HSAM : Orang dengan Ingatan yang Super

328
SHARES
2.5k
VIEWS

Pernah bermimpi mempunyai ingatan yang luar biasa sehingga kalau ujian sekolah tidak perlu belajar. Sekali membaca langsung tancap di otak dan bertahan dengan sangat lama. Memiliki memori yang hebat seperti itu akan menyenangkan bukan ? Mudah mengingat kejadian yang cukup lama. Tapi, jikalau luka lama kita terus terngiang sedetil-detilnya, apa jadinya ya orang itu ? Dalam istilah neurologis, itu disebut dengan HSAM atau highly superior autobiographical memory

Derita abadi, bagi orang dengan super memori

RelatedPosts

“………but she was such a bossy-know-it-all that they saw this as ended bonus” ucap Becky ketika diminta untuk melanjutkan potongan paragraf sebuah novel tanpa melihat dalam acara acara Good Morning Britain yang disiarkan oleh ITV. Sebelumnya, Presenter Good Morning Britain memberikan Becky sebuah kuis untuk melengkapi potongan paragraf dari Novel Harry Potter The Philosopher’s Stone. Becky mengaku bahwa ia mampu mengingat seluruh isi Novel karangan J.K Rowling itu dengan baik. Bukan hanya mengingat alur cerita saja tentunya. Tapi Becky dapat mengingat isi novel tersebut paragraf per peragraf hingga kata per kata. Ketika selesai melengkapi paragraf tersebut, Becky lantas menyebutkan bahwa paragraf itu terdapat pada “Chapter 10 page 176”.

Tidak hanya novel Harry Potter yang terkenal itu, Becky  mengaku bahwa dirinya dapat mengingat pengalaman hidupnya bahkan ketika uasianya masih sangat belia. Ia menyebutkan bahwa ingatannya dapat ditarik kembali hingga pada peristiwa yang dialaminya ketika masih berumur 12 hari. Sebelum acara berakhir, presenter Good Morning Britain menyebut Becky sebagai “the memory bank for the family”.

Rebecca Sharrock (nama lengkap dari Becky), adalah seorang wanita berkebangsaan Australia yang berusia sekitar 27 tahun. Ia memiliki kemampuan untuk mengingat segala sesuatu yang telah terjadi. Tidak seperti kita yang hanya mempu mengingat segelintir saja kenangan di masa lalu, ia mengingat setiap detil kejadian yang terjadi pada hari, bulan, ataupun tanggal yang sama. Kemampuannya dalam mengingat setiap kejadian ini disadari pada usia 21 tahun ketika sedang menyaksikan sebuah acara TV. Menurutnya acara tersebut ditonton pada hari Minggu, 23 Januari 2011.

Selain Becky, ada Jill Price yang juga memiliki kemampuan ingatan super. Sebagaimana dikutip dari theguardian.com, Price lahir pada 30 desember 1965 di New York. Pada usia 11 tahun, Price pertama kali menyadari kemampuan mengingat yang dimilikinya. Dalam sebuah TV Show yang ditayangkan ABC, Price diberikan sebuah potongan film dan diminta untuk menebak (mengingat?) pada tahun berapa film itu tayang. Tanpa usaha yang berarti, Price dengan mudah menyebutkan bahwa film tersebut ditayangkan pada tahun 1975.

Hidup dengan ingatan yang tidak pernah hilang seperti hidup dalam dua sisi cermin. Sisi kiri adalah masa depan, dan sisi kanan adalah gulungan masa lalu yang terus berputar, dipicu oleh keadaan masa kini (Price)

Price seakan akan hidup dalam dua dunia. Dunia hari ini (present) yang dijalaninya, dan dunia masa lampau (past) yang terus terikat dalam ingatannya. Ia sendiri menyatakan bahwa hidup dengan ingatan yang tidak pernah hilang seperti hidup dalam dua sisi cermin. “Sisi kiri adalah masa depan, dan sisi kanan adalah gulungan masa lalu yang terus berputar, dipicu oleh keadaan masa kini”.

