend makanan saat ini sudah bergeser. Sarana kesehatan yang lengkap  sedikit demi sedikit mendorong penduduk kota mulai sadar pola diet sehat, sementara di desa minimnya informasi  menggelincirkan mereka sembrono dalam mengkonsumsi makanan. Dampak dari produk makanan yang  minim nutrisi antara lain adalah gangguan mood, menghambat kecerdasan dan pertumbuhan anak.

KampusDesa–Berbagai akifitas  ekonomi, pendidikan dan pariwisata antara si Desa dan Si Kota menjadi pintu percontohan antara kedua belah pihak. Polanya sedikit berbalik arah, dengan tunjangan keilmuwan, sebagian masyarakat kota meniru pola makan orang desa yang terkenal sederhana dan sehat. Sementara itu, dengan latar belakang pengetahuan yang rendah membuat masyarakat desa latah, ikut-ikutan tanpa tahu resiko dari kreasi produk pangan buatan yang berasal dari Kota.

RelatedPosts

Pintarnya ide digital marketing saat ini  seakan mengesampingkan etika kesehatan. Gaya eye catching kemasan ditambah iklan yang menawan adalah hal yang lebih diprioritaskan bahkan kerap kali dainggap sebagai prestasi out of the box daripada qualitas gizi produk yang mereka tawarkan.

Varian rasa adalah inovasi zat aditif yang populer saat ini, bukan saja keindahan warna dan kelezatan yang menggoda, namun citra makanan modern yang kece menjadi motivasi konsumen  untuk memuaskan nafsunya. Pintarnya ide Digital marketing  seakan mengesampingkan etika kesehatan. Gaya eye catching kemasan ditambah iklan yang menawan adalah hal yang lebih diprioritaskan bahakn kerap kali dainggap sebagai prestasi out of the box daripada qualitas gizi produk yang mereka tawarkan.”

Bisa dibilang Sekolah dasar hingga perguruan tinggi adalah tempat yang disasar, dari pentol cilok, es sari manis, gorengan dan street food lainnya. Karena target pasar adalah mereka, maka harga ditekan semurah mungkin supaya laris manis. Disinilah permainan dimulai, siasat untuk memproduksi makanan yang enak tapi murah memutar akal akalan pedagang menggunakan cara yang beresiko, yaitu mengoplos bumbu masakan dengan zat aditif  (micin) secara berlebihan.

Para ahli kesehatan sering mengingatkan akan bahaya zat aditif jika dikonsumsi berkelanjutan. Sebut saja pemanis, pewarna, sirup buatan, pengawet (natrium nitrit) ,zat asam, soda (natrium benzoat) semua jenis zat sintesis tersebut dikonfirmasi dapat meningkatkan potensi Kanker, stroke dan diabetes. Ada banyak lagi jenis zat aditif yang belum disebutkan, rasanya semua produk minuman dan makanan cepat saji yang tersedia saat ini tak mungkin tidak mengandung komponen  tersebut, seperti mie instan, sarden, sosis, minuman energy dan sebagainya.

Lemak trans atau bisa disebut dengan minyak sayur sangat beresiko meningkatkan kolestrol jahat, plak kotoran menghambat saluran darah berimplikasi pada serangan jantung yang terkenal mematikan. Lemak trans dapat di temui dalam biskuit, pop corn dan segala macam makanan yang melalui tahap penggorengan. Minyak curah adalah hal yang mengerikan, mayoritas masyarakat menengah ke bawah, penjual lalapan terlebih lagi tukang gorengan acuh tak acuh dan tak punya pilihan lain selain  menggunakan minyak goreng berulang ulang demi mematangkan hidangan mereka sembari menghemat pengeluaran.

Lantas apa dampak produk pangan yang tidak sehat pada sisi psikologis seseorang?

Akal yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat, mau di balik pun hasilnya tetap sama. Fisik dan Psikis (segala hal yang berkaitan dengan emosi dan kognitif) adalah satu kesatuan yang saling menguatkan dan makanan merupakan salah satu faktor penting di dalamnya.

