Fotografer Cilik Kaka, Viral Lewat TikTok Unggahan Kartini Millenial

325
SHARES
2.5k
VIEWS

Seorang fotografer cilik viral di TikTok beberapa hari ini. Anak yang duduk di bangku kelas enam sekolah dasar tersebut berusaha menghidupi dirinya menjadi penyedia jasa layanan fotografi bagi wisatawan di seputaran Kota Lama Semarang. Seolah ini jasa yang mustahil karena setiap orang sudah bisa swafoto tanpa bantuan jasa fotografi. Tapi, si anak ini seperti tak menghiraukan kenyataan tersebut. Dia menembus batas dan membuktikan jasa fotografi tersebut membuahkan nominal puluhan ribu untuk satu konsumen. Unggahan seorang kartini millennial menjadi keberuntungannya begitu singkat.

KAMPUSDESA.OR.ID–Semarang, 21 Maret 2021. Sambil menunggu jadwal keberangkatan KAI stasiun Poncol, usai bertugas sebagai narasumber kegiatan Direktorat PMPK (Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus) Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, saya bersilaturahim ke rumah sahabat SMP saya. Ia sekeluarga sekarang menjadi warga Semarang. Saya diajak ke Kota Lama sebelum bertandang ke rumahnya.

RelatedPosts

“Ibu kalau ingin background fotonya nampak lebih bagus, posisi Ibu di sini.”

Tiba-tiba seorang anak kecil mendekati kami berdua yang sedang asik mendokumentasikan moment kunjungan di Kota Lama Semarang. Siang menjelang sore kala itu kami sepakat habiskan untuk melihat destinasi wisata di Kota Lama.

“Eh, ayo fotoin kami ya!” Teman saya memintanya untuk membantu kami. Saya langsung paham, rupanya gaya dia mengarahkan posisi kami saat berfoto adalah cara dia menangkap calon konsumen.

“Benar-benar paham melihat peluang nih anak!” Batin saya kagum.

Anak kecil itu penampilannya rapi, walaupun agak lusuh, mungkin karena seharian di jalanan. Berbusana casual dan bersepatu. Tampak rapi, seolah menunjukkan dia paham bagaimana menata diri menghadapi para pengunjung Kota Lama.

Gaya dia memotret tampak kalau dia paham teknik fotografi. Saya lihat tekniknya dan hasil bidikannya, dia menggunakan teknik frog eye (hasil tampilan objek foto kelihatan lebih megah atau tinggi, atau langsing). Cara mengarahkan gaya pengguna jasanya kelihatan profesional dan menarik karena ia masih anak-anak, kelas 6 saat ini.

Saya jadi tertarik mengajaknya live streaming di facebook saat itu. Saya mewawancarainya. Dari tiap jawaban yang diberikan, dia dapat merepresentasikan sebagai anak cedas dan bijaksana.

“Saya dulu penjual koran. Saya lihat jasa moto lebih besar dari jualan koran.”  Ia bertutur ke saya sangat bangga dengan profesi yang sudah dijalani dua tahunan. Saya memujinya. Profesinya ini lebih baik dari umumnya anak-anak seusianya yang kebanyakan dilakukan, misalnya menjadi pengamen jalanan.

Viral TikTok dari Akun Kartini Millenial

Jombang, 22 Maret 2021. Setibanya pulang dari Semarang, saya unggah di sosial media karya fotografi Kaka, nama fotografer cilik ini. Saya unggah di instagram, di facebook, di TikTok, dan saya tulis artikel di Kompasiana. Video live streaming di facebook bersamanya saya unduh. Saya merasa wawancara dengan Kaka ini layak diketahui banyak pihak sebagai inspirasi dalam berkarya sejak usia anak-anak.

Di luar dugaan, pengguna TikTok banyak mengapresiasi unggahan saya ini. Terhitung empat hari sejak unggahan tersebut tayang di TikTok, video yang berkonten wawancara saya dengan Kaka mendapat lebih dari 43.000 suka, diputar lebih dari 433.000 kali, dan dibagikan sebanyak 669 kali.

Dampak dari respon warganet ini, video tersebut banyak menjadi rujukan bagi awak media online untuk menulis berita. Saya mendapat kabar postingan video saya di Tiktok viral dari teman dan saudara saya. Saya cek memang banyak media online yang mengabarkan.