Lahir dengan kemampuan mengingat yang sangat bagus, bahkan bisa dibilang “ingatan super” seperti Backy dan Price mungkin akan menjadi sebuah keuntungan. Bayangkan, kita tidak perlu lagi mencari kunci motor yang baru saja kita taruh, tidak perlu lagi membawa catatan belanja ke pasar, tidak perlu repot-repot mengingat lirik lagu lama yang sudah jarang kita dengar dan tidak perlu mengingat-ingat nomor telepon gebetan yang baru kita kenal.

Kemampuan memori superior seperti yang dimiliki oleh Becky dan Price tidak membutuhkan latihan khusus. Berbeda dengan memory expert lain yang dapat menghafalkan sebuah tumpukan kartu acak karena latihan

Hal yang lebih menguntungkan lagi adalah sebuah fakta bahwa kemampuan memori superior seperti yang dimiliki oleh Becky dan Price tidak membutuhkan latihan khusus. Berbeda dengan memory expert lain yang dapat menghafalkan sebuah tumpukan kartu acak karena latihan, Becky dan Price mengakui bahwa tidak ada resep rahasia dari kemampuan yang mereka miliki. Beberapa teman Price bahkan mengatakan bahwa kemampuan itu adalah sebuah anugerah.

Belum banyak publikasi ilmiah tentang memori superior seperti Becky dan Price pada awal abad 20. Penelitian pertama tentang memori superior ini dipicu oleh datangnya sebuah surel pada hari Kamis, 8 Juni tahun 2000. Isi surel tersebut bercerita tentang kehidupan seseorang yang memiliki kemampuan memori superior. Di akhir surat, pengirimnya menulis bahwa kemampuan mengingat yang dimilikinya “dianggap oleh sebagian orang sebagai mukjizat, namun saya sendiri menganggapnya sebagai beban…. Itu membuat saya gila.”


Surat elektronik tersebut datang dari Jill Price dan ditujukan untuk McGaugh. Nama terakhir merupakan direktur dari UC Irvin Center for Neurobiology of Learning and Memory pada saat surel dari Price tersebut diterimanya. Seperti yang diakui dalam surel yang dikirimnya, Jill Price berusia 34 tahun ketika pesan itu dikirimnya.

Price menceritakan tentang ingatan supernya dalam surat yang dikirim pada McGaugh. Dalam surat tersebut juga, ia menyatakan bahwa “…kapanpun saya melihat sebuah tanggal di televisi (atau di tempat lain) secara otomatis, saya kembali pada hari yang sama dan mengingat di mana saya ketika itu, apa yang saya lakukan, bagaimana rasanya hari itu, terus, terus dan terus. Tidak terhentikan, tidak dapat dikendalikan dan itu sungguh melelahkan”

Sebagaimana yang dituliskan dari theguardian.com,  McGaugh dan Price akhirnya bertemu pada 24 Juni 2000. Pertemuan itulah yang akhirnya memantik sebuah studi saintifik untuk masalah memori seperti yang dihadapi oleh Price dan Becky. Jill Price menjadi orang pertama yang didiagnosa memiliki highly superior autobiographical memory atau biasanya disingkat sebagai HSAM. Dan Selama tahun 2017, terdapat setidaknya hanya 80 orang yang diketahui memiliki HSAM.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, Price merupakan orang pertama yang didiagnosa memiliki HSAM, ia juga merupakan subjek penelitian pertama dalam kajian HSAM ini. Bersama McGaugh sebagai peneliti, studi saintifik tersebut diabadikan dalam sebuah research paper berjudul A Case of Unusual Autobiographical Remembering pada tahun 2006.

Selain disebut HSAM atau highly superior autobiographical memory, kemampuan mengingat superior ini juga disebut oleh McGaugh sebagai Hyperthymesia dalam makalah penelitiannya. Istilah Hyperthymesia diambil dari sebuah kata Yunani kuno yang berarti hyper- (“berlebihan”) dan thymesis (“mengingat”). Namun, menurut keterangan dalam sebuah artikel yang berjudul total recall : the people who never forget dari theguardian.com, McGaugh menyatakn bahwa “Itu adalah ide yang buruk, karena ketika Anda menamakannya dengan cara itu (Hyperthymesia), kedengarannya seolah-olah Anda mengetahu apa itu.” Sedangkan, memang apa yang dimiliki oleh McGaugh dan kolega penelitinya adalah sebuah data yang masih sangat dasar dan masih belum ada pemahaman yang jelas dari mekanisme memori yang dimiliki oleh Price.