Ada tiga komponen kajian dalam psikologi yaitu psikomotorik, afektif dan kognitif, jika ketiganya tidak bermasalah maka bisa dipastikan individu dalam keadaan normal. Normal adalah titik kewajaran individu, jika salah satu aspek tersebut mengalami gangguan, peningkatan atau penurunan maka sangat mungkin bagian yang lain akan menerima dampaknya, saat itulah gangguan psikologis akan muncul. Akal yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat, mau di balik pun hasilnya tetap sama. Fisik dan psikis (segala hal yang berkaitan dengan emosi dan kognitif) adalah satu kesatuan yang saling berkaitan bahkan menguatkan dan makanan merupakan faktor penting di dalamnya.

Normal adalah titik kewajaran individu, Jika salah satu aspek tersebut mengalami gangguan , peningkatan atau penurunan maka sangat mungkin bagian yang lain akan menerima dampaknya, saat itulah gangguan psikologis akan muncul.

Gangguan Mood

Di dalam otak manusia terdapat neuron yang berfungsi untuk mengatur rasa senang, nyaman dan persepsi visual, neuron tersebut dinamakan serotonin. Untuk menjalankan perannya serotonin memiliki reseptor dimana 90% terletak pada usus atau sistem pencernaan manusia. Sehingga nutrisi yang diserap tubuh akan berdampak pada pengaturan mood.

Extrak makanan, makanan yang diawetkan, pewarna buatan dan penyedap rasa dapat mengakibatkan disfungsi pada microba yang terdapat dalam usus, ketidak seimbangan microba inilah yang memicu penyakit dan mengganggu kinerja reseptor serotonin yang kami jelaskan sebelumnya sebagai pengatur perasaan emosi individu. Anak rewel hilang nafsu makan bisa jadi akibat terlalu sering jajan. Bahkan kebiasaan mahasiswa terutama mahasiswi lebih suka ngemil makanan ringan yang notabenenya kurang bergizi membuat mereka sering melewatkan jatah sarapan atau makan malam.

Menghambat kecerdasan dan pertumbuhan anak

Makanan siap saji memang sangat menghemat waktu, selain rasanya sedap sangat mudah untuk mendapatkannya seperti pizaa, minuman ringan dan biskuit kering. Sebenarnya jenis makanan tersebut selain mengandung pemanis juga mensuplai kalori terlalu banyak bagi tubuh padahal kadar nutrisinya sangat rendah sekali.

Dalam usia pertumbuhan, anak anak memerlukan nutrisi yang cukup untuk perkembangan otak dan kecerdasannya. Anak yang tidak mendapatkan cukup asupan nutrisi akan mudah mengalami gangguan konsentrasi, lamban dalam mengingat, mudah lesu dan mudah mengantuk. Maka kebiasan makan seadanya, makan senemunya sering dijadikan landasan hidup ibu rumah tangga perlu di koreksi, kesederhanaan dalam pola makan seharusnya bisa memilah kebutuhan secara selektif bukan malah mengorbankan hak gizi anak dengan menyepelekan kaldu buatan.

Maka kebiasan makan seadanya, makan senemunya sering dijadikan landasan hidup ibu rumah tangga perlu di koreksi, kesederhanaan dalam pola makan seharusnya bisa memilah kebutuhan secara selektif bukan malah mengorbankan hak gizi anak dengan menyepelekan kaldu buatan.

Di era industri 4.0 saat ini, mustahil produk sintesis untuk dilarang, sebab zat aditif juga memiliki fungsi sebagai bahan pengganti. Baik penduuk Kota maupun Desa alangkah lebih bijak untuk mengurangi penggunaan produk pangan tersebut guna mengontrol kesehatan keluarga. Maka ibu  dan ayah bisa menyiasati dengan mengganti uang jajan anak dengan membawakan bekal dari rumah, jika ibu di rumah jago memasak dengan kaldu sintesis yang minim bahkan nol persen hal tersebut akan menjadi cara yang jitu untuk mengurangi pola konsumtif anggota keluarga terhadap produk pangan yang tidak jelas rimbanya.

Editor : Faatihatul Ghaybiyyah

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.