Pagi, 28 Maret 2021, saya dapat kiriman link instagram wali kota Semarang. Pak Wali Kota dalam akun instagramnya sedang mencari keberadaan Kaka. Siangnya, ada nomer tak dikenal mengirim pesan kepada saya. Ia memperkenalkan diri sebagai tim kreatifnya Brownis. Brownis adalah salah satu acara TV milik Trans TV. Selain Bapak wali kota Semarang yang memperhatikan, ada dermawan yang siap kirim kamera, yaitu Fujishopid dan akun Natashasie.

Pada hari itu, Sejak pagi sampai malam saya mendapat DM (Direct Message) dari profesional bidang fotografi. Asumsi saya, kemampuan Kaka di bidang fotografi akan diberdayakan dengan baik dan bertanggungjawab. Mereka antara lain akunnya bernama RinditaSoetikono, seorang creative diretor. Akun instagram lainnya Maximilian Jhon, seorang fotografer.

Jombang, 29 Maret 2021. Pagi hari saya ditelepon teman SMP saya yang di Semarang. Ia mengabarkan bahwa Kaka sekeluarga akan menghadap Wali Kota Semarang. Malam sebelumnya, saya dikabari Kaka kalau ia baru saja menerima telepon dari staf wali kota. Ia diminta datang ke balai kota keeseokan harinya.

Pada siang hari, teman SMP saya menelpon lagi. Ia mengabarkan kalau Kaka sejak dari rumah hingga balai kota Semarang sudah dikerumuni wartawan.  Mereka rupanya meliput kehidupan Kaka dan agendanya bertemu wali kota.

Sekitaran jam 17.00 akun Tiktok saya menerima notifikasi. Akun wali kota Semarang menyebut akun #TikTok saya yang saya namai GuruCerdas. Dari konten video TikTok Pak wali kota, saya menyaksikan Kaka dan keluarga mendapat perlakuan baik dari beliau. Kaka pun sempat memotret beliau dengan beberapa pose arahannya. Dari video TikTok Pak wali kota ini, saya juga melihat Kaka dan orang tuanya menerima sejumlah uang. Ia juga dijanjikan diberi gawai oleh beliau. Info dari teman SMP saya, usai bertemu Wali Kota, ia dan keluarganya bertolak menuju studio TransTV.

Berkali-kali saya mengucap syukur melihat perubahan hidup Kaka secepat itu berkat kecepatan sosial media dan warganet memublikasikannya. Tak ada yang tak mungkin jika Allah SWT telah menakdirkan akan terwujud. Seorang anak tukang sapu jalanan, rumahnya juga tak layak huni, tiba-tiba terkenal karena passionnya saya publikasikan di akun sosial media saya. Tanpa keluar rumah, tanpa ke luar kota, tanpa mengeluarkan energi besar, perjuangan saya selama kurang dari seminggu ditampakkan hasilnya oleh Allah SWT.

Dalam perjuangan saya di sosial media ini, tentu saja saya bekerjasama dengan teman SMP saya yang ada di Semarang. Ia banyak berperan dalam mendampingi Kaka dan keluarganya menjumpai Pak Wali Kota. Ia juga sebagai model dalam video saya yang viral tersebut.

Menjumpai Kaka dengan aktivitas ekonominya mengingatkan saya akan tugas saya untuk mempresentasikan materi Perempuan dan Kewirausahaan di Era Pandemi dalam Bimtek Penyelenggara Program Pendidikan dan Pemberdayaan Perempuan di Semarang tersebut.

Anak dan perempuan sering menjadi fokus program pembangunan manusia dan kebudayaan. Saya tertarik dan merasa terpanggil menjadikan passion Kaka berkembang dan diterima secara proporsional.

Tanpa turun jalan, saya membuktikan, bahwa manusia bisa tetap berjuang untuk kepentingan orang lain, yaitu melalui sosial media. Secara garis besar ada tiga hal yang menarik pada perfoma Kaka sebagai fotografer di destinasi wisata di Semarang. Antara lain

Cara dia bekerja yang didasari dengan pengetahuan bidang fotografi.
Caranya menangkap peluang usaha.
Penampilannya (kostum/ busana) yang mengesankan makna bahwa ia tahu sedang berhadapan dengan para tamu di destinasi wisata Semarang.

Arsip Terpilih

Related Posts

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.