Gerakan Pendidikan yang Memanusiakan ; Yuk Bikin Resolusi 2018 dengan Menulis Buku

325
SHARES
2.5k
VIEWS

Bapak/Ibu Sekalian, Konvensi Pendidikan V yang sudah terselenggara pada Sabtu, 30 Desember 2017 di Gedung DPRD Kabupaten Pasuruan adalah barometer giat memperluas perubahan pendidikan yang memanusiakan. Para pelaku pendidikan berkumpul untuk saling mengupayakan secara mandiri, tanpa tetek bengek membuat proposal di sana sini atau menunggu anggaran pemerintah, adalah tidak lain bertujuan membangun peluasan praktik-praktik pendidikan yang memanusiakan. Kegiatan ini adalah gawe dari Ojo Leren Dadi Wong Apik (OLDWA).

Kemeriahan Partisipan Konvensi Pendidikan V di Gedung DPRD Pasuruan

RelatedPosts

Di antara yang hadir ada Sekolah Dolan. Sekolah yang desainnya dirancang memfasilitasi anak-anak dan orang tua yang ingin berkembang di luar sekolah formal. Anak bisa merancang tujuan belajarnya bersama orang tua. Mereka difasilitasi membangun capaian pembelajarannya berdasarkan keinginannya sendiri. Orang tua terlibat dalam membantu merencanakan proses belajarnya. Anak dan orang tualah pemilik kurikulum. Sekolah Dolan memfasilitasi dan mengapresiasi hasil belajarnya.

Menariknya, setiap ujian semester, siswa di Sekolah Dolan diberikan kesempatan untuk mempresentasikan produk hasil belajarnya. Cukup bervariasi karena mereka belajar dari keinginan mereka sendiri dan berkarya dari apa yang mereka punyai (potensi diri) tentunya dibantu oleh orang tua. Artinya, sukses dan tidaknya ada belajar sangat ditentukan juga oleh peran orang tua dalam memberikan dukungan belajar anak sehingga anak mampu menapaki tahap-tahap belajar yang sesuai dengan potensi dan kondisi yang dialaminya. Ini yang dilakukan oleh Lukman Hakim, seorang pemilik Sekolah Dolan di Malang.

Ada juga PAUD Bocah An-Nafi’ Malang yang sudah mengapresiasi anak-anaknya dengan keunggulannya masing-masing. Penilaian anak tidak lagi seragam karena kalau sama maka akan mendiskriminasi satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, setiap keunggulan anak harus diapresiasi. Potensi anak tidak harus diseragamkan tetapi keragaman potensi diapresiasi dan diberi penghargaan satu-satu. Setiap anak di akhir semester atau wisuda PAUD, setiap anak adalah juara. An-Nafi datang dengan rombongan ustadzahnya.

Nah, ada yang berbagi buku gratis. Buku Menejemen Najmah, seorang Kepala MTs NU Pakis Malang yang berhasil mendobrak kemandekan madrasah hingga mendapat predikat Akreditasi A. Perubahan madrasah akhirnya terpulang pada revolusi manajemen madrasah itu sendiri. Ada juga display saling berbagi inspirasi dan bisa konsultasi gratis. Pokoknya seluruh inspirasi dari berbagai pengalaman pelaku pendidikan ditumpah ruahkan di Konvensi Pendidikan V adalah provokator yang bergerak untuk sebuah visi pendidikan yang memanusiakan.

“Mereka yang hadir dari tingkat Pusat, Pemerintah daerah, motivator, provokator hingga pendamping belajar dipelosok desa. Mereka bersepakat akan berbuat dan aksi nyata di daerahnya masing masing karena kami yakin saat sudah pulang kembalibke daerahnya, segudang Impian dan Ide berbagi sudah menunggu untuk di aplikasikan,” tutur Lukman Hakim, pemilik Sekolah Dolan.

Ohya kawan-kawan, ide dan aksi yang sudah dilakukan tersebut telah terdokumentasikan dalam bentuk buku YANG SUDAH KAMI LAYOUT sampai 90an halaman. Nah, ditimbang-timbang, buku ini belum dicetak resmi, tetapi hanya sampel saja untuk acara kemarin. Ternyata, setelah buku ini dibaca oleh beberapa orang,

“Diputuskan untuk kembali dibuka bagi PENULIS yang mempunyai ide dan pengalaman nyata di seputar PENDIDIKAN yang memanusiakan, kami undang sebagai penulis agar pengalaman praktis tersebut bisa disebar ke seantero negeri, selambat-lambatnya pada pertengahan Januari, karena 30 Januari 2018 diusahakan sudah tercetak.

BUKU INI SUDAH BER-ISBN lo…. jadi memang tinggal nyetak saja.

Mari, bagi yang ingin menyumbangkan tulisan, silahkan konsultasi dan/atau kirim tulisan ke orang hebat berikut ;

Najmah Katsir     : +62 856-4978-6707 (WAon)
Alfin Mustikawan : +62 858-5656-9150 (WAon)

Bersama Ojo Leren Dadi Wong Apik, kampusdesa.or.id memacu tumbuhnya inspirasi pelaku pendidikan untuk melakukan perubahan menuju pendidikan yang memanusiakan, tanpa berpangku tangan menunggu keajaiban pemerintah. Di gedung DPRD Kabupaten Pasuruan inilah, gebrakan ini terus dilanjutkan.

Mohammad Mahpur

Mohammad Mahpur

Ilmuan Psikologi Sosial, Peace Activist and Gusdurian Advisor, Writer, Pemberdaya Masyarakat dan Komunitas. Founder Kampus Desa Indonesia. Memberikan beberapa pelatihan gender, moderasi beragama, dan metodologi penelitian kualitatif, khusus pendekatan PAR

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.