HSAM adalah keadaan di mana seseorang memiliki kemampuan untuk mengingat peristiwa dari masa lalu pribadi mereka, termasuk hari dan tanggal di mana kejadian pada masa lalu terjadi, dengan akurasi yang sangat tinggi.

Mengenai definisi HSAM sendiri, Aurora K.R. LePort dari Center for the Neurobiology of Learning and Memory, Department of Neurobiology and Behavior, University of California Irvine dalam sebuah paper penelitiannya pada tahun 2016 menyatakan bahwa HSAM adalah keadaan di mana seseorang memiliki kemampuan untuk mengingat peristiwa dari masa lalu pribadi mereka, termasuk hari dan tanggal di mana kejadian pada masa lalu terjadi, dengan akurasi yang sangat tinggi.

Setali tiga uang dengan LePort, McGaugh dalam makalah penelitiannya menyatakan bahwa memory yang dimiliki oleh Price bersifat sangat personal. Hal-hal yang diingat oleh Price bergantung pada kesehariannya, pada ketertarikan yang dimilikinya, terkait erat dengan tanggal pengalaman pribadinya dan tak terkendali.

Setelah makalah yang membahas tentang kemampuan mengingat superior yang dimiliki Price dipublikasikan oleh McGaugh dan koleganya, banyak surel masuk ke kantor McGaugh dan menyatakan bahwa mereka bukanlah ilmuan pertama yang berhadapan dengan kondisi ingatan superior seperti yang dimiliki Price. Terdapat beberapa makalah sebelumnya telah membahas kasus yang sama seperti pada kasus Price. Sebagai contoh, makalah yang diterbitkan pada tahun 1871 dengan judul Remarkable Cases of Memory.

Walau terdapat makalah yang lebih dulu dipublikasikan sebelum studi yang dilakukan McGaugh, namun baru setelah kasus Price lah, orang-orang dengan kemampuan memori superior ini mulai diketahui. Masih dari theguardian.com, orang kedua, ketiga dan keempat yang didiagnosa memiliki HSAM adalah Brad Williams, Rick Baron, dan Bob Patrella. Nama-nama tersebut mulai menghubungi kantor McGaugh setelah membaca makalahnya dan mengetahui bahwa mereka bukan satu-satunya orang yang memiliki ingatan superior.


Sebagai seorang manusia, wajar jika kita ingin memiliki ingatan yang baik dalam berbagai hal. Bayangkan saja, kita tidak perlu mengurangi jam tidur untuk sekedar menulis di buku diary setiap malam, atau mencatat perjalanan hidup kita dalam blog. Kapanpun kita mau, dan asalkan ada tanggal sebagai pemantik, kita dapat mengingat semua peristiwa yang kita mau. Kita tidak perlu pusing mengingat jika nantinya ada orang yang bertanya “apa yang kamu lakukan tanggal 20 Januari 2001?”. Sungguh, tanpa melihat kalender, saya bahkan tidak tahu jatuh pada hari apa tanggal 20 januari 2001.

Bahkan, saya sendiri ingin sekali memiliki kemampuan seperti Jill Price atau Becky. Namun hal itu saya urungkan. Mengapa? Silahkan lanjut membaca.

Seperti sebuah pedang bermata dua, selain memiliki keuntungan untuk menebas lawan, pedang itu juga sangat beresiko tinggi melukai tubuh kita sendiri. Keuntungan dari memiliki kemampuan mengingat segala peristiwa yang terjadi dalam hidup pun begitu, ia juga sangat beresiko membuat kita jatuh pada keadaan-keadaan depresi atas terjadinya peristiwa buruk yang tidak bisa dilupakan.

Dalam ilmu psikologi dan ilmu psikiatri, memori dinyatakan sangat bergantung pada kesan terhadap sebuah peristiwa dan, emosi memainkan peran penting dalam mengingat. Beberapa peristiwa yang menyebabkan munculnya emosi-emosi positif dapat dengan mudah kita ingat jelas, begitu juga peristiwa yang melibatkan emosi negatif. Beberapa kondisi emosi negatif yang mempengaruhi memori bahkan dibahas secara khusus dalam dua bidang keilmuan yang telah disebutkan. Diantara kondisi emosi-emosi negatif yang mempengaruhi memori, terdapat sebuah pembahasan khusus dengan tema traumatic memory.

Ingatan-ingatan traumatis atau traumatic memory tidak serta merta muncul sendiri tanpa sebab. Dalam beberapa kasus, traumatic memory sering dipicu oleh kondisi-kondisi seperti stres, depresi, dan kecemasan yang berkepanjangan. Traumatic memory juga muncul dari gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Seseorang yang memiliki PTSD akan selalu terbayang-bayang sebuah kejadian traumatis yang menimpanya. Secara tidak langsung, orang dengan PTSD (post-traumatic stress disorder) akan memiliki ingatan traumatis. Danny G. Kaloupek, dalam artikel jurnal yang berjudul Treatment for traumatic memories : review and recommendations secara spesifik menyebutkan beberapa peristiwa yang berpotensi memicu munculnya PTSD, seperti kekerasan fisik dan seksual semaca kecil, pemerkosaan, peperangan militer, dan bencana alam.

Secara umum, Danny menjelaskan bahwa seseorang yang mengalami, menyaksikan, atau dihadapkan dengan ancaman kematian dan serangan fisik serius yang memunculkan respon takut, ketidakberdayaan dan kengerian, dapat beresiko besar mengalami PTSD. Tentunya, untuk mengetahui lebih lanjut apakah seseorang mengalami PTSD atau tidak, harus ditegakkan diagnosa menggunakan kitab panduan seperti DSM.

Tidak heran jika Price yang didiagnosa sebagai HSAM, dalam suratnya menyatakan bahwa kemampuan ingatannya adalah sebuah beban yang melelahkan

Dalam kasus Price yang memiliki kemampuan superior, sebuah peristiwa yang melibatkan emosi negatif akan menjadi sangat menganggu karena tentu saja tidak bisa dilupakan. Dengan mengikuti teori stimulus respon dari penganut paham behavior, jika terdapat satu saja stimulus atau pemantik (contoh, tanggal yang muncul pada layar HP, suara teriakan, dlsbg) yang memancing ingatan kembali pada peristiwa tidak menyenangkan, maka akan muncul dampak-dampak traumatis sebagai respon. Mungkin dari situ lah, tidak heran jika Price yang didiagnosa sebagai HSAM, dalam suratnya menyatakan bahwa kemampuan ingatannya adalah sebuah beban yang melelahkan.

Berdasarkan hasil penelusuran saya di beberapa portal jurnal baik internasional maupun nasional, telah mengantarkan pada beberapa publikasi untuk meredakan atau mengatasi PTSD. Namun, belum saya temukan apakah terdapat suatu terapi atau cara untuk mengatasi HSAM. Tentu, kita bisa melawan atau meredakan PTSD dengan terapi psikologis yang banyak digunakan namun, bagaimana jika orang yang didiagnosa mengalami PTSD adalah seseorang yang juga didiagnosa atau memiliki memori otobiografis super (HSAM) seperti yang dialami Jill Price? Hal ini tentu saja bukan masalah sebuah keefektifan suatu terapi, tapi lebih kepada bagaiamana memahami sebuah proses memori hingga membentuk sebuah mekanisme ingatan seperti HSAM.

Hal inilah yang menciutkan niat saya untuk berangan-angan memiliki memori superior seperti yang dimiliki Price dan Becky, saya juga ingin move on dari peristiwa-peristiwa traumatis masa lalu. Karena tidak semua hal harus kita ingat.

Melly Santoso, Junior librarian internship dan mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim yang menyukai dunia meneliti dan tulis

